PERANG TABUK (Oleh: Nurdin Syahid)

PERANG TABUK

Oleh: Nurdin Syahid

Perang penaklukan Makkah merupakan perang yang me­misahkan antara yang haq dan bathil. Sesudah itu tidak ada tempat untuk meragukan dan menyangsikan risalah Muham­mad ﷺ di seluruh jazirah Arab. Oleh karena itu perjalanan bisa berubah total setelah itu dan semua manusia masuk ke dalam agama Alloh ﷻ secara berbondong-bondong. Hal ini bisa dilihat dari uraian mengenai kedatangan berbagai utusan dan jumlah orang-orang Muslim yang datang sewaktu haji wada’, yang se­kaligus menandai berakhirnya kendala internal, hingga orang-orang muslim bisa hidup tenang, bebas mengajarkan syariat Al­loh ﷻ dan menyebarkan da’wah.

Namun, setan belum sepe­nuhnya menerima begitu saja kemenangan kaum muslimin. Lewat antek-anteknya mereka menyusun kekuatan untuk kem­bali menghancurkan pasukan kaum muslimin. Adalah kekuatan Romawi yang menjadi sentral kekuatan kaum kafir ketika itu. Seperti yang sudah kita ketahui di atas, bentrokan ini sudah dimu­lai dengan dibunuhnya duta Ro­sululloh ﷺ, Al Harits bin Umair di tangan Syurahbil bin Amr Al Ghassani, saat Al-Harits mem­bawa surat Beliau yang ditujukan kepada pemimpin Bushra.

Setelah itu beliau mengirim­kan satuan pasukan yang dipe­mimpin Zaid bin haritsah رضي الله عنه, yang kemudian baru bertempur dengan pasukan Romawi dengan pertem­puran yang seru di Mu’tah, tan­pa membawa hasil yang berarti dari orang-orang yang dzhalim itu. Tetapi setidak-tidaknya peristiwa ini mampu mengguncang pemikiran perang yang sangat besar di da­lam jiwa bangsa arab, yang dekat maupun jauh.

Dengan kejadian ini sontak saja membuat kabilah-kabilah bangsa arab banyak yang ber­abung dengan kaum muslimin.

Hal ini membuat qoishar ma­rah besar. Sehingga belum sem­pat satu tahun pasca perang mu’tah, Qoishar sudah memper­siapkan pasukan Romawi untuk menyerang kaum muslimin se­cara besar-besaran.

Pasukan yang disiapkan her­aklius bukan seratus dua ratus, tetapi ribuan bahkan puluh ribuan tepatnya 40 ribu prajurit, yang dipimpin salah seorang pembesar romawi. Pasukan terdepan sudah tiba di Balqa’. Begitulah keadaan yang cukup rawan, yang harus di­hadapi oleh orang-orang muslim.

Keadaan ini semakin diper­parah karena saat itu bertepatan dengan musim kemarau yang amat panas dan kering. Orang-orang menghadapi keadaan yang lebih sulit dan jarang-jarang menampakkan diri. Semen­tara buah-buah juga mulai masak, sehingga mereka lebih suka be­rada di kebun buah-buahan dan keteduhan pepohonannya. Jarak yang harus mereka tempuh jika harus berperang juga amat jauh jadi sulit.

Ditempat terpisah Rosululloh ﷺ memandang keadaan dan perkembangan yang ada secara detail dan bijaksana. Beliau sengaja menampakkan wajah dan ekspresi serius ketika menghada­pi kondisi ini. Sebab jika beliau bermalas-malasan dan memilih menghindar dari peperangan ini, maka pamor kekuatan perang kaum muslimin dan da’wah Islam sedikit banyak akan tercoreng. Setelah Rosululloh ﷺ mengambi­l sikap yang bulat, maka beliau mengumumkan kepada para sa­habat agar bersiap-siap untuk ber­perang melawan pasukan Roma­wi. Beliau mengirim utusan untuk mendatangi berbagai kabilah Arab dan penduduk Makkah agar ikut bergabung.

Bahkan Rosululloh ﷺ sendiri yang turun langsung mengajak kaum muslimin untuk berperang melawan kaum musyrik Romawi. Beliau menjelas­kan secara gamblang permasa­lahannya kepada orang-orang, agar mereka bisa melakukan per­siapan secara matang, dan men­dorong mereka untuk berjihad.

Setelah semua pasukan kaum muslimin berlomba-lomba da­lam melakukan persiapan perang, akhirnya pada hari kamis Ro­sululloh ﷺ mulai bergerak ke utara menuju daerah tujuan Tabuk. Tetapi karena jumlah pasukan yang sangat besar, yaitu sebanyak 30.000 prajurit, maka persiapan untuk membekali pasukan ini tidak sempurna, sekalipun cukup banyak harta yang disedekah­kan orang orang muslim. Begitu seterusnya hingga pasukan kaum muslimin benar-benar san­gat kepayahan. Sampai akhirnya Rosululloh ﷺ sendiri juga merasakan kelaparan.Sampai akhirnya Rosululloh ﷺ memberikan kabar gembira bahwa sebentar lagi mereka akan tiba di Tabuk.

Akhirnya pasukan Islam tiba di Tabuk dan berkubu di sana. Mereka bersiap bertempur me­lawan musuh. Rosululloh ﷺ berdi­ri di hadapan pasukan dan men­yampaikan pidato dengan penuh semangat, dengan kata-kata yang mengandung maknaya amat luas, menganjurkan kepada kebaikan dunia dan akhirat, memberi pe­ringatan dan ancaman, memberi kabar gembira dan kabar yang menyenangkan, hingga mental seluruh prajurit benar-benar si­ap dengan semangat yang memba­ra, sekalipun bekal dan perlen­gkapan mereka sangat terbatas.

Sebaliknya, ketika pasukan Romawi dan sekutu-sekutunya mendengar bahwa pasukan Ro­sululloh ﷺ menggalang pasukan, muncul ketakutan dan kekhawatiran yang merambat hati mereka, sehingga mereka tidak berani maju atau langsung merencanakan serangan. Mere­ka berpercer-pencar di batas wilayah mereka sendiri. Tentu saja hal ini mengangkat pamor militer Islam di dalam Jazirah Arab dan sekaligus mendulang kepentingan politik yang amat besar manfaatnya, yang boleh jadi tidak akan bisa diperoleh andaikan sampai terjadi pertemu­ran di antara dua pasukan ini.

Peperangan ini pun diakhiri dengan sebuah perjanjian perdamaian. Dalam perjanjian itu pihak kaum kafir Romawi bersedia membayar jizyah ke­pada kaum muslimin. Dengan kata lain, kaum muslimin untuk yang kesekian kalinya berhasil memenangkan pertempuran ini.

Setelah semuanya selesai, maka kaum musliminpun men­inggalkan tabuk dengan mem­bawa kemenangan, tanpa men­galami tekanan sedikit pun. Dengan perjalanan ini Alloh ﷻ telah mencukupkan perjalan­gan bagi orang-orang Mukmin.

Hikmah yang bisa kita am­bil dari peristiwa ini adalah:

  1. Kaum muslimin senantiasa tidak mengenal rasa takut ter­hadap kaum kafir.
  2. Alloh ﷻ senantiasa menguji kesabaran orang-orang yang beriman.
  3. Seorang pemimpin hendaknya selalu memberikan motivasi kepada mad’u­nya agar seman­gat dan giat untuk menegak­kan Islam senantiasa selalu berkobar.
  4. Alloh ﷻ bersama orang-orang yang sabar.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0006 Rubrik Kisah Gozuwah

Check Also

KHALID BIN AL-WALID / Ia Tidak Pernah Tidur dan Tidak Membiarkan Seorang pun Tidur

KHALID BIN AL-WALID Ia Tidak Pernah Tidur dan Tidak Membiarkan Seorang pun Tidur Jalan hidup …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot