Kondom, antara Pencegahan dan Penghalalan…

bahaya-gegabah-dalam-kafir-mengkafirkanAda yang tahu tanggal 1 Desember peringatan untuk hari apa? Ya.. betul sekali, hari itu adalah peringatan hari HIV/AIDS se-dunia. Di Indonesia, momen ini ternyata punya sensitivitas tersendiri bagi sebagian kaum muslim. Apalagi, setiap tahun, kampanye pencegahan HIV/AIDS biasanya dibarengi dengan pembagian kondom gratis. Hal ini kemudian diartikan sebagai antisipasi dari perilaku seks bebas dan tersebarnya penyakit HIV / AIDS. Benarkah demikian…?

Usaha ini dilakukan guna mengurangi membludaknya kasus wanita yang harus hamil di luar nikah dikarenakan hubungan seks di luar nikah, bahkan lebih dari itu, pembagian kondom gratis dimaksudkan untuk mencegahnya penularan HIV / AIDS yang sekarang sangat merebak di negeri ini.

Entah disengaja atau tidak, memang usaha ini agak sedikit ganjil memang. Perzinahan yang sejatinya jelas-jelas diharamkan dalam Islam, tetapi harus dilupakan begitu saja dikarenakan maraknya perilaku seks bebas dikalangan muda-mudi kita. Mereka tidak lagi peduli terhadap siksa yang Alloh  janjikan kepada para pelaku zina. Selain itu, mereka juga seolah melupakan dampak negatif dari perbuatan tersebut. Padahal Perzinahan bisa dirasakan akibatnya bukan hanya di akhirat, tetapi juga di dunia. Dan bahaya yang paling terkenal adalah terjangkitnya virus HIV / AIDS dan juga tercorengnya nama baik karena harus hamil di luar nikah. Oleh karena itu, untuk menanggulangi itu semua, maka dicetuskanlah sistem ATM kondom yang fungsinya untuk mencegah kehamilan di luar nikah dan penyebaran penyakit HIV / AIDS.

Sepakat atau tidak, mungkin kata sebagian orang tergantung sudut pandang. Kalau yang dijadikan sudut pandang adalah pola sekuler, maka itu mungkin bisa diterima. Tapi kalau pola ukurnya adalah syariat Islam dan juga norma Agama, tentu perbuatan itu sungguh sangat keliru. Betapa tidak, sungguh sangat aneh bin ajaib, mereka menyangka bahwa penyakit HIV / AIDS diakibatkan seks bebas yang tanpa dilindungi oleh kondom, padahal sesungguhnya Alloh  lah yang menentukan itu semua. Ketika Alloh  berkehendak untuk menghukum orang-orang yang melanggar perintah dan melaksanakan larangan-Nya, maka tidak ada satu pun yang sanggup untuk menghalangi dan mencegahnya. Ini adalah sebuah renungan untuk kita.

Anjuran penggunaan kondom untuk mencegah penularan virus HIV melalui hubungan badan, sama sekali tidak bisa dibenarkan. Solusi pencegahan penyakit AIDS bukanlah dengan pemakaian kondom, namun lebih kepada membenahi mental masyarakat untuk tidak melakukan free sex. Hal ini juga sempat diwacanakan oleh Forum Silaturahmi LDK. Mereka menolak cara-cara pelegalan seks bebas yang dibalut dengan kampanye anti AIDS. Sebab, secara sosial upaya kondomisasi itu akan menimbulkan praktek perzinahan dan prostitusi secara massif.

Oleh karena itu, FSLDK saat ini secara konsisten mengadakan pemberantasan penyebaran AIDS dengan proses penyadaran moralitas di kalangan mahasiswa dan remaja, melalui program pembinaan akhlak berupa mentoring keIslaman di lebih dari 100 kampus di Indonesia.” Sahut mereka.

Oleh karena itu, jika ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya pemberantasan Free Sex melalui pembinaan aqidah Islam yang benar, dapat memberangus laju penyebaran penyakit AIDS. Namun tentunya kita mafhum, hal tersebut tidaklah semudah yang dibayangkan, semuanya perlu proses dan tahapan-tahapan yang menuju ke arah tercapainya usaha itu. Pembenahan mental dan spiritual sangat perlu dilakukan, khususnya untuk long-term investment, atau investasi jangka panjang.

 

Logika Keliru

Katakanlah niat pemerintah benar, Program “Kondomisasi” didasarkan pada alasan untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Namun demikian, alasan seperti ini tidak sepenuhnya logis karena beberapa hal:

  1. Akar penyebab penyebaran HIV/AIDS adalah seks bebas (pelacuran, gonta-ganti pasangan, pergaulan bebas, homoseksualitas / lesbianisme). Karena itu, perang terhadap seks bebas inilah yang seharusnya dilakukan pemerintah, bukan dengan program “kondomisasi” yang lebih banyak ditujukan untuk pasangan yang bukan suami-istri. Artinya Kondom bukanlah sebuah solusi jitu untuk menuntaskan maslah penyebaran AIDS diseluruh dunia.
  2. Program “kondomisasi” belum terbukti ampuh dalam mengurangi penyebaran HIV/AIDS. Di negara-negara Barat, meski program serupa sudah lama berlangsung, Toh, penebaran HIV/AIDS di sana tetap tinggi dan terus meningkat tajam!
  3. Sebagaimana legalisasi aborsi, program Kondomisasi yang antara lain diwujudkan dengan pendirian sejumlah ATM Kondom hanya akan menyuburkan perilaku seks bebas, khususnya dikalangan anak-anak muda. Dengan berbagai kemudahan mendapatkan kondom, anak-anak muda akan merasa lebih “aman” melakukan seks bebas. Para remaja putri misalnya, yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas tidak akan lagi merasa khawatir hamil atau tertular HIV/AIDS, karena toh kondom, yang dipropagandakan sebagai dapat mencegah HIV/AIDS, disamping mencegah kehamilan, kini dengan mudah mereka dapatkan. Boleh jadi, anak-anak muda yang tadinya tidak pernah melakukan seks bebas pun akan tergoda dan mulai coba-coba melakukan seks bebas dengan berbekal kondom yang sudah bisa didapatkan secara mudah dan bebas. Secara samar kita dapat rasakan, ini juga merupakan sebuah legalisasi untuk melakukan seks bebas di luar nikah!

Demikianlah beberapa kekeliruan yang terdapat pada usaha kondomisasi di masyarakat. Lebih jauh kita melihat bukan hanya sekedar tertular atau tidak tertular penyakit, akan tetapi Alloh  jelas-jelas melarang perbuatan zina yang dilakukan baik secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi.

Jika kita sudah faham betul tentang aturan Alloh  ini, maka tidak perlu ada upaya kondomisasi atau apapun namanya untuk mencegah perilaku seks bebas.

Semoga kita dilindungi oleh Alloh  dari semua perbuatan keji dan munkar . Amiiin.

Check Also

SEHAT DENGAN KURMA

SEHAT DENGAN KURMA Kedudukan Pohon Kurma bagi Kaum Muslimin Sejak dahulu kala, pohon kurma mendapatkan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *