Ukhuwwah Islamiyyah atau hubungan persaudaraan di antara kaum Muslimin merupakan suatu rahmat yang besar yang diberikan oleh Alloh di dalam kehidupan dunia ini maupun di akhirat kelak, persaudaraan yang tidak pernah didapati kecuali pada ajaran Islam yang mulia ini, yang orang-orang beriman di dalamnya memiliki hubungan persaudaraan yang sangat kauat.
Sebagaimana Alloh berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara…” (QS. al-Hujurot [49]: 10)
Maka wajib bagi orang-orang Mukmin sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat ini untuk menjadikan orang-orang Mukmin satu sama lain bersaudara dengan persaudaraan yang kuat. Persaudaraan dalam agama Islam yang mana persaudaraan didalamnya lebih kuat dibandingkan dengan persaudaraan dalam keturunan, bahkan persaudaraan dalam keturunan yang tidak di landasi dengan ikatan agama Islam, maka tidak akan memiliki arti apapun.
Maka dari itu Alloh berfirman dalam al-Qur’an kepada Nabi Nuh ketika beliau berkata di dalam al- Qur’an surat Hud ayat ke- 45:
“Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku mem-peringatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tak berpengetahuan”.
Anak kandung Nabi Nuh yang sudah jelas dia adalah bagian dari ayahnya, buah hati Nabi Nuh , akan tetapi karena dia tidak mau
menyembah Alloh maka dia bukanlah termasuk saudara orang-orang yang beriman.
Anak Nabi Nuh yang beraqidah tidak mengikuti sebagaimana aqidah ayahnya yang menyembah Alloh , walaupun ia dalam pengasuhan ayahnya sebagai anak, namun pada hakikatnya bukanlah ia termasuk saudara, karena ia berlainan agama. Akan tetapi orang-orang Muslim yang Mukmin, walaupun bukan satu keturunan, bukan satu kandung, bukan satu ras, berbeda tempat, berbeda bahasa, tetapi karena memiliki aqidah yang satu yaitu agama Islam, maka semuanya adalah saudara dengan hubungan persaudaraan yang kuat.
Persaudaraan yang melahirkan kerja sama yang baik dalam mendakwahkan kepada ajaran Alloh . Melakukan amal secara jama’i untuk meninggikan kalimat Alloh yang agung yaitu kalimat: LAA ILAAHA ILLALLOH…Di setiap penjuru dunia, kerja sama agar masing-masing memiliki hubungan yang sangat baik kepada Alloh dengan menjalani segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dengan cara saling bahu-membahu, saling menasehati untuk melakukan kebaikan dan melarang kepada kebathilan, karena pada dasarnya hubungan persaudaraan kita akan kuat dengan cara saling nasehat-menasehati dalam perkara agama, karena sesungguhnya agama itu adalah nasehat…
Rosululloh bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ruqoyyah tamim bin Aus Ad-Dary .
Bahwasanya Rosululloh bersabda:
“Agama (Islam) itu nasihat. Kami ber-tanya: Bagi siapa? Beliau bersabda: Bagi Alloh, kitab-Nya, Rosul- Nya, para pemimpin kaum Muslimin dan bagi kaum Muslimin pada umumnya” (HR Muslim, Abu Dawud dan an-Nasai’i)
Karena agama Islam itu adalah nasehat, maka hubungan persaudaraan di antara orang-orang yang beriman yang dilandasi dengan nasehat-menasehati adalah usaha untuk memperkuat agama Islam, sehingga persaudaraan yang dilandasi dengan nasehat-menasehati itu menimbulkan kecintaan satu sama lain di kalangan kaum Muslimin dan merekalah kaum Muslimin yang benar-benar beriman…
Sebagaimana Rosululloh bersabda:
“Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri. (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Banyak sekali tuntunan dari Rosululloh dalam menguatkan ukhuwwah Islamiyyah dan banyak pula rintangan-rintangan untuk berukhuwwah dalam Islam. Setan tidak bosan-bosan untuk selalu menggoda dan menggoda, menghancurkan ukhuwwah Islamiyyah di antara kaum Muslimin secara menyeluruh untuk berpecah belah, berapa banyak orang-orang Muslim satu sama lainnya saling membenci karena permasalahan sepele…berapa banyak kelompok gerakan dakwah untuk kemurnian Islam harus terpecah…ini semua dikarenakan kurang memperhatikannya kita terhadap ukhuwwah Islamiyyah.
Maka dari itu, Rosululloh sebagai tauladan manusia sangat memperhatikan masalah ukhuwwah Islamiyyah. Rosululloh sebaik-baiknya orang yang memiliki akhlaq yang terpuji dan agung yang betul-betul harus kita tauladani.
Alloh berfirman:
“Dan sesungguhnya kamu(wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung. “ ( QS. al-Qolam [68]: 4)
Tuntunan akhlaq dari Rosululloh yang memang tujuan diutusnya beliau kepada manusia yaitu untuk menyempurnakan akhlaq manusia.
Rosululloh bersabda:
“ Sesungguhnya aku diutus (adalah) untuk menyempurnakan akhlaq.” (HR. Muslim)
Dengan menerapkan dan mengaplikasikan akhlaq Rosululloh yang terpuji dalam kehidupan manusia, sehingga umat Islam memperhatikan tentang akhlaq yang pada akhirnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat menghasilkan ukhuwwah Islamiyyah atau persaudaraan di antara kaum Muslimin yang lebih erat dan kuat di berbagai pelosok dunia.
Ukhuwwah isalamiyyah adalah modal dasar untuk menguatkan Islam di muka bumi ini. Dengan memperhatikan Ukhuwwah Islamiyyah berarti membantu menegakkan syariat Islam di permukaan bumi ini, di zaman sekarang ini. Kita banyak menemukan per-selisihan antara kaum Muslimin dikarenakan masalah sepele yang pada akhirnya ber-kepanjangan sehingga kita lupa dengan siapa seharusnya kita berselisih. Ternyata per-selisihan itu menjadi umpan, sasaran empuk yang dimanfaatkan oleh orang-orang kuffar, untuk memperkenalkan kepada dunia tentang keburukan Islam yang selalu berselisih satu sama lain. Seyogyanya bagi kaum Muslimin, perselisihan yang sepele itu ditepis dengan membiasakan diri menjadi pribadi-pribadi kita untuk berjiwa besar dalam menghadapi permasalahan, sebagaimana besarnya jiwa Rosululloh . Semoga Alloh meng-anugerahkan hidayah dan taufiqnya kepada kita semua, untuk saling bahu-membahu dalam menguatkan persaudaraan kita dengan menciptakan akhlaq yang terpuji sebagaimana diajarkan oleh Rosululloh , sehingga dengan akhlaq yang terpuji kita dapat menguatkan ukhuwwah Islamiyah dalam bermasyarakat khususnya didalam masyarakat Islami secara spesifik.
(Red-HASMI/BuletinDakwahHASMI/Husin)