Tanda-Tanda Orang Yang Mendapatkan Hidayah

17 Jul 2014Redaksi Ruang Keluarga

 Bagaimanapun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimanapun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya jika Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut tidak akan berubah sampai Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) memberikannya hidayah. Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman :

“Sesungguhnya kalian tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kalian kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashash [28]: 56)

Hidayah hanyalah milik Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He), dan Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) memberi hidayah kepada orang yang dikehendakinya. Barangsiapa yang Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) beri hidayah, tidak ada seorang pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) sesatkan, tidak ada seorangpun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman :

“Alloh memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”  (QS. Al-Baqoroh [02]: 213)

dan Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman :

“Dan barangsiapa yang disesatkan Alloh, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk.” (QS. Az-zumar [39]:23).

Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda:

“Jika Alloh menghendaki kebaikan bagi seorang hamba-Nya maka Alloh akan mengerjakannya, Alloh akan membuatnya mengerjakan amal sholih sebelum datang kematiannya” Rosululloh n ditanya: ‘Wahai Rosululloh manusia bagaimana yang terbaik? Beliau menjawab’ : Manusia terbaik yaitu orang yang panjang umurnya dan baik amalnya, Manusia terburuk adalah orang yang berumur panjang tapi buruk amalnya.” (HR. Ahmad dan At-Tirmdzi)

Di antara tanda-tanda seseorang mendapatkan hidayah adalah :

1.  Bertauhid

Seseorang yang menginginkan hidayah Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He), maka ia harus terhindar dari kesyirikan, karena Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) tidaklah memberi hidayah kepada orang yang berbuat syirik. Allohl berfirman:

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-an’am [06]:82)

  1.  Taubat kepada Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He)

Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan, bagaimana mungkin Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) memberi hidayah kepada seseorang sedangkan ia tidak bertaubat? Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman :

“Sesungguhnya Alloh menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya”

(QS. Ar-Ra’d [13]:27 )

  1.  Belajar agama

Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan mendapatkan hidayah Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He), Rasulullah ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda :

“Jika Alloh menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Alloh akan memahamkannya agama” (HR. Al-Bukhori)

  1.  Mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi hal yang dilarang

Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman :

“Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (An-nisa [04]: 66-68)

5. Membaca Al-qur’an, memahaminya mentadaburinya dan mengamalkannya

Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman :

“Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al-Isro [17]:9)

Dalam hadits qudsi Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman:

“Barangsiapa yang disibukkan Al-Qur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku dan memohon kepada-Ku niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan kalam Alloh daripada seluruh kalam selain-Nya seperti keutamaan Alloh atas makhluk-Nya.” (HR. At-Tirmidzi)

  1.  Berpegang teguh kepada agama Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He)

Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman:

“Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Alloh, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali-Imron [03]:101)

  1.  Mengerjakan sholat

Di antara penyebab yang paling besar seseorang mendapatkan hidayah Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) adalah orang yang senantiasa menjaga sholatnya, Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman:

 “Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada hal yang ghoib, mendirikan sholat dan menafkahkah sebagian rizki yang diberikan kepadanya.” (QS. Al-baqoroh [02]:01-03)

  1.  Berkumpul dengan orang-orang sholeh

Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman:

“Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru selain daripada Alloh, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudhorotan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang (syirik), sesudah Alloh memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): “Marilah ikuti kami.” Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Alloh itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am [06]:71)

Ibnu katsir menafsiri ayat ini, “Ayat ini adalah permisalan yang Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) berikan kepada teman yang sholeh yang menyeru kepada hidayah Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He) dan teman yang jelek yang menyeru kepada kesesatan, barangsiapa yang mengikuti hidayah, maka ia bersama teman-teman yang sholeh, dan barang siapa yang mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang jelek.”

9. Menuntut ilmu syar’i

Rosululloh ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and blessings of Allāh be upon him) bersabda :

“Barangsiapa menempuh suatu jalan yang padanya dia mencari ilmu, maka Alloh akan mudahkan dia menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju) jannah, dan sesungguhnya para malaikat benar-benar akan meletakkan sayap-sayapnya untuk penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampun untuknya oleh makhluk-makhluk Alloh yang di langit dan yang di bumi, sampai ikan yang ada di tengah lautan pun memintakan ampun untuknya…”  (HR. Abu Dawud, dan At-Tirmidzi)

Dengan mengetahui hal tersebut, marilah kita berupaya untuk mengerjakannya dan mengajak orang lain untuk melakukan tanda-tanda mendapatkan hidayah ini, semoga dengan jerih payah dan usaha kita dalam menjalankan dan mendakwahkannya menjadi sebab kita mendapatkan hidayah Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He). Syaikh Abdulloh Al-bukhori mengatakan dalam khutbah jum’atnya “Semakin seorang meningkatkan ketaqwaannya kepada Alloh subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He), niscaya bertambah hidayah padanya. Seorang hamba akan senantiasa ditambah hidayahnya selama dia senantiasa menambah ketaqwaannya. Semakin dia bertaqwa, maka semakin bertambahlah hidayahnya, sebaliknya semakin ia mendapat hidayah/petunjuk, dia semakin menambah ketaqwaannya. Sehingga dia senantiasa ditambah hidayahnya selama ia menambah ketaqwaannya.”

Semoga Allohl senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita, aamiin.

Allohu A’lam Bishshowab, Washollallohu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in.