إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Kaum muslimin rahimakumullah…
Di dalam Surat At Taubah:88-89 Alloh berfirman:
“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Allah telah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah [9]: 88-89)
Yang dimaksud dengan orang-orang yang bersama Rosul di sini adalah para sahabat, merekalah yang telah berjihad dengan harta dan jiwa mereka sehingga mereka memperoleh kebaikan dari Alloh berupa Jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Kaum Muslimin rohimakumulloh….
Generasi sahabat adalah generasi umat terbaik sepanjang zaman, kepada mereka Rosululloh bersabda, dan atas latar belakang keadaan mereka ayat-ayat Al Qur’an diturunkan. Mereka adalah manusia yang paling memahami apa yang dimaksud oleh Alloh dan Rosul-Nya. Mereka adalah generasi terbaik, sehingga Rosululloh bersabda:
(( خَيْرُ أُمَّتِى قَرْنِى ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ))
“Sebaik baik umatku adalah generasiku (para sahabat) kemudian orang-rang yang datang setelah mereka (tabi’in) kemudian orang-orang yang datang setelah mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian selain pujian yang agung ini Rosululloh pun melarang umatnya mencela para sahabat, ini dikatakan untuk mejaga kehormatan mereka. Rosul bersabda:
(( لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى ، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ ))
“Janganlah kalian mencela sahabatku, janganlah kalian mencela sahabatku, demi Alloh yang jiwaku ada pada genggamanNya, jika saja ada seseorang yang menginfakkan emas seberat gunung uhud tentu hal itu tidak sebanding dengan satu bahkan setengah tengadah tangan mereka.” (H.R Bukhari)
Kaum Muslimin rohimakumulloh….
Inilah sebagian keagungan sahabat, kemudian harus kita ingat, bahwa dibalik keagungan sahabat mereka mempunyai hak-hak atas kita semua sebagai seorang muslim yang telah banyak mengambil manfaat dari mujahadah mereka bersama Rosululloh . Diantara hak-hak sahabat yaitu:
- 1. Mencintai mereka di dalam hati dan memuji mereka dengan ucapan.
Hal ini dilakukan karena Alloh telah banyak memuji mereka dalam banyak ayat di dalam Al Qur’an, dan Rosululloh pun telah banyak memuji mereka di dalam hadits. Dan kita sebagai hamba Alloh sekaligus pengikut Rosululloh tentu harus meniti jalan yang sesuai dengan jalan Alloh dan Rosul-Nya yaitu dengan ikut serta memuji mereka. Tidak seperti syi’ah yang malah mencela mereka.
- 2. Mendoakan keridhoan dan ampunan Alloh bagi mereka. Ini sebagai aplikasi dari perintah Alloh :
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb Kami, beri ampunilah Kami dan saudara-saudara Kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb Kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr [59]: 10)
Orang-orang yang datang setelah Muhajirin dan Ansor adalah para tabi’in yang mengikuti mereka dengan baik. Di sini Alloh memerintahkan kepada mereka untuk memohon ampun untuk diri mereka sendiri dan untuk para sahabat di kalangan Muhajirin dan Ansor. Dan kita sebagai orang beriman yang datang setelah mereka termasuk ke dalam keumuman ayat sehingga kitapun harus turut mendoakan mereka .
- 3. Tidak membicarakan kesalahan mereka.
Kesalahan yang dilakukan oleh sahabat adalah kesalahan manusiawi, dan itupun sedikit sekali jumlahnya dibandingkan dengan kebaikan yang telah mereka lakukan. Dan bisa jadi kesalahan mereka itu disebabkan ijtihad bukan dari kesengajaan sehingga tidak dicatat sebagai satu dosa. Alloh berfirman:
“Dan tidak ada dosa atas kalian terhadap apa yang kalian khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Ahzab [33]: 5)
Dan Rosululloh pun bersabda tentang Ahlul Badr:
(( وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ اللَّهَ أَنْ يَكُونَ قَدِ اطَّلَعَ عَلَى أَهْلِ بَدْرٍ فَقَالَ: اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ، فَقَدْ غَفَرْتُ لَكُمْ ))
“Boleh jadi Alloh telah melihat pada Ahli Badar, lalu berkata: ‘Lakukanlah apa yang kalian inginkan, sesungguhnya Aku telah mengampuni kalian’.” (HR. Bukhari & Muslim)
- 4. Menjadikan diri mereka qudwah setelah Rosululloh
Hal ini sebagaimana sabda Rosululloh :
(( فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ ))
“Kalian harus senantiasa berada diatas sunnahku dan sunnah para khulafaurrosyidin setelahku. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham (artinya peganglah sunah itu dengan kuat).” (HR. Ibnu Majah)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁنِ الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ .أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH II
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Kaum muslimin rohimakumulloh…..
Inilah beberapa hak Sahabat Rosul yang harus kita perhatikan dan kita tunaikan. Memenuhi hak mereka adalah aplikasi syariat, dan keengganan kita untuk menunaikan hak-hak mereka adalah penyepelean terhadap syariat, karena pada hakekatnya Alloh dan Rosul-Nyalah yang memerintahkan kita untuk memenuhi hak-hak mereka.
Di sisi lain ada manusia yang tidak mau memenuhi hak-hak sahabat bahkan tidak segan di antara mereka yang malah melecehkan dan menghina para sahabat. Baik dari kalangan orang-orang kafir ataupun orang-orang yang mengaku Islam seperti Syiah Rofidhoh. Merekalah orang yang mendapat ancaman dari Alloh sebagaimana firman-Nya:
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminah tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. al-Ahzab [33]: 58)
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.