Tiada Hari Tanpa Al-Qur’an

Sebagian orang malas membaca Al-Qur’an padahal di dalamnya terdapat petunjuk untuk hidup di dunia. Sebagian yang lain merasa tidak punya waktu untuk membaca Al-Qur’an padahal di dalamnya terdapat pahala yang besar. Sebagian lagi merasa tidak sanggup belajar Al-Qur’an karena sulit katanya, padahal membacanya  sangat  mudah dan  sangat  mendatangkan kebaikan. Mari perhatikanhal-hal berikut :

Membaca  Al Qur’an  Adalah  Perdagangan Yang Tidak Pernah Merugi

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Alloh dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, merekaitu mengharapkan perniagaan yang tidakakan merugi”.“Agar Alloh menyempurnakan kepadamereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir (35) : 29-30).

Dari manakah sisi tidak meruginya perdagangan dengan membaca Al-Qur’an? Satu hurufnya diganjar dengan 1 kebaikan dan dilipatkan menjadi 10 kebaikan. “Rosululloh [saw] bersabda: “Siapa yang membaca satu huruf dari AlQur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan alif-lam-mim satu huruf akan tetapi Alif satuhuruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishohihkan al-Albani  dalam kitab Shohih Al-Jami’, no. 6469).  Hadits ini menunjukkan, bahwa muslim siapapun yang membaca Al-Qur’an baik paham atau tidak paham maka dia, akan mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dijanjikan. Dan sesungguhnya kemuliaan Alloh Ta’ala itu Maha Luas, meliputi seluruh makhluk, baik orang Arab atau ‘Ajam (yang bukan Arab), baik yang bias bahasa Arab atau tidak..

Membaca  Al Qur’an  Bagaimanapun  Akan  Mendatangkan  Kebaikan

“Aisyah [ranha] meriwayatkan bahwa Rosululloh [saw] bersabda: “Seorang yang lancer membaca Al Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Alloh, adapun yang membaca AlQur’an namun terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut  maka baginya 

Membaca Al Qur’an Akan Mendatangkan Syafa’at

“Abu Umamah Al Bahily  [ranhu] berkata: “Aku telah mendengar Rosululloh [saw] bersabda: “Bacalah AlQur’an karena sesungguhnya dia akan dating pada hari kiamat sebagai pemberi  syafa’at  kepada orang  yang membacanya” (HR. Muslim).

Dan ternyata generasi yang diridhoi Alloh itu, adalah mereka orang-orang yang giat dan semangat membaca  Al- Qur’an bahkan mereka mempunyai  jadwal tersendiri untuk baca Al- Quran.

“Abu Musa Al Asy’ari [ranhu] berkata: “Rosululloh [saw] bersabda: “Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui suara kelompok orang-orang keturunan Asy’ary dengan bacaan AlQur’an, jika mereka memasuki waktu malam dan aku mengenal rumah-rumah mereka dari suara-suara mereka membaca AlQur’an pada waktu malam, meskipun sebenarnya aku belum melihat rumah-rumah mereka ketika mereka berdiam  (disana) pada sianghari…” (HR. Muslim).

Coba kita bandingkan dengan diri kita apakah yang kita pegang ketika malam hari, sebagian ada yang memegang remote televise menonton program-program yang terkadang bukan hanya tidak bermanfaat tetapi mengandung dosa dan maksiat, apalagi di dalam bulan Romadhon.

Salah Satu Ibadah Paling Agung Adalah Membaca  Al Quran

“Abdullah bin Abbas [ranhu] berkata: “Alloh telah menjamin bagi siapa yang mengikuti Al-Qur’an, tidak akansesat di dunia dan tidak akan merugi di akhirat”, kemudian beliau membaca ayat:“Lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, iatidak akan sesat dan tidak akan celaka”. (QS. Thoha (20) :  123)

Saudaraku,Jika kita renungkan sabda Rosululloh [saw] diatas, menunjukkan semangat berinteraksi dengan Al-Qur’an yang tidak boleh terlewatkan oleh kondisi apapun yang merintangi serta kendala apapun yang menghadang. Ciri khas mereka adalah membaca Al-Qur’an dalam sholat malam. Mereka banyak sekali membacanya pada waktu malam. Ada target-target tilawah yang harus mereka selesaikan setiap malamnya (hizb).Jika mereka terhalang membacanya diwaktu malam, maka mereka menggantinya pada pagi hari. Betapa para pendahulu kita, dari Nabi Muhammaad [saw] dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan benar interaksinya dengan Al-Qur’an begitu akrab dan membaca Al-Qur’an bagi mereka menjadi suatua malan yang tidak pernah diabaikan baik dalam kondisi menetap (muqim), dalam perjalanan (safar), sehat atau dalam kondisi sakit sekalipun.

Hendaknya interaksi kita dengan Al-Qur’an, meneladani para pendahulu kita dari kalangan shalafus sholeh yaitu semangat mereka berinteraksi dengan Al-Qur’an yang tidak terintangi dan terhalang oleh kendala-kendala yang menghadang, mereka bertekad tidak akan melewatkan hari tanpa baca Al-Qur’an, mereka menekuninya siang dan malam. Mereka adalah orang-orang yang pantas kita iri erhadap mereka. Sebagaimana disinggung dalam sebuah hadis Rosululloh [saw] : “Tidak diperbolehkan  rihati kecuali terhadap dua orang; yaitu seseorang diberi kemampuan oleh Alloh untuk membaca dan memahami Al-Qur’an kemudian ia mengamalkannya, baik pada malam maupun siang, dan seseorang yang dikarunia harta oleh Alloh kemudia ia menafkahkannya dalam kebaikan, baik pada waktu malam maupun sianghari.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Dalam keyakinan para salafush sholeh, membaca Al-Qur’an adalah nutrisi hati yang bila tidak dipenuhi akan membuat hati akan mati. Mereka lebih mengutamakan nutris ihati daripada nutrisi badan, dan selalu merasa ada yang kurang dan sesuatu yang hilang bila ada hari terlewatkan tanpa membaca Al-Qur’an. Kondisi ini tentu berbeda dengan orang-orang yang minim kuantitas dankualitas ibadahnya. Mereka hanya bias merasakan lapar fisik, haus badan, dan sakit badan semata .Adapun haus, lapar, dan sakitnya hati bagi mereka adalah sesuatu yang sangat sulit dirasakan.

Para Sahabat ketika berinteraksi dengan Al-Qur’an mereka tidak pernah jemu dan bosan membacanya siang dan malam. Karena kebersihan hati mereka, jadi ketika berinteraksi dengan Al-Qur’an jiwa mereka selalu bergembira dan hati mereka jatuh cinta terhadap Al-Qur’an, ketika hati suci dan jiwa telah terpaut cinta dengan sesuatu  tentu para pecinta merindui sepanjang waktu apa yang dicintainya dan akan betah berlama-lama dengan apa yang dicintainya.  SahabatUtsman bin Affan pernah berkata, “Jika  hati itu suci, maka ia tak akan pernah puas dan bosan untuk membaca Al-Qur’an.

Mari introspeksi secara jujur kepada diri kita masing-masing. Bagaimanakah keaadan kita ketika berinteraksi dengan Al-Qur’an?Sejauhmana kedekatan kita dengan Al-Qur’an? Sejauh mana ketergantungan kita kepada kitab Alloh tersebut? Apakah diri kita bisa-biasa saja ketika satu hari terlewatkan tanpa membaca Al-Qur’an? Jangan-jangan kita lebih sempat baca Koran ketimbang baca Al-Qur’an?

Mulai saat ini, mari kita perkuat lagi ketergantungan kita kepada Al-Qur’an. Mari pererat lag iinteraksi kita dengan Al-Qur’an.Hendaknya semangat berinteraksi engan Al-Qur’an harus melebihi semangatnya seorang pelajar ketika membaca buku pelajaran yang esokharinya mau diujikan. Tentu ia akan membacanya dengan pernuh perhatian, teliti dan cermat sehingga ia benar-benar siap menghadapi ujian sedetail mungkin esok harinya. Hendaknya rasa butuh kita terhadap Al-Qur’an dalam menjalani kehidupan  ini melebihi butuhnya seorang nahkoda akan peta tujuannya dan kompas sebagai penunjuk arah. Tentu seorang pelaut agar sampai ketempat tujuan sangat bergantung dengan peta dan penunjuk arah.

Saudraku, mari kita akrabi dan bersahabat dengan Al-Qur’an, dengan membaca, mentadabburi, menghafal, mengajarkan dan mengamalkannya.  Dan jangan kita biarkan hari kita berlalu tanpa membaca Al-Qur’an.

Tiada HAri Tanpa Al-Qur'an

Tiada HAri Tanpa Al-Qur'an 2

(Red-HASMI/Buletin Dakwah As-Silmi)

Check Also

PERJALANAN RUH

Perjalanan Ruh Ruh adalah makhluk seperti halnya makhluk-makhluk yang lain, keberadaannya diciptakan dan dikendalikan oleh …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *