Salahsatu bentuk ibadah kita kepada Alloh subhanahu wata’ala dalam harta adalah infak dan shodaqoh, yaitu menyerahkan sebagian harta itu di jalan Alloh subhanahu wata’ala untuk kepentingan Islam dan kaum Muslimin. Sekecil apapun infak yang dikeluarkan akan mendapatkan imbalan pahala dan berkah dari Alloh subhanahu wata’ala. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”
(QS. al-Baqoroh: 261)
Salahsatu bentuk ujian bagi manusia adalah harta. Seseorang diuji oleh Alloh dengan hartanya: apakah ia bersedia berinfak di jalan Alloh mendanai dakwah dan syiar Islam, dengan memasukkan ”uang receh” ke dalam kencleng dakwah? Dan salah satu bukti keimanaan seorang mukmin adalah dengan infak dan shodaqoh. Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda,
الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيمان ، والحَمدُ لله تَمْلأُ الميزَانَ ، وَسُبْحَانَ الله والحَمدُ لله تَملآن – أَوْ تَمْلأُ – مَا بَينَ السَّماوات وَالأَرْضِ، والصَّلاةُ نُورٌ ، والصَّدقةُ بُرهَانٌ
“Bersuci adalah separuh dari keimanan, ucapan ‘Alhamdulillah’ akan memenuhi timbangan, ‘subhanalloh walhamdulillah’ akan memenuhi ruangan langit dan bumi, shalat adalah cahaya, dan shadaqah itu merupakan bukti.”
(HR. Muslim)
Shodaqoh disebut sebagai bukti keimanan karena harta adalah perkara yang dicintai oleh jiwa kita. Berat bagi diri kita untuk melepaskannya. Sehingga ketika seseorang merelakan hartanya tersebut di jalan Alloh, maka ini adalah bukti yang menunjukkan kecintaannya kepada Alloh subhanahu wata’ala. Maka kita lihat sendiri, semakin tinggi keimanan seseorang, semakin banyak pula dia bershadaqah.
Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling tinggi keimanannya. Beliau tidak pernah tanggung-tanggung dalam bershadaqah. Pernah beliau menyedekahkan kambing dengan sebanyak satu lembah.
Infak untuk dakwah di jalan Alloh adalah seutama-utamanya infak yang dikeluarkan seorang muslim. Karena dakwah adalah amal tertinggi di dalam Islam yang menjadi benteng perlindungan bagi dien ini dan sebab utama kemuliannya. Jika ia ditinggalkan maka umat akan mengalami kehinaan dan keterbelakangan. Maka setiap sebab yang menjadikan sempurna amal dakwah di jalan Alloh terhitung sebagai dakwah itu sendiri. Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda :
مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَقَدْ غَزَا وَمَنْ خَلَفَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِخَيْرٍ فَقَدْ غَزَا
“Siapa yang menyiapkan kebutuhan seorang yang berjuang di jalan Alloh maka sungguh ia telah ikut berjuang. Dan siapa yang mengurus keluarga orang yang berperang fi sabilillah dengan baik maka sungguh ia telah ikut berperang.”
(Muttafaq ‘Alaih)
Hadist di atas menjelaskan keutamaan mendanai para pejuang yang berjuang di jalan Alloh, termasuk di dalamnya adalah dakwah. Orang yang menyiapkan sesuatu untuk berjuang di jalan Alloh subhanahu wata’ala adalah dengan menyiapkan untuknya apa saja yang dibutuhkan berupa sarana dan prasarana. Siapa yang membantu dengan harta, maka dia mendapat pahala seperti orang yang berjuang di jalan Alloh walaupun ia tidak ikut serta secara fisik karena ia membantu orang yang sedang berjuang fi sabilillah.
Harta dan jiwa kita pada hakikatnya adalah Milik Alloh dan amanah-Nya, dan ketika kita menginfakkan di jalan Alloh, Dia berikan bayaran yang amat mahal harganya, yakni surga. Oleh karena itu menfaatkanlah kesempatan infak di jalan Alloh melalui kencleng-kencleng dakwah ataupun langsung menyalurkannya kepada lembaga-lembaga dakwah yang ada. Sebelum harta tersebut hilang dan berpindah pada orang-orang sesudah kalian. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Sesungguhnya Alloh Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Alloh; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.
(QS. At-Taubah: 111)
Harta yang diinfakkan di jalan dakwah akan diberkahi dan akan dihilangkan darinya berbagai dampak bahaya, dan kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya dan pahala di sisi Alloh. Dengan infak harta akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak. Rasulullah bersabda :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.”
(HR. Muslim no.2558)
Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat lalu salah satunya berkata; “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata; “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).”
(HR. al-bukhari dan Muslim)
Orang yang kikir yang tidak mau menginfakkan hartanya di jalan Alloh subhanahu wata’ala sebenarnya telah menghancurkan hartanya sendiri, memposisikan dirinya dalam bahaya, dan membahayakan dirinya sendiri. Selain itu orang yang enggan menginfakkan hartanya di jalan Alloh akan tersisihkan. Pasalnya, agama ini akan tetap jaya dan ditolong Alloh. Ini merupakan suatu kepastian. Sehingga apabila suatu generasi, kelompok, individu kikir berinfak menolong agama Alloh, maka Alloh subhanahu wata’ala akan menggantikannya dengan generasi yang membela agama Alloh dengan menginfakkan hartanya. Jadi kerugianlah bagi orang-orang yang kikir. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Alloh, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. Al-baqaroh: 195)
Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini, beliau berkata : “Jangan ada diantara kalian yang mengatakan saya tidak punya harta untuk diinfakkan. Sekiranya dia hanya mempunyai sebuah anak panah, hendaknya tetap mempersiapkan diri untuk berjuang di jalan Alloh.
Bagaimana seorang muslim tidak mau menginfakkan hartanya di jalan dakwah fi sabilillah, padahal kita lihat musuh-musuh Islam telah menancapkan taringnya dan terlihat jelas ambisinya menghancurkan umat Islam, betapa besarnya usaha mereka dikerahkan, betapa besarnya harta mereka dikeluarkan untuk memalingkan manusia dari agama Alloh. Sudah seharusnya umat Islam lebih semangat menginfakkan hartanya di jalan Alloh. Alloh subhanahu wata’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ ۗ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Alloh. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.”
(QS. Al-Anfal: 36)
Agama ini adalah agama Alloh. Dakwah adalah sarana untuk membela dan menegakkannya. Berkorban harta untuk dakwah merupakan jalan untuk mencapai dakwah yang diperintahkan-Nya itu. Oleh karena itu siapa yang berdakwah dengan raga dan hartanya atau dengan salahsatunya yang bisa dilakukannya, berarti dia telah menyiapkan tempat tinggalnya di surge yang luas seluas langit dan bumi. Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Alloh dan RosulNya dan berjihad di jalan Alloh dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
(QS. As-Shoff : 10-11)