BOGOR (www.hasmi.org) | Seorang tunanetra berprofesi pemijat, itu hal yang biasa. Tapi tunanetra yang menjadikan profesi pemijat sebagai alat dakwah juga itu luar biasa.
Belum lama ini, Lazis Dewan Dakwah menyelenggarakan pendidikan dan latihan (Diklat) memijat bagi para tunanetra di Bogor.
Diklat diikuti 6 orang tunanetra dari Kecamatan Tenjolaya, Ciawi, Ciomas, Tamansari, Cibinong, dan Cibogor. Pendidikan ketrampilan tersebut diadakan di Pondok Pesantren Al Barokah, Ciherang Tengah, Bogor. Salah satu diantaranya sudah hafal juz 30 (juz amma).
Para peserta tak hanya mendapat ilmu dan praktik ketrampilan memijit, namun juga materi keagamaan.
“Materi pelatihan bukan hanya ilmu memijit, tapi juga pendidikan agama seperti ilmu tauhid, fiqh, tahfidz, dan ibadah sehari-hari,” jelas Ustadz Rahmatulloh, koordinator program pembinaan di Pesantren Al Barokah.
Selama bermukim di pesantren, mereka juga dibiasakan mandiri dalam keseharian. Misalnya berjalan dari tempat pelatihan menuju masjid dan mengerjakan hajat masing-masing. Para peserta juga diberikan ketrampilan bersosialisasi, seperti bagaimana cara berjalan, cara duduk, cara menghidupkan kompor dan sebagainya.
“Ada yang masih tersandung-sandung, ada juga yang sudah terbiasa tanpa harus dipapah,’’ kata Rahmatulloh.
Salah seorang pelatih keahlian memijat,Ahmad, menyampaikan rasa terimakasih kepada donatur LAZIS Dewan Da’wah. Baginya, diklat ini bukan sekadar memberikan kepedulian kepada tunanetra, tapi juga memberi kehidupan yang mulya dalam dakwah.
“Dengan diklat ini, pada dasarnya mah mereka mendapat kehidupan yang baik,” ungkap bapak lima anak ini.
kebanyakan para tunanetra mengalami gangguan psikologis seperti hilangnya harapan, tidak percaay diri, pesimistis, dan sebagainya. Oleh karena itu, pendidikan agama dan ketrampilan hidup sangat diperlukan untuk menguatkan mereka, ujar Ahmad.
“Melalui diklat ini, saya berharap mereka setidaknya menjadi semangat lagi dalam menjalani hidup, memiliki pondasi keimanan dan punya keahlian, dan diharapkan berguna serta mandiri,” tutur Ahmad.(Red/HASMI/SUARAISLAM)