KETERPURUKAN DAN KEBANGKITAN DARI MASA KE MASA
Oleh : Dr. Sujian Suretno, S.Th.I., M.M.
“Iblis bersumpah: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,” (Qs. Shaad: 82)
Keterpurukan dan kebangkitan umat manusia terjadi dalam sepanjang sejarah kehidupan. Keterpurukan besar-besaran yang dialami oleh manusia disebabkan makar-makar Iblis yang tiada henti menyesatkan keturunan Adam ‘Alaihissalam sampai hari Kiamat. Kemudian Alloh Subhanahuwata’ala mengutus para Nabi dan Rosul untuk sebuah misi kebangkitan, yaitu dengan menda’wahkan Tauhid (Islam yang murni) dan menjauhkan umat dari segala macam kesyirikan. Para Nabi dan Rosul diutus untuk suatu misi yaitu misi penyelamatan umat dari kesesatan menuju cahaya petunjuk (hidayah). Makar pertama kali yang dilakukan oleh Iblis adalah menggelincirkan Adam ‘Alaihissalam dan Istrinya Hawa dari dalam Surga. Adam ‘Alaihissalam dan Hawa dikeluarkan dari Surga karena telah melanggar larangan Alloh Subhanahuwata’ala untuk memakan buah di dalam Surga karena tergoda oleh bujuk rayu Iblis. Ketergelinciran ini segera disusul dengan kebangkitan dengan bentuk taubat kepada Alloh Subhanahuwata’ala atas kesalahannya dan Alloh Subhanahuwata’ala menerima taubatnya.
Setelah diturunkan ke bumi, Adam ‘Alaihissalam menda’wahkan tauhid kepada keluarga dan keturunannya. Sepuluh generasi keturunannya berada di atas tauhid, hingga datang generasi yang menyimpang dari sirotolmustaqim, lalu terpuruklah ke lubang-lubang kesyirikan. Kemudian Alloh Subhanahuwata’ala mengutus Nabi Nuh ‘Alaihissalam untuk membangkitkan kaumnya dari keterpurukan tersebut. Pada waktu itu kaum Nuh ‘Alaihissalam terjerumus pada keterpurukan yang paling besar, mereka telah melakukan perbuatan syirik dengan menyembah patung-patung orang sholeh yang dibuat oleh generasi sebelumnya. Nuh ‘Alaihissalam menda’wahi kaumnya selama 950 tahun akan tetapi yang beriman kepadanya hanya sedikit, sekitar belasan orang menurut suatu riwayat dan delapan puluhan menurut riwayat lainnya. Kemudian mereka yang tidak beriman akhirnya dibinasakan oleh Alloh Subhanahuwata’ala. Yang tersisa hanyalah orang-orang yang beriman, hingga datang generasi yang menyimpang dan terpuruk lagi, lalu Alloh Subhanahuwata’ala mengutus para nabi-Nya untuk sebuah misi kebangkitan.
Sampai datang suatu zaman generasi yang menyembah berhala-berhala yang hina serta mengikuti syariat Iblis dan berhukum kepada selain hukum Alloh Subhanahuwata’ala. Kemudian diutuslah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam untuk merintis sebuah gerakan kebangkitan dan menda’wahkan kepada kaumnya untuk kembali kepada tauhid dan meninggalkan segala macam bentuk kesyirikan hingga akhirnya sebagian mereka beriman dan sebagian yang lain tetap dalam keadaan kafir. Sezaman dengan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam diutus pula Nabi Luth ‘Alaihissalam. Nabi Luth ‘Alaihissalam adalah keponakan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Ia diutus kepada kaum yang paling durhaka, kafir, dan biadab. Kaum Nabi Luth ‘Alaihissalam melakukan perbuatan yang sangat keji yang belum pernah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya, yaitu liwath (homoseksual). Nabi Luth ‘Alaihissalam menda’wahkan kaumnya untuk menikahi wanita-wanita yang suci. Tetapi mereka tetap membangkang perintah Nabi Luth ‘Alaihissalam. Kemudian Alloh Subhanahuwata’ala membinasakan mereka dengan angin yang sangat kencang dan hujan batu yang membuat mereka semua binasa termasuk istrinya sendiri karena tidak beriman kepadanya.
Setelah beberapa nabi berlalu, datanglah suatu hari dimana Bani Isra’il ditindas oleh Fir’aun, seorang toghut yang bejat yang mengaku dirinya tuhan. Karena tidak mau ada yang menggoyahkan kekuasaannya, Fir’aun memerintahkan kepada tentaranya untuk membunuh bayi laki-laki yang lahir dan membiarkan bayi perempuan. Kemudian diutuslah Nabi Musa ‘Alaihissalam untuk menyadarkan Fir’aun dan kaumnya serta menyelamatkan Bani Isra’il dari keterpurukan ruhani dan duniawi. Akan tetapi Fir’aun dan kaumnya tetap membangkang bahkan ia membunuh istrinya sendiri yang beriman kepada Musa ‘Alaihissalam. Akhirnya Alloh Subhanahuwata’ala menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya di laut Merah.
Kemudian setelah Nabi Musa ‘Alaihissalam wafat, terpecahlah kaumnya. Satu golongan istiqomah mengikuti jejak Nabi Musa ‘Alaihissalam sedangkan tujuh puluh golongan yang lainnya terpuruk pada keterpurukan nisbi yang tidak sampai mengeluarkan dari Islam. Dan yang lainnya terpuruk dalam keterpurukan total yaitu keluar dari Islam.
Kemudian setelah beberapa nabi diutus untuk misi kebangkitan kembali dari keterpurukan, diutuslah Nabi Isa ‘Alaihissalam maka berimanlah orang-orang yang beriman dan kafirlah orang-orang yang kafir. Setelah Nabi Isa ‘Alaihissalam diangkat oleh Alloh Subhanahuwata’ala ke langit, selama beberapa generasi kaum yang beriman kepadanya terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Satu golongan istiqamah mengikuti jejaknya sedangkan sebagian yang lain terpuruk dalam keterpurukan nisbi dan keterpurukan total. Setelah itu secara bertahap ummat manusia pun mulai tenggelam ke dalam keterpurukan total dan cahaya Islam pun akhirnya pudar.
Akhirnya Alloh Subhanahuwata’ala mengutus nabi terakhir untuk seluruh manusia, yaitu Nabi Muhammad Shollallohu’alaihiwasallam untuk memulai lagi sebuah gerakan kebangkitan meneruskan gerakan-gerakan kebangkitan para Nabi dan Rosul sebelumnya yang pada waktu itu nyaris pAdam ‘Alaihissalam atau bahkan telah pAdam ‘Alaihissalam. Manusia di seluruh dunia pada waktu itu sudah dalam keterpurukan total, kecuali hanya segelintir manusia yang tidak berdaya dan berserakan di sana-sini. Da’wah Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam semakin lama semakin kuat sampai menerangi seluruh jazirah Arab. Kebangkitan yang dahsyat pun terjadi dan semua berhala di Makkah runtuh, manusia datang berbondong-bondong dari seluruh penjuru jazirah Arab menuju Makkah dan Madinah untuk mengumumkan keislaman mereka. Keberkahan kebangkitan ini pun melimpah ke seluruh benua sepanjang tahun-tahun dan abad-abad berikutnya. Jutaan manusia terselamatkan dari cengkraman Iblis dan terselamatkan dari neraka Jahannam. Tetapi semua itu tidaklah terjadi tanpa pengorbanan besar-besaran. Harta dan darah, keringat dan kucuran air mata, serta pengorbanan lainnya yang telah diberikan oleh pahlawan Islam. Setelah Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam wafat, para Sahabat dan generasi-generasi setelahnya meneruskan perjuangan-perjuangan beliau Shollallohu’alaihiwasallam. Akhirnya perjuangan itupun sukses dengan hasil yang gemilang. Kerajaan Islam pun meluas dan menguat, kerajaan iman kian berkuasa dan perkasa. Sedangkan kerajaan Iblis diwakili oleh dua kerajaan, yaitu Persia Majusi dan Romawi Salibis. Dua kerajaan itupun akhirnya terdesak dan tidak berdaya. Kerajaan Persia Majusi punah, api-api setan yang dipuja dan disembah pun pAdam ‘Alaihissalam. Umat manusia pun memasuki Islam berbondong-bondong. Jutaan manusia dibebaskan dari cengkraman kesyirikan. Dan Iblis pun menjerit dan terpental dari kekuasaannya.
Tetapi sejak kurang dari seratus tahun yang lalu, khilafah Islamiyyah yang diperankan oleh Khilafah Utsmaniyyah yang berpusat di Turki runtuh..!! Daulah Utsmaniyyah yang berdiri sejak abad 7 H (abad 13 M) berjalan di atas manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah, memerangi kesyirikan, bid’ah dan khurafat serta menegakkan hukum Islam dan berjihad menyebarkan kemurnian di seluruh bumi akhirnya tidak dapat bertahan karena tenggelam pada kesyirikan, bid’ah dan takhayul pada akhir-akhir abad ke 13 H (abad 19 M) dan awal abad ke 14 H(abad 20 M).
Demikianlah, keterpurukan dan kebangkitan sudah menjadi sunatulloh. Dan kedua hal tersebut sampai sekarang pun masih terjadi dimana sebagian besar umat manusia berada di bawah cengkraman Iblis sementara umat Islam yang berpegang kepada Tauhid dan menda’wahkan kemurnian jumlahnya sangat sedikit. Untuk itu umat Islam harus bersatu di atas manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah untuk menda’wahkan kemurnian Islam dan menyelamatkan umat dari ancaman neraka jahannam. Wallohul Musta’an.
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0003 Rubrik Pergulatan Firoq Sepanjang Zaman