Nabi Musa Dan Tukang Sihir

Pembaca yang dirohmati Alloh [swt], sihir merupakan sebuah tindakan yang dapat membahayakan pelakunya dan orang lain. Akan tetapi, ada jalan keluar untuk membendung arus sihir itu, yakni dengan beriman dan bergantung kepada Alloh [swt].

Pada kesempatan kali ini, kita melihat kembali sejarah tentang kisah perjuangan Nabi Musa [alayhis] dalam menegakkan tauhid dihadang dengan raja Firaun dan para tukang sihir. Dalam kisah ini dapat kita ambil faidah bahwa Alloh [swt] Maha Kuasa dan Maha Pelindung. Setiap hamba yang mendapatkan perlindungan-Nya, maka tidak ada satu makhlukpun  yang dapat mencelakakannya. Bahkan tidak mampu hanya menembus benteng perlindungan Alloh [swt].

Setelah mendapatkan wahyu dari Alloh [swt] dan menerima tugas untuk mendakwahkan tauhid kepada bani Israil, Nabi Musa [alayhis] mulai mengajak satu persatu bani Israil untuk beriman kepada Alloh [swt], dan meninggalkan perbuatan-perbuatan syirik. Nabi Musa [alayhis] menjelaskan bahwa Alloh  adalah satu-satu-Nya Ilah yang berhak disembah dan tempat bergantung dalam semua permasalahan, termasuk menolak marabahaya sihir. Akan tetapi, jalan dakwah penuh dengan rintangan dan cobaan. Dakwah Nabi Musa [alayhis]  mendapatkan pertentangan keras dari raja yang berkuasa di masa itu, yakni Firaun. Firaun menyatakan kepada seluruh masyarakatnya bahwa dia adalah robb yang harus disembah oleh seluruh orang yang berada di bawah kekuasaannya.

Walaupun rintangan menghadang, Nabi Musa [alayhis] diperintahkan oleh Alloh [swt] untuk terus berdakwah. Bahkan Nabi Musa [alayhis]  diperintahkan untuk mengajak Firaun agar beriman kepada Robb yang sebenarnya, yaitu Alloh [alayhis] . Dalam surat Thoha,

“Pergilah kamu berdua (Nabi Musa dan Harun) kepada Fir’aun, sesungguhnya Dia telah melampaui batas, maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut”.  (QS. Thoha [20]: 43-44)

Pada satu kesempatan, Nabi Musa  berhadapan langsung dengan Raja Firaun. Nabi Musa [alayhis] menyatakan bahwa dirinya adalah utusan Alloh [swt] dan Alloh [swt] Robb yang sebenarnya. Firaun pun marah dan meminta bukti atas hal itu. Nabi Musa [alayhis] melemparkan tongkatnya, maka dengan idzin Alloh [swt], tongkat itu menjadi ular yang besar. Lalu, Nabi Musa [alayhis] mengeluarkan tangannya, tiba-tiba tangan itu menjadi putih bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya.

Kesombongan Raja Firaun menutupi hati nuraninya tentang kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa [alayhis]. Firaun menjadi murka tentang dakwah dan perbuatan Nabi Musa [alayhis]. Para pemuka kerajaan menganjurkan kepada firaun untuk mengumpulkan seluruh tukang sihir dari segala penjuru. Firaun pun menyetujui usulan itu dengan harapan dapat mengalahkan mukjizat yang dibawa oleh Nabi Musa [alayhis] , dan dirinya tetap menjadi sesembahan rakyatnya.

Para tukang sihir pun berdatangan di kerajaan Firaun. Hanya saja, para tukang sihir itu tidak mau membantu Firaun kecuali ada imbalan yang besar. Firaun menegaskan kepada mereka tentang imbalan besar dan menjadi pengawal pribadinya.

Tiba saatnya pertempuran antara tukang sihir yang menggunakan kekuatan dari setan dengan Nabi Musa [alayhis] yang menggunakan kekuatan dan perlindungan dari Alloh [swt].

Para tukang sihir mengatakan: “Wahai Musa , engkaukah yang akan melempar lebih dahulu, atau kami yang melempar..!!”

Nabi Musa [alayhis] menjawab: “Lemparkanlah lebih dahulu!” Maka tatkala mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan).

Alloh  tidak membiarkan setiap hamba yang meminta perlindungan dari-Nya. Dia mewahyukan kepada Musa : “Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu mejadi ular yang besar dan menelan tali-tali yang mereka sihir menjadi ular-ular kecil.

Para tukang sihir terheran-heran melihat kejadian ini. Mereka menyakini bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Musa [alayhis] bukan sihir, tetapi hal yang nyata dan berasal dari Alloh [swt] yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, mereka pun serta merta menjatuhkan diri untuk sujud kepada Alloh [swt], tanpa menghiraukan kemurkaan Raja Firaun. Mereka mengatakan :

“Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, “(yaitu) Tuhan Musa dan Harun”.(QS. Al-A’rof [7]: 121-122)

Ini merupakan salah satu bukti kebenaran Alloh  dan perlindungan-Nya. Sehebat apapun sihir yang dilakukan oleh manusia atau setan tidak akan dapat mengalahkan kekuatan Alloh .

Para tukang sihir firaun ini menjadi salah satu buktinya. Mereka berani dan tabah dari ancaman dan siksaan Firaun karena mereka beriman kepada Alloh [swt]. Bahkan mereka siap mengorbankan jiwa raganya untuk membela Nabi Musa [alayhis] dan agama Alloh [swt].

Wallohu a’lam…..

(Red-HASMI)

Check Also

Setangguh Nabi Ayyub

Setangguh Nabi Ayyub Nabi Ayyub ‘alaihissalam adalah salah seorang nabi Alloh subhanahu wata’ala yang diutus ke muka …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *