Dahsyatnya Keikhlasan – Dahulu, 100 rumah orang-orang miskin dan janda di kota Madinah setiap hari menerima kiriman bahan-bahan pokok makanan tanpa mereka ketahui siapa yang mengirimnya. Lalu, di saat Ali bin al-Hasan rohimahulloh wafat barulah mereka tahu bahwa beliau-lah orang yang setiap malam mengirimkan bahan makanan pokok ke 100 rumah orang-orang miskin dan janda tersebut. Dari mana mereka tahu? Karena sejak kematian Ali bin al-Hasan rohimahulloh itulah, rumah-rumah itu tidak lagi mendapatkan kiriman bahan-bahan pokok makanan itu.
Betapa hebatnya sang tokoh yang mulia ini, berbuat kebaikan tanpa ingin diketahui oleh siapapun selain Alloh, Robb Yang Menciptakan dan Memiliki-nya. Sifat apakah yang melekat di jiwanya? Ya Ikhlas.
Ikhlas berarti bersih dan murni, di mana seorang yang ikhlas berarti memiliki jiwa atau kolbu yang bersih dan murni hanya untuk Alloh dalam berkata dan beramal. Dia tidak tinggalkan suatu amal karena orang lain, karena dia tau itu adalah satu sikap riya. Dia juga tidak kerjakan satu amal karena orang lain, karena dia tau bahwa hal itu berarti syirik. Dia beramal atau tinggalkan satu amal karena Alloh subhanahu wata’ala yang perintahkan dan dia berharap Alloh subhanahu wata’ala yang memerintahkan hal itu akan meridoinya dan menerimanya.
Taukah anda bagaimana kedahsyatan Ikhlas?
Pertama, setiap amal ibadah hanya akan diterima oleh Alloh subhanahu wata’ala dengan keikhlasan. Berapa banyak kau sujud dan ruku`? berapa lama sudah kau menahan haus dan lapar saat Romadhon? Berapa juta sudah kau keluarkan untuk infaq dan sodaqoh? Mudah-mudahan semua itu dilandasi ikhlas kepada Alloh subhanahu wata’ala, sehingga semuanya diterima dan diridoi-Nya. Kalau tidak, sia-sialah amalmu tanpa hasil pahala yang akan kau dapatkan nanti di surga.
Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda:
“Alloh `Azza wa Jalla tidak menerima satu amal ibadah kecuali yang ikhlas dan mengharapkan (bisa memandang) wajah-Nya.” (HR. an-Nasai dengan sanad yang jayyid)
Kedua, kemenangan kaum muslimin dan kebangkitan peran mereka menjadi penguasa dunia akan diberikan oleh Alloh subhanahu wata’ala dengan sebab doa-doa dan keikhlasan orang-orang yang lemah di kalangan mereka.
Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضُعَفَائِهِمْ بِصَلاَتِهِمْ وَدَعْوَتِهِمْ
“Alloh akan memenangkan umat ini disebabkan orang-orang lemah di antara mereka, yaitu dengan doa-doa mereka, solat-solat mereka dan keikhlasan mereka”. (HR. Nasai dengan sanad yang sohih)
Ketiga, keikhlasan menggambarkan jiwa pemiliknya yang bersih dari berbagai penyakit seperti dengki, iri dan khianat.
Keempat, dengan keikhlasan, banyak sekali keteledoran dan dosa-dosa yang kita lakukan diampuni oleh Alloh subhanahu wata’ala.
Kelima, amal-amal yang asalnya mubah untuk dilakukan dapat berubah menjadi keta`atan yang bernilai di sisi Alloh subhanahu wata’ala jika disertai dengan keikhlasan jiwa.
Keenam, banyak sekali kesulitan dunia akan dimudahkan dan banyak sekali doa yang dipanjatkan akan dikabulkan, jika dilakukan dengan keikhlasan.
Ketujuh, dengan keikhlasan berbagai was-was yang selalu membisiki jiwa akan terkikis.
Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (39) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (40)
“Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”. (Qs. Al-Hijr [15]:39-40)
Kedelapan, keikhlasan akan melahirkan jiwa yang penuh bijaksana dan pandangan yang tajam.
Kesembilan, dengan keikhlasan seorang akan meraih pahala yang melimpah walau mungkin saja dia tidak bisa mewujudkan amalnya karena kondisi sakit atau halangan lainnya.
Kesepuluh, keikhlasan dapat menyelamatkan seseorang dari berbagai fitnah zaman
Kesebelas, dengan keikhlasan seseorang akan meraih kenikmatan yang tiada tara di surga nanti. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (40) أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ (41) فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُونَ (42) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (43)
“Tetapi hamba-hamba Alloh yang dibersihkan (dari dosa). Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, Yaitu buah-buahan. dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam syurga-syurga yang penuh nikmat.” (Qs. As-Soffat [37]: 40-43)
Keduabelas, Alloh subhanahu wata’ala begitu mencintai orang-orang yang jiwanya penuh keikhlasan. Sungguh sangat beruntung mereka yang dicintai Alloh subhanahu wata’ala, karena kecintaan-Nya akan Dia umumkan kepada semua Malaikat-Nya yang mulia. Saat itulah nama yang sama sekali tak dikenal oleh orang di sekelilingnya justru malah sangat terkenal sebagai sosok istimewa di hadapan Alloh subhanahu wata’ala dan para Malaikat-Nya.
Apakah standar utama menilai keikhlasan?
- Setiap amal yang kau kerjakan hanya berharap mendapatkan kemuliaan bertemu dengan Alloh subhanahu wata’ala nanti di surga. Alloh subhanahu wata’ala menegaskan bahwa ibadah sholat-pun sangat berat kecuali bagi mereka yang khusyu, yaitu mereka yang ikhlas jiwanya. Mereka – menurut Alloh subhanahu wata’ala – adalah orang-orang yang yakin berjumpa dengan Alloh subhanahu wata’ala.
- Amal yang kau kerjakan sembunyi-sembunyi jauh lebih kau sukai dibandingkan dengan amal yang kau kerjakan terang-terangan. Salah satu 7 tokoh yang akan mendapatkan naungan Alloh subhanahu wata’ala nanti di hari kiamat adalah seseorang yang bersedekah sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.
- Kau lebih percantik dan perindah batinmu dibandingkan dengan fisikmu. Fisik di sini bukan amal perbuatan, tetapi tubuh, pakaian atau tempat tinggal, karena amal perbuatan adalah bukti nyata dari baik dan buruknya batin seseorang.
- Hobbimu hanyalah dakwah di mana saja kau berada
Rosululloh saw menceritakan tentang pejuang yang ikhlas:
“Tuba (satu pohon di dalam surga) bagi seorang hamba yang memegang kekang kudanya fi sabilillah dengan rambut kusut dan kedua kaki berdebu. Jika dia diperintah untuk berada di barisan depan, diapun siap di barisan depan dan jika dia diperintahkan untuk berada di barisan belakang, maka diapun siap di barisan belakang”. (HR. Bukhori) - Kau begitu cemas jika amalmu tak diterima Alloh subhanahu wata’ala. Kecemasanmu semakin mendorongmu untuk selalu memperbaiki kualitas amal agar semakin mendekati titik sempurna, walaupun tak mungkin bisa sempurna.
`Aisyah rda pernah bertanya tentang orang-orang yang dimaksud dalam firman Alloh subhanahu wata’ala:
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (60)
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.” (Qs. Al-Mu`minun [23]: 60)
Maka, Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam menyebutkan tentang mereka:
عَنْ عَائِشَةَ؛ أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، {وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ} ، هُوَ الَّذِي يَسْرِقُ وَيَزْنِي وَيَشْرَبُ الْخَمْرَ، وَهُوَ يَخَافُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: “لَا يَا بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ، يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ، وَلَكِنَّهُ الَّذِي يُصَلِّي وَيَصُومُ وَيَتَصَدَّقُ، وَهُوَ يَخَافُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ”.
“Mereka adalah orang-orang yang soum, solat dan bersodaqoh, tetapi tetap merasa takut kalau-kalau Alloh tidak menerima amal-amal mereka. Merekalah orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan”. Hr. Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang sohih.”
Ingatlah firman Alloh subhanahu wata’ala:
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا (19)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya diterima dengan baik.” (Qs. Al-Isro [17]:19)
Amal yang dilandasi oleh dasar-dasar kebenaran syariat Islam dan dipenuhi oleh jiwa keikhlasan untuk berjumpa dengan Alloh subhanahu wata’ala, maka amalnya akan disyukuri, yaitu pahala dan balasannya akan diterima, ditambah dan disimpan di sisi Alloh subhanahu wata’ala. Semoga Alloh subhanahu wata’ala memberikan taufik kepada kita untuk memiliki jiwa ikhlas.
Baca juga artikel Siapakah HASMI?