SYI’AH (Oleh: Dr. Sujian Suretno, S.Th.I., M.M.)

SYI’AH

Oleh: Dr. Sujian Suretno, S.Th.I., M.M.

Jika mendengar kata “Syi’ah” maka yang terbesit di sebagian besar persepsi kaum muslimin di seluruh dunia adalah bahwa Syi’ah merupakan bagian dari Agama Islam. Image itu muncul dikarenakan banyaknya informasi yang berkembang di berbagai media, baik cetak maupun elektronik yang menggambarkan bahwa Syi’ah adalah Islam moderat yang membawa arus perubahan “positif” bagi ummat Islam khususnya di Indonesia. Walaupun sebagian media yang lainnya juga mengecam kebiadaban mereka.

Di Indonesia Syi’ah tumbuh dan berkembang pesat mengikuti dinamika perpolitikan yang ada. Di alam demokrasi seperti ini memang sulit untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, karena tuntutan dari demokrasi itu sendiri yang mengharuskan agar setiap manusia menghormati pendapat orang lain terlepas pendapat itu benar atau salah, dan prinsip bahwa kebenaran ada di mana-mana, bahkan semua bisa benar.

Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu lebih utama dari seluruh sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum muslimin, demikian pula anak cucu sepeninggal beliau. Pelopor Syi’ah pertama kali adalah Abdullah bin Saba’. Abdullah bin Saba’ mengenalkan ajaran Syi’ah secara terang-terangan dan mengalang masa untuk memproklamasikan bahwa kepemimpinan sesudah Rasululloh ﷺ seharusnya jatuh ke tangan ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu  berdasarkan nash Al-Qur’an dan Hadits (dengan pemahaman yang salah dan hadits palsu). Dan menurutnya Abu Bakar, Umar dan Utsman telah mengambil alih kedudukan tersebut. Kemudian Abdullah bin Saba’ menampakkan sikap ekstrim di dalam memuliakan ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu bahwa ‘Ali lah yang berhak menjadi imam karena dia seorang yang ma’shum (terpelihara dari dosa). Keyakinan itu berkembang terus menerus dari waktu ke waktu, sampai kepada menuhankan ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu. Karena hal tersebut adalah suatu kedustaan maka ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu membakar sebagian orang-orang Syi’ah, sementara sebagian yang lainnya melarikan diri ke Madain.

Adapun di antara kesesatan Syi’ah pada saat ini adalah:

  1. Meyakini bahwa al-Qur’an tidak asli dan meyakini ada al-Qur’an lain (mushaf Fathimah).
  2. Menolak Hadits-Hadits Rasululloh ﷺ, mereka memiliki hadits sendiri yang penuh dengan kedustaan dan kepalsuan.
  3. Meyakini bahwa Imam setelah Rasulullah ﷺ adalah ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu.
  4. Meyakini bahwa Imam mereka ma’shum, padahal tidak ada yang ma’shum kecuali Nabi ﷺ.
  5. Meyakini bahwa ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari kiamat untuk menuntut balas kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan lain-lain.
  6. Keyakinan bahwa ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu dan para Imam mengetahui rahasia ghaib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan ‘Ali dan Imam-imam mereka.
  7. Mencaci maki para sahabat
    Keyakinan di atas adalah keyakinan kufur yang mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Syi’ah berkeyakinan bahwa tidak ada yang mengumpulkan Al-Qur’an dengan lengkap selain ‘Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu’anhu dan para Imam sesudahnya. Ini artinya Al-Qur’an yang beredar di kalangan kaum muslimin tidak lengkap.

Mereka meyakini Al-Qur’an yang ada sekarang bukanlah Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ, ia telah dirubah dan dikurangi. Kemudian mereka juga mengkufuri hadits-hadits Rasululloh ﷺ. Syi’ah telah menolak mentah-mentah semua kitab-kitab hadits. Bahkan dalam pandangan Syi’ah kitab Shohih Bukhori tidak ada nilainya meskipun seberat sayap lalat. Kemudian Syi’ah mengkafirkan para sahabat. Mereka melontarkan berbagai tuduhan keji kepada para sahabat berdasarkan dugaan-dugaan yang buruk. Sebagian sahabat yang mereka caci itu justru termasuk dalam sepuluh sahabat yang dijamin surga seperti: Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Tholhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam rodhiyallohu’anhu.

Syi’ah juga dikenal sebagai firoq yang kejam. Kekejaman Syi’ah ini adalah fakta yang ril yang bisa dipertanggung jawabkan. Di antara kekejaman-kekejaman Syi’ah adalah sebagai berikut:

  1. Menghalalkan darah Ahlussunnah (Ahlus Sunnah dalam hal ini adalah selain Syi’ah, yaitu kaum muslimin). Bukti kongkrit yang menunjukkan betapa bengis dan kejamnya Syi’ah kepada kaum muslimin adalah peristiwa berdarah di Baghdad yang terjadi pada tahun 642 H, yaitu pengkhianatan kaum Syi’ah yang menewaskan seluruh penduduk Baghdad oleh pasukan Tartar sehingga saluran-saluran air dan gang-gang dialiri oleh darah. Begitu juga masjid-masjid penuh gungsian. Korban diperkirakan meninggal depan ratus ribu orang yang mengatakan satu juta delapan ratus ribu dan ada yang mengatakan jumlahnya mencapai dua jutaan jiwa.
  2. Media masa di seluruh dunia berbicara tentang Syi’ah.
    Surat kabar Sunday Times menyebutkan, bahwa beberapa orang Palestina dibunuh di rumah sakit-sakit markas Syi’ah di Beirut, dan sejumlah jenazah orang-orang Palestina ditemukan dengan kondisi leher-leher mereka telah disembelih. Suara kabar Republika Italia menyebutkan, bahwa di Syatila seorang Palestina yang mengalami cacat tidak dapat berjalan sejak beberapa tahun, dan memohon pertolongan kepada komponen-komponen Gerakan Amal (Syi’ah), jawaban yang didapatnya adalah dia ditembak hingga tewas. Ketika mengomentari peristiwa ini, surat kabar itu mengatakan, “Ini adalah benar-benar sebuah kebiadaban”.
  3. Syi’ah bekerjasama dengan Yahudi.
    Kerjasama Syi’ah dengan Zionis adalah fakta yang nyata. Kekuatan militer Zionis yang telah menduduki Palestina, mengizinkan Gerakan Amal (Syi’ah) untuk melindungi milisi-milisi tertentu yang ikut dengannya dan membawa semua persenjataan miliknya.

Salah seorang pemimpin milisi Gerakan Amal yang bernama Hasan Musthafa menjelaskan bahwa senjata-senjata ini akan dipergunakan untuk membela diri kami dari orang-orang Palestina.

Seiring berjalannya waktu Firqoh Syi’ah tumbuh subur di Negara-negara kaum muslimin termasuk Indonesia, ketika kaum muslimin lengah tidak menutup kemungkinan akan terjadi penyembelihan besar-besaran terhadap Ahlus Sunnah (kaum muslimin). Semoga Alloh ﷻ menghancurkan mereka. Aamiin.

Wallohu A’lam.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0006 Rubrik Pergulatan Firoq Sepanjang Zaman

Check Also

KHALID BIN AL-WALID / Ia Tidak Pernah Tidur dan Tidak Membiarkan Seorang pun Tidur

KHALID BIN AL-WALID Ia Tidak Pernah Tidur dan Tidak Membiarkan Seorang pun Tidur Jalan hidup …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot