Pertanyaan:
Pak saya mau tanya tata cara mandi wajib jima yang baik dan benar itu gimana?
Takutnya saya masih salah.
Asep Jenal (AJ-006)
JAWABAN:
Wa alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh..
Alhamdulillah. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Mandi disebabkan berjima’ disebut dengan istilah mandi junub atau janabah. Mandi junub juga bisa disebabkan karena mimpi basah. Batas minimal mandi junub cukup dengan niat dalam hati bahwa Anda mandi junub dan kemudian mengguyurkan air ke seluruh tubuh sebagaimana umumnya seseorang mandi dengan beragam cara.
Hanya saja jika ingin lebih sesuai dengan sunnah Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam, maka hendaknya kita meniru bagaimana Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam melakukan mandi junub. Berikut cara mandi junub berdasarkan hadits shohih:
Aisyah rodhiallohu’anha berkata, “Apabila Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam mandi disebabkan junub maka beliau mulai dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya kedalam air, kemudian menyela dasar-dasar rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai kedasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maimunah binti al-Harits rodhiallohu’anha berkata, “Saya menyiapkan air untuk Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam untuk mandi junub. Kemudian beliau menuangkan air tersebut dengan tangan kanannya di atas tangan kirinya sebanyak dua kali – atau tiga kali, kemudian beliau mencuci kemaluannya, lalu menggosokkan tangannya di tanah atau di tembok sebanyak dua kali – atau tiga kali. Selanjutnya, beliau berkumur-kumur dan ber-istinsyaq (menghirup air), kemudian beliau cuci mukanya dan dua tangannya sampai siku. Kemudian beliau siram kepalanya lalu seluruh tubuhnya. Kemudian beliau mengambil tempat, bergeser, lalu mencuci kedua kakinya. Kemudian saya memberikan kepadanya kain, tetapi beliau tidak menginginkannya, lalu beliau menyeka air di tubuhnya dengan menggunakan kedua tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)