RAHASIA DI BALIK TRAGEDI KARBALA, KONSPIRASI DI BALIK TERBUNUHNYA HUSAIN (Oleh: Dr. Rahendra Maya, S.Th.I., M.Pd.I.)

RAHASIA DI BALIK TRAGEDI KARBALA
(KONSPIRASI DI BALIK TERBUNUHNYA HUSAIN)

Oleh: Dr. Rahendra Maya, S.Th.I., M.Pd.I.

Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه, atau yang dikenal sebagai Husain رضي الله عنه, adalah cucu Rosululloh ﷺ, buah hati dan kecintaannya di dunia. Ia adalah saudara Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه, penghulu pemuda penduduk surga. Kedudukan tinggi tersebut tidak ia peroleh, kecuali ia lakoni dengan ujian dan cobaan, dan sungguh Husain رضي الله عنه telah berhasil melewati ujian tersebut secara penuh dengan kesabaran dan keteguhan (tsabat) yang sempurna hingga menemui Alloh ﷻ. Rosululloh ﷺ pernah bersabda kepada Hudzaifah رضي الله عنه, “Sesungguhnya ini adalah malaikat yang belum pernah turun ke bumi sebelum ini, ia meminta izin kepada Robbnya untuk mengucapkan salam kepadaku dan menyampaikan kabar gembira bahwa Fathimah adalah penghulu kaum wanita penghuni surga dan bahwasanya Hasan serta Husain adalah penghulu para pemuda penghuni surga.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Albani).

Husain رضي الله عنه dan Kronologis Syahidnya

Setelah kekhilafahan dilimpahkan kaum Muslimin kepada Hasan bin ‘Ali رضي الله عنه, kemudian ia turun (lengser) darinya untuk diberikan kepada Mu’awiyah رضي الله عنه untuk memelihara darah kaum Muslimin, dengan syarat selanjutnya Mu’awiyah sendiri yang akan menyerahkan kembali kekhilafahan kepada Hasan رضي الله عنه. Akan tetapi Hasan رضي الله عنه meninggal sebelum Mu’awiyah رضي الله عنه meninggal. Maka ketika itu Mu’awiyah رضي الله عنه memberikan kekhilafahan kepada anaknya, Yazid. Tatkala Mu’awiyah رضي الله عنه meninggal, maka Yazid memegang perintah, dan Husain enggan memba’iatnya, lalu ia keluar dari Madinah menuju ke Mekkah dan menetap di sana.

Kemudian golongan pendukung ayahnya dari Syi’ah Kufah mengirim surat kepada Husain رضي الله عنه agar ia keluar bergabung menemui mereka. Mereka menjanjikan akan menolongnya jika ia telah bergabung. Maka Husain رضي الله عنه tertipu dengan janji mereka, dan mengira bahwa mereka akan merealisasikannya untuk memperbaiki kebijakan yang buruk dan untuk meluruskan penyelisihan yang diawali pada kekhilafahan Yazid bin Mu’awiyah.

Perbuatan Husain رضي الله عنه untuk bergabung dengan penduduk Kufah sendiri dinilai salah oleh para penasehatnya. Di antara mereka adalah Ibnu ‘Abbas, Ibnu ‘Umar, ‘Abdulloh bin Ja’far رضي الله عنهم dan lainnya. Bahkan ‘Abdulloh bin ‘Umar terus mendesak kepada Husain رضي الله عنه agar tetap tinggal di Mekkah dan tidak keluar. Namun dengan dilandasi baik sangka, Husain رضي الله عنه menyelisihi permusyawarahan mereka dan keluar, lalu Ibnu ‘Umar رضي الله عنه berkata kepadanya, “Aku menitipkanmu kepada Alloh dari pembunuhan!”.

Begitu Husain رضي الله عنه keluar, ia menemui Farozdaq di jalan yang berkata kepadanya, “Berhati-hatilah engkau, mereka bersamamu namun pedang-pedang mereka bersama Bani Umayyah. Mereka adalah Syi’ah yang mengirim surat kepadamu, dan mereka menginginkanmu untuk keluar (ke tempat mereka), tetapi hati-hati mereka tidak bersamamu. Secara hakiki mereka mencintaimu, akan tetapi pedang-pedang mereka terhunus bersama Bani Umayyah!”.

Akhirnya, sangat jelas sekali tampaklah pengkhianatan Syi’ah ahli Kufah, walau mereka sendiri yang mengharapkan kedatangan Husain ﷺ. Maka wakil penguasa Bani Umayyah, ‘Ubaidillah bin Ziyad yang mengetahui sepak terjang Muslim bin ‘Aqil yang telah membai’at Husain, segera mendatangi Muslim dan langsung membunuhnya sekaligus tuan rumah yang menjamunya, Hani bin Urwah al-Muradi. Dan kaum Syi’ah Kufah hanya diam seribu bahasa melihat pembantaian dan tidak memberikan bantuan apa-apa, bahkan mereka mengingkari janji mereka terhadap Husain ﷺ. Hal itu mereka lakukan karena ‘Ubaidillah bin Ziyad telah memberikan segopok uang kepada mereka.

Maka ketika Husain ﷺ keluar bersama keluarga dan pengikutnya, berangkat pula Ibnu Ziyad untuk menghancurkannya di medan peperangan, maka terbunuhlah Husain ﷺ dan terbunuh pula semua sahabat yang mendampinginya secara terzhalim dan dapat dianggap sebagai pembantaian sadis. Kepala mulianya terpotong, lalu diambil oleh para wanita dan anak-anak yang berada di antara pasukan dan diberikan paksa kepada Yazid di Damaskus. Ketika melihat kepala Husain dibawa ke hadapannya saat itu, Yazid pun sedih dan menangis. Kemudian para wanita dan anak-anak dikembalikan ke kota, sedangkan anak laki-laki ikut terbunuh, sehingga tidak tersisa dari anak-anak (Husain) kecuali ‘Ali Zainul Abidin yang ketika itu masih kecil.

Kemanakah Syi’ah Kufah Pendusta dan Pengkhianat?

Sejak pertama, Syi’ah Kufah sudah takut berperang dan telah “siap” menjual kehormatan mereka dengan harta. Mereka merencanakan pengkhianatan untuk mendapatkan kekayaan dan kedudukan semata, walaupun itu harus dibayar dengan menyerahkan salah seorang tokoh Ahlul Bait, Husain ﷺ. Mereka tidak memberikan pertolongan kepada Muslim bin ‘Aqil, dan ternyata tidak pula ikut berperang membantu Husain ﷺ.

Dalam tragedi mengenaskan ini, di antara Ahlul Bait lainnya yang gugur bersama Husain ﷺ adalah putera ‘Ali bin Abi Thalib ﷺ lainnya, yaitu Abu Bakar bin ‘Ali, ‘Umar bin ‘Ali, dan ‘Utsman bin ‘Ali r.a.. Juga putera Hasan sendiri, Abu Bakar bin Hasan r.a.. Namun anehnya, ketika kita mendengar kaset- kaset, ataupun membaca buku- buku Syi’ah yang menceritakan kisah pembunuhan Husain r.a., keempat Ahlul Bait tersebut tidak pernah diungkit. Lantas, apa tujuannya?

Tentu saja, agar para pengikut Syi’ah tidak memberi nama anak-anak mereka dengan tiga nama sahabat Rosululloh ﷺ yang paling dibenci orang-orang Syi’ah, bahkan yang dilaknat oleh mereka setiap harinya.

Melihat kebusukan perangai dan pengkhianatan Syi’ah, Husain r.a. dalam doanya yang sangat terkenal sebelum wafat atas mereka adalah “Ya Alloh, apabila Engkau memberi mereka kenikmatan, maka cerai-beraikanlah mereka, jadikanlah mereka menempuh jalan yang berbeda-beda, dan janganlah restui para pemimpin mereka selamanya, karena mereka telah mengundang kami untuk menolong kami, namun ternyata malah memusuhi kami dan membunuh kami!”.

Konspirasi di balik Terbunuhnya Husain r.a.

Di balik tragedi Karbala, yaitu terbunuhnya Husain r.a. dan banyak Ahlul Bait lainnya serta rombongan yang menyertainya, ada rahasia besar yang harus diketahui, yaitu:

  1. Ternyata yang membunuh Husain r.a. adalah ‘Ubaidillah bin Ziyad yang berkolaborasi dengan Syi’ah Husain. Fakta ini bahkan diakui oleh sejarawan Syi’ah sendiri, Mulla Baqir al-Majlisi, Qadhi Nurullah Syustri dan lainnya, tentunya selain fakta sejarah yang jelas dan mengedepankan nilai ilmiah yang selama ini telah banyak beredar. Mereka adalah para pengkhianat, musuh-musuh semua kaum Muslimin, bukan hanya bagi Ahlus Sunnah saja.
  2. Kecintaan Syi’ah terhadap Ahlul Bait hanyalah isapan jempol dan kebohongan yang d i p r o p a g a n d a k a n. Bahkan yang Syi’ah da’wahkan tiada lain merupakan upaya untuk menghidupkan kembali p e m i k i r a n – p e m i k i r a n Majusi Saba’iyah (pengikut ‘Abdulloh bin Saba’).
  3. Keadaan Syi’ah yang selalu diburu dan dihukum oleh kerajaan-kerajaan Islam di sepanjang masadalam sejarah membuktikan dikabulkannya doa Husain r.a. di medan Karbala akan adzab Syi’ah
  4. Upacara dan ritual Asyura’-an, seperti menyiksa badan dengan cara memukul-mukul tubuh dengan rantai, pisau dan pedang pada 10 Muharram dalam bentuk perkabungan yang dilakukan oleh Syi’ah sehingga mengalirkan darah, juga merupakan bukti diterimanya doa Husain r.a., bahkan mereka terhina dengan tangan mereka sendiri.

Dari upaya menelusuri tragedy terbunuhnya Husain r.a. dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Syi’ah bukanlah Ahlul Bait, dan Ahlul Bait berlepas diri dari Syi’ah, di antaranya keduanya terdapat perbedaan yang sangat jauh, bagaikan timur dan barat, bahkan lebih jauh lagi.
  2. Barangsiapa yang mengaku-ngaku mencintai dan mengikuti jejak Ahlul Bait namun ternyata mereka berlepas diri dari orang-orang yang dicintai Ahlul Bait tersebut, maka yang ada hanyalah klaim kedustaan dan propaganda kesesatan.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0007 Rubrik Konspirasi

Check Also

TUNTUTAN ILMU ADALAH AMAL (Oleh: Tim Redaksi HASMI)

TUNTUTAN ILMU ADALAH AMAL Oleh: Tim Redaksi HASMI Sesungguhnya dengan mengamalkan ilmu, para ulama diangkat …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot