KEHANCURAN KAUM NABI NUH ‘ALAIHISSALAM
Oleh : M. Fatih Haidaril I., M.Pd.I.
Akankah hal seperti mereka bakal terjadi terhadap bangsa Indonesia?
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat : 56)
Begitulah sejak Nabi Adam ‘Alaihissalam, Idris ‘Alaihissalam sampai seribu tahun setelah masa Nabi Adam ‘Alaihissalam manusia dalam keadaan bertauhid (meng-Esa-kan) kepada Alloh Subhanahuwata’ala, sampai akhirnya hiduplah manusia setelah mereka orang-orang yang paling zalim, sombong dengan harta dan keturunannya, berbuat durhaka kepada Alloh Subhanahuwata’ala.
Kemaksiatan merajalela, menjalankan hukum secara zalim dan tidak berkeadilan. Bahkan, satu hal yang paling besar dalam mendatangkan murka Alloh mereka kerjakan, mereka menyekutukan Alloh Subhanahuwata’ala, mereka meninggalkan tujuan kehidupan mereka yaitu tauhid. Mereka tidak mau menyembah Alloh Subhanahuwata’ala, dan tidak mau bersyukur atas segala karunia dari-Nya, enggan mengenali kekuasaan Alloh serta tidak mengakui akan keperkasaan Alloh Subhanahuwata’ala yangmampumenurunkan azab kepada mereka. Mereka kafir dan tidak mau tunduk kepada ajaran yang telah diwariskan oleh bapak moyang mereka yakni Adam ‘Alaihissalam dan Idris ‘Alaihissalam serta generasi penerusnya.
Bahkan, kebenaran yang disampaikan Nabi Nuh ‘Alaihissalam yang hidup di tengah-tengah mereka
pun ditentang dan ditolaknya. Alloh Subhanahuwata’ala berfirman :
“Dan kaum Nuh sebelumnya, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling zolim dan paling durhaka” (QS. An Najm : 52).
Mereka adalah kaum yang congkak dan menyombongkan diri kepada Nabi Nuh ‘Alaihissalam yang selalu memberi mereka peringatan siang dan malam, terang-terangan maupun diam-diam.
Mereka menolak dengan berbagai cara dan alasan terhadap ajakan Nabi Nuh ‘Alaihissalam untuk kembali kepada kebenaran dan keselamatan.
Demikian parahnya kedur- hakaan mereka, sehingga dakwah panjang yang dilakukan oleh Nabi Nuh ‘Alaihissalam dalam waktu kurang lebih 950 tahun, tidak menghasilkan perubahan dan keimanan bagi kaumnya kecuali hanya beberapa orang saja yaitu menurut pendapat para ulama yang bersumber dari Ibnu Abbas jumlah mereka yang beriman hanya 80 orang.
Karena kedurhakaan yang sangat parah itulah Alloh Subhanahuwata’ala mendengarkan keluhan Nabi Nuh ‘Alaihissalam dalam doa beliau yang termaktub dalam surat Al- Mukminun ayat 26-27. Alloh Subhanahuwata’ala menurunkan azab-Nya yang sangat dahsyat, berupa angin topan dan banjir bandang yang mengerikan. Maka luluh lantaklah kaum dan bangsa mereka dengan kehancuran tanpa bekas. Semua itu akibat dari keengganan mereka taat kepada aturan Alloh dan kedurhakaan mereka kepada Alloh Subhanahuwata’ala dan rosul- Nya.
Apakah hal seperti ini akan terjadi terhadap negeri kita dan penghuninya?
Jika aqidah semakin rusak, akhlak semakin buruk, kemak- siatan, kedurhakaan, kezoliman dan kemusyrikan serta budaya- budaya yang jauh dari aturan yang dikehendaki Alloh Subhanahuwata’ala semakin berkembang menuju kepada perilaku kaum Nabi Nuh ‘Alaihissalam seperti di atas, bukan tidak mungkin kita pun akan mengalaminya.
Untuk itulah wahai saudaraku ! Kerterpurukan telah mengepung kita, mari kita bangkit dan mari kita bangkitkan umat!!
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0004 Rubrik Bencana-Bencana Dalam Sejarah Ummat