FLORIDA – (www.hasmi.org) | Bagi Zahrah Habibulla, kehidupan berjalan lancar-lancar saja di sekolah sampai suatu saat dia memutuskan untuk mengenakan jilbab Islam 14 Desember lalu, keputusannya itu telah memulai episode baru berupa serangan verbal dan fisik dari rekan-rekannya.
“Aku telah diganggu di sekolah,” Zahrah Habibulla, seorang siswa berumur 14 tahun di Polk County School District, mengatakan kepada WESH TV pada hari Selasa, tanggal 4 Februari.
“Aku telah diserang secara verbal maupun fisik.” Tambahnya.
Sebelum memakai jilbab gadis ini memiliki hubungan yang baik dengan rekan-rekannya, namun kini mereka menjauhinya setelah ia mengenakan jilbab Islam Desember lalu.
“Begitu saya mulai memakainya, teman-teman saya berpaling dari saya. Orang kan tidak sama, “ kata Zahrah.
Terlebih lagi, gadis Muslim itu secara lisan telah dilecehkan di sekolah dengan panggilan teroris.
“Anak laki-laki ini membuka pintu ketika aku sedang meninggalkan gedung kelas 9 dan ia berteriak ‘teroris, teroris, lari’ dan dia pun lari,” kenang gadis Muslim muda itu.
Karena lelah dengan pelecehan harian tersebut, akhirnya dia memutuskan untuk menceriterakan kisah sedihnya kepada ibunya yang terkejut mendengar berita itu.
“Ini menghancurkan hati saya. Saya tidak ingin melihat itu.”kata Zameena Habibulla. Ibunda Zahrah
“Saya berharap untuk mendapatkan sekolah yang lebih aman baginya. Setiap hari dia pergi ke sekolah, saya selalu khawatir.” Tambah Habibulla
Islam mewajibkan jilbab sebagai suatu syarat wajib berpakaian, bukan simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.
Meskipun tidak ada perkiraan resmi, AS adalah rumah bagi minoritas Muslim diperkirakan enam sampai delapan juta orang.
Dengan mencari bantuan dari komunitas Muslim, ibu Zahrah meminta saran kepada imam di Kissimmee yang kemudian menjadi penengah untuk mengakhiri penderitaan gadis itu.
“Kita tidak bisa menunggu sampai Zahrah menjadi korban,” Imam Abufarah, anggota Dewan Kepemimpinan Pemuda Muslim Amerika, mengatakan.
“Secara jujur saya katakan kepada Anda, bahwa itu adalah hal yang paling menakutkan saya.”
Dalam pertemuannya dengan kepala sekolah, imam berkata: “Saya percaya sekolah telah gagal untuk memberikan suasana aman bagi wanita muda ini.”
Namun pihak sekolah menyangkal tuduhan tersebut dengan mengatakan bahwa mereka selalu menekankan untuk memberikan suasana aman bagi semua siswa.
“Dengan belajar dari masalah ini, para pejabat sekolah telah mengambil peran proaktif dalam menangani masalah apapun untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan siswa,” ujar Polk County School District dalam pernyataan yang dirilis Senin lalu.
“Dewan Sekolah tetap berkomitmen untuk menyediakan lingkungan pendidikan yang aman, terlindungi dan bebas dari pelecehan atau ancaman.”
Selain itu, ibu Zahrah juga menyewa seorang pengacara untuk mengadvokasi hak-hak putrinya melalui kordinasi rapat lagi dengan kepala sekolah.
Dengan membawa kasusnya kepada publik, Zahrah muda mengatakan ia berharap bahwa gadis-gadis Muslim lainnya akan diselamatkan dari pelecehan serupa.
“Jika gadis lain datang ke sekolah ini dan memakai jilbab juga, aku ingin dia merasa nyaman, dan bahwa dia mendapatkan dukungan dari sekolah,” katanya
“Dan bahwa tidak akan ada yang mengganggunya, karena saya tidak ingin ada yang mengalami seperti apa yang telah saya alami.”
[Red-HASMI]