Mengajarkan Anak Kasih Sayang

Mengajarkan Anak Kasih Sayang

Urgensi kasih sayang

Kasih sayang merupakan salah satu sifat Alloh subhanahu wata’ala yang maha indah. Bahkan kasih sayang yang ada pada setiap makhluk hidup di alam semesta baik manusia maupun hewan adalah bersumber dari Alloh subhanahu wata’ala dan hanya satu bagian dari seratus bagian kasih sayang yang ada di sisi Alloh subhanahu wata’ala. Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda: “Alloh subhanahu wata’ala menjadikan kasih sayang itu menjadi seratus bagian, sembilan puluh sembilan bagian Alloh tahan di sisi-Nya dan satu bagiannya Alloh turunkan ke muka bumi. Dari satu bagian (kasih sayang) inilah para makhluk Alloh saling berkasih sayang sampai seekor kuda mengangkat kaki belakangnya untuk anaknya karena khawatir akan menimpa anaknya.” (HR. Bukhori)

Kasih sayang adalah salah satu sifat mulia yang hendaknya dimiliki oleh setiap muslim. Karena orang yang memiliki sifat ini akan disayangi oleh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang dan sebaliknya. Oleh kerena itu, Rosululloh  pernah bersabda:“Siapa yang tidak menyayangi niscaya ia tidak disayangi.” (HR. Bukhori). Dalam riwayat lain Nabi  bersabda dalam rangka memotivasi umatnya agar menghiasi dirinya dengan sifat mulia ini: “Sayangilah/kasihanilah yang ada di muka bumi niscaya yang di langit (Alloh) akan menyayangi kalian.” (HR. Tirmidz)

Kasih sayang Rosululloh

Dalam hadits-hadits yang shahih, banyak sekali gambaran kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi shollallohu’alaihi wasallam kepada umatnya, baik kasih sayangnya terhadap manusia atau hewan. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan bin ‘Ali. Aqra’ bin Habis At-Tamimi saat itu sedang duduk di sisi Nabi shollallohu’alaihi wasallam, kemudian Aqra’ berkata, ‘saya memiliki sepuluh orang anak tapi saya tidak pernah mencium salah satupun di antara mereka, kemudian Rosululloh shollallohualaihi wasallam melihat kepadanya seraya bersabda: “Siapa saja yang tidak menyayangi niscaya ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Pada satu kesempatan, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam melihat seekor unta yang terlihat loyo, maka Nabi shollallohu’alaihi wasallam bertanya, siapa pemilik unta ini? Sang pemilik menjawab, ‘Milik saya wahai Rosululloh.’ Lantas Beliau shollallohu’alaihi wasallam berkata, ‘Takutlah kamu kepada Alloh terhadap untamu, ia mengeluh kepadaku bahwa kamu tidak memberinya makan yang cukup, tapi beban yang kamu letakkan di atasnya sangat berat.”

Begitu pula ketika datang sekelompok orang dalam keadaan fakir dan menyedihkan, spontan beliau menyeru kepada manusia agar bersedekah untuk orang fakir tersebut. Dalam kesempatan lain beliau  melihat burung yang bersedih dan menangis karena kehilangan telurnya, Rosululloh  bertanya kepada para shahabatnya, siapa yang telah mengambil telur burung itu? Salah seorang dari mereka menjawab, ‘saya wahai Rosululloh,’ lalu beliau  berkata, ‘kembalikan telur itu ke sarangnya. Semua tindakan beliau di atas muncul dari lautan kasih sayang yang menghiasi diri Rosululloh .

Berkasih sayang terhadap manusia

Orang yang paling berhak untuk kita beri kasih sayang adalah kedua orang tua kita. Mereka adalah orang yang menjadi sebab kita ada di muka bumi ini. Kasih sayang mereka senantiasa menyelimuti keseharian kita, di mulai dari masa kecil sampai kita bisa mengerti arti kasih sayang itu. Hari demi hari kita lalui selalu diiringi kasih sayang sang ibu, kasih sayangnya tak terbalaskan. Oleh karena besarnya jasa orang tua, Alloh subhanahu wata’ala memerintahkan kita agar bersikap kasih sayang terhadap keduanya serta mengajarkan bagaimana kita berdoa untuk keduanya.

Alloh subhanahu wata’ala berfirman:

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
(QS. Al-Isra’[17]: 24)

Kemudian di antara orang yang harus kita kasihi dan sayangi adalah anak yatim. Mereka telah ditimpa satu musibah yang membuat hati mereka berduka dan hancur disebabkan oleh kepergian orang yang senantiasa memberikan kelembutan dan kasih sayang kepadanya. Mereka sangat membutuhkan orang yang akan mengayomi mereka, memberikan tunjangan hidup mereka, memberikan kasih sayang kepada mereka agar mereka tidak selalu dirundung kesedihan sehingga mereka bisa merasakan kebahagiaan sebagaimana anak-anak yang lainnya.

Rosululloh  telah memberikan motivasi kepada umatnya agar menyantuni anak yatim. Menyantuni mereka merupakan bentuk riil dari sikap kasih sayang kepada mereka. Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda: “Aku dan orang yang menyantuni anak yatim di surga seperti ini, beliau mengisyaratkan dengan jari tengah dan jari telunjuk.” (HR. Bukhori)

Oleh karena itu, Islam tersebar dan bersinar dengan cahaya kasih sayang. Syari’at yang dibawa oleh Rosululloh  dalam rangka mewujudkan kasih sayang di alam semesta ini. Alloh subhanahu wata’ala berfirman: “Tidak Kami mengutus kamu (Muhammad ) kecuali sebagai rahmat (kasih sayang) bagi sekalian alam.” (QS. Al-Anbiya’[17]: 107)

Cara mengajarkan anak kasih sayang

Sifat kasih sayang memang tidak dimiliki oleh setiap insan. Kasih sayang sebagaimana halnya sifat baik lainnya terkadang harus diusahakan dan dipelajari. Anak-anak adalah di antara yang harus kita ajari tentang sikap mulia ini, bagaimana agar mereka memahami arti kasih sayang dan bagaimana cara menumbuhkan sifat mulia ini pada diri sang anak? Berikut ini akan dijelaskan beberapa cara atau metode mengajarkan anak berkasih sayang, mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Pertama; Praktekkan sikap kasih sayang dengan mereka.

Orang tua adalah orang yang senantiasa berada di tengah-tengah anak-anaknya. Interaksi yang baik dan penuh kasih sayang terhadap anak akan memberikan pengaruh besar pada diri si anak, sehingga seiring berlalunya hari dan waktu mereka akan memahami dan mengerti tentang arti dari kasih sayang itu. Perlihatkan sikap kasih sayang anda wahai orang tua terhadap si anak. Misalnya, jika si anak berbuat kesalahan, maka orang tua harus menyikapinya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang bukan dengan sikap kasar dan penuh kemarahan. Ketika si anak hidup di lingkungan yang penuh nuansa kasih sayang tentu si anak akan tumbuh dalam dirinya sikap kasih sayang itu karena ia telah terbiasa berada di alam penuh kasih sayang tersebut.

Kedua; Berilah contoh sikap kasih sayang anda kepada mereka

Memberi contoh adalah di antara sarana pembelajaran yang sangat baik dan penting. Terkadang anak tidak begitu paham dengan penjelasan saja, akan tetapi perlu adanya contoh dalam bentuk nyata yang bisa langsung dilihat dan dirasa oleh anak. Misalkan, seorang ibu bisa memberi contoh sikap kasih sayangnya terhadap neneknya si anak, dengan menuntunnya ketika berjalan, menyiapkan makan untuknya, sedang anak melihat perlakuan sang orang tua terhadap neneknya tersebut.

Ketiga; Ceritakan kepada mereka kisah yang bernuansa kasih sayang.

Secara umum, anak-anak sangat senang dengan cerita atau kisah. Oleh karena itu, jadikanlah cerita sebagai metode mengajarkan mereka tentang kasih sayang. Ceritakan kepada mereka kisah-kisah yang bernuansa kasih sayang, cerita-cerita yang mengajarkan tentang sikap kasih sayang. Kisah tersebut bisa diambil dari hadits-hadits Nabi  atau dari buku-buku yang bisa dipercaya tentang kisah para ulama-ulama ternama. WAllohu A’lam

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *