Beliau adalah Abu Muhammad Sa’id ibn al-Musayyib al-Qurosy. Beliau adalah seorang ulama fiqh penduduk Madinah, ahli fiqih dan mufti serta sebagai pembesar para tabi’in di zamannya. Beliau dilahirkan dua tahun setelah kekhilafahan ‘Umar ibnu Khoththob [ranhu].
Sa’id ibn al-Musayyib [rahimahu] adalah seorang tabi’in yang paling tahu tentang halal haram, sholih dan juga cerdas dalam keilmuannya. Tidak heran kalau Abu Huroiroh [ranhu] mengangkatnya sebagai menantu. Setiap kali Abu Huroiroh [ranhu] bertemu dengan Sa’id [rahimahu], ia berkata, “Aku memohon kepada Alloh [swt] agar mengumpulkan kita di pasar surga.” Mungkin saja dari sinilah Sa’id [rahimahu] banyak meriwayatkan hadits dari Abu Huroiroh [rahimahu] disamping dari pembesar para sahabat seperti ‘Umar ibn Khoththob, Abu Bakar, ‘Utsman, ‘Ali, Sa’ad ibn Abi Waqqosh, ‘Aisyah, Ibnu ‘Abbas, Ummu Salamah, dan yang lainnya [ranhum].
Ibnu Qoyyim [rahimahu] dan para ulama tarikh lainnya menilai bahwa Sa’id adalah tabi’in yang sangat loyal terhadap ‘Umar dan semua ilmu serta fiqih hasil ijtihad ‘Umar dapat diambil dan dikuasai olehnya.
Salah satu bukti banyaknya hadits yang beliau riwayatkan dari ‘Umar [ranhu] adalah hadits tentang rajam. Diriwayatkan darinya, dia berkata: Aku mendengar ‘Umar berkata di atas mimbar: “Nanti sepeninggalku, aku prediksikan ada beberapa kaum yang mendustakan rajam dan berkata: ‘Rajam tidak ada dalam Kitabulloh.’ Sungguh seandainya boleh bagiku menambah al-Qur’an niscaya aku menulis di dalamnya. Rajam adalah benar, Rosululloh [saw], Abu Bakar dan aku sendiri pernah merajam.” (Hadits ini shohih sesuai dengan syarat Muslim)
Untuk menjelaskan luasnya wawasan dan ilmu pengetahuannya, cukuplah dengan sebuah kisah tentang Ibnu ‘Umar yang pernah bertanya kepadanya tentang satu keputusan yang telah dikeluarkan ayahnya ‘Umar , karena Sa’id adalah orang yang tahu tentang keputusan-keputusan yang telah diambil Abu Bakar ash-Shidik, ‘Umar, dan ‘Ustman [ranhum].
Karena keahlian, kecerdasan, amanah, kejujuran dan segudang akhlak baik lainnya, banyak ulama yang sezaman maupun setelahnya, memberikan sanjungan dan pujian kepada beliau.
Ibnu Hibban [rahimahu] berkata: “Beliau termasuk pemuka tâbi’in yang dikenal dengan kefakihan, kewaro’an, ‘ibadah dan berbagai keutamaan lainnya, beliau adalah orang yang paling faqih dari ahli Hijaz, paling pintar menta’birkan / menafsirkan mimpi, tidaklah adzan dikumandangkan selama empat puluh tahun kecuali Sa’id ibn al-Musayyib sudah berada di masjid.”
Dari Abu Ali ibn al-Husain [rahimahu], dia berkata, “Sa’id ibn al-Musayyib adalah orang yang paling luas wawasan keilmuannya tentang hadits dan perkataan para sahabat disamping itu dia juga orang yang paling mumpuni pendapatnya.”
Mutiara Kalimat Sa’id ibn al-Musayyib :
Dari ‘Ali ibn Zaid dari Sa’id ibn al-Musayyib beliau berkata: “Setan tidak akan berputus asa dari suatu hal kecuali dia akan datang melalui wanita.” Dan Sa’id berkata kepada kami ketika umur beliau delapan puluh empat tahun, sementara sebelah matanya sudah rusak dan kabur sebelahnya lagi, “Tidaklah ada sesuatu yang lebih aku takuti dari pada wanita.”
Sufyan ibn ‘Uyainah berkata: “Berkata Sa’id ibn al-Musayyib: ‘Sesungguhnya dunia itu hina, dan ada kecondongan kepada setiap kehinaan, dan yang paling hina darinya ialah orang yang mengambilnya tanpa haknya, dan mencarinya dengan tanpa jalan yang benar dan meletakkannya pada jalan selain jalannya’.”
Subahanalloh.., Semoga Alloh merahmati Sa’id ibn al-Musayyib. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada uswah kita Rosululloh [saw], keluarga dan para sahabatnya [ranhum]. Amin Ya Robbal Alamin. [rs]
(Red-HASMI/IH/Reno Saputra, S.Ud)