kebenaran Adzab Kubur

23 Sep 2014Redaksi Ruang Keluarga
  1. Tidak diragukan lagi, bahwa Nabi sholallohu alaihi wa sallam tidak meninggal kecuali telah sempurnakan agama ini oleh Alloh subhanahu wa ta’ala. Seruan yang paling agung diserukan Nabi sholallohu alaihi wa sallam adalah Tauhid. Dan sebaliknya larangan yang paling utama adalah Syirik. Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam telah menjaga agama ini dengan penjagaan yang ketat dengan menutup sebab-sebab yang mengantarkan kesyirikan. Seperti berlebih-lebihan kepada kuburan, yang dapat menghantarkan kepada kesyirikan.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا.

“Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan Telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagi kalian”. (QS. Al-Maidah [5]: 3)

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisaa’ [4]: 48)

  1. Iman kepada hari akhir adalah salah satu dari ushul-ushul keimanan dan rukun-rukunnya. Dan termasuk dari iman kepada hari akhir adalah iman tentang kematian, sebagai persinggahan setelah hidup didunia, yang menghantarkan seseorang keakhirat.

“فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ”.

Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Alloh, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rosul-Rosul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “. (HR. Muslim: 106)

  1. Kita harus yakin bahwa semua orang akan meninggal, baik orang mukmin atau kafir, yang kekal adalah Alloh subhanahu wa ta’ala saja. Manusia tinggal didunia hanya sementara, seperti musafir yang berteduh dibawah pohon. Dunia hanya ladang untuk mencari bekal akhirat, mengesakan Alloh subhanahu wa ta’ala dalam beribadah dan beramal sholih kepadanya.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz Dzariyaat [51]: 56)

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

“مَالِيْ وَلِلدُّنْيَا، إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ قَالَ ـ أَيْ نَامَ ـ فِيْ ظِلِّ شَجَرَةٍ، فِيْ يَوْمٍ صَائِفٍ، ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا”.

“apa keperluanku dengan dunia. Sesungguhnya persamaanku dengan dunia seperti penunggang (kendaraan) istirahat –tidur- di naungan pohon pada hari yang panas, kemudian pergi dan meninggalkannya”. (HR. Tirmidzi: 9/223 dan di Shohihkan Al-Bani: 439)

  1. Mengingat akan kematian seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-sunnah tentang berita di dalam kubur adalah salah satu sarana untuk meningkatkan keimanan kepada Alloh subhanahu wa ta’ala. Dan menyiapkan bekal yang cukup untuk menghadapinya.

Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:

“أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَاتِ”. يَعْنِيْ المَوْتَ.

“Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan”. Yakni maut. (HR. Tirmidzi, Shohih Al-Jami’: 1210)

  1. Kubur (alam Barzakh) adalah tempat singgah setiap orang yang telah meninggal dunia, untuk menghantarkan menuju ke akhirat. Keadaan didalam kubur ada dua:

a)  Kubur merupakan taman dari taman-taman surga. Barangsiapa mendapat kenikmatan dan cahaya didalam kubur itu merupakan satu tanda bahwa setelah itu akan ada nikmat yang lebih besar lagi baginya dan kenikmatan ini hanya diperoleh orang-orang yang beriman.

b) Kubur merupakan lubang dari lubang-lubang neraka.

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

“Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Alloh menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki”. (QS. Ibrohiim: 27)

سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ

“Nanti mereka akan kami siksa dua kali Kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar”. (QS. At Taubah [9]: 101)

وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ(45)النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada Malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (QS. Al Mu’min [40]: 45-46)

  1. Nikmat dan adzab kubur adalah perkara ghoib, akal manusia tidak dapat mengetahuinya, panca indera tidak akan dapat melihatnya. Dan hanya al-Qur’an dan As-Sunnah yang dapat dijadikan sumber untuk mengetahui hakikat, dan keadaan dalam kubur.

وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”. (QS. Al An’am [6]: 59)

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Sesungguhnya Alloh, Hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari qiyamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Luqman [31]: 34)

  1. Malaikat maut mendatangi setiap orang dalam sakarotul maut, dia duduk di kepalanya, baik kafir atau mukmin, ketika mukmin dia berkata: “Keluarlah ruh yang baik, yang berada dijasad yang baik. Keluarlah ke tempat ketentraman dan surga penuh kenikmatan. sedangkan Alloh tidak marah. Dan jika dia kafir, Malaikat berkata: “Keluarlah ruh yang jahat, yang didalam jasad yang buruk. Keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan Alloh subhanahu wa ta’ala. Ruh orang mukmin keluar dengan mudah seperti menarik rambut dari adonan dan ruh orang kafir berserakan didalam tubuhnya, lalu dicabut dengan kuat seperti mencabut besi yang bulat ujungan dari katun yang basah.

Setelah ruh keluar, maka malaikat mengambilnya, malaikat untuk orang mukmin wajahnya seperti matahari, bersamanya kain kafan dan minyak wangi (hanuud) dari surga. Malaikat untuk orang kafir wajahnya hitam, bersamanya pakaian yang kasar. Ini perbedaan antara mayit mukmin dan mayit kafir.

  1. Apabila Orang yang meninggal dunia setelah dikubur, dua malaikat mendatanginya kemudian duduk dan bertanya kepadanya: siapa Robbmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? Orang yang beriman diakan menjawab: Robbku Alloh, Agamaku Islam, Nabiku Muhammad Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam, Aku beriman kepadanya dan membenarkannya. Kemudian pernyataannya dibenarkan, dan dibentangkan untuk kebun (jannah) serta dibukakan pintu menuju surga. Lalu datang angin dan bau wangi dari surga. Kuburangnya pun dijadikan luas sepanjang mata memandang. Kemudian datanglah seorang tampan rupa, berpakaian bagus dan berbau wangi, mengabarkan kabar gembira yang telah dijanjikan kepadanya. Orang itu adalah amal sholihnya didunia.

Adapun orang kafir tidak akan bisa menjaawab pertanyaan dua malaikat. Dia hanya mengatakan “Ha..Ha.. aku tidak tau”. Kemudian dibentangkanlah kepadanya api dan dibukakan pintu menuju neraka, lalu datanglah angin panasnya. Kuburannya pun disempitkan hingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan dan tidak beraturan. Kemudian datanglah seorang buruk rupa, berpakaian lusuh, berbau buruk, mengabarkan kabar buruk yang diancamkan kepadanya. Ini berdasar hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bara’ rodhiallohu anhu. Atau sabda Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam:

“إِنَّ العَبْدَ إِذَا وَضَعَ فِيْ قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَيَقْعُدَانِهِ فَيَقُوْلَانِ : مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِيْ هَذَا الرَّجُلِ ( لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) فَأَمَّا المُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ : أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ أَبَدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الجَنَّةِ فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا . وَأَمَّا المُنَافِقُ وَالكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ مَا كُنْتُ تَقُوْلُ فِيْ هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُوْلُ : لَا أَدْرِيْ كُنْتُ أَقُوْلُ مَا يَقُوْلُ النَّاسُ ، فَيُقَالُ : لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ، وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقِ مِنْ حَدِيْدٍ ضَرْبَةً فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيْهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ”.

“Sesungguhnya seorang hamba, apabila diletakkan didalam kubur, dan teman-temannya meninggalkannya, dia mendengar suaru sandal-sandal mereka. Dua malaikat datang kepadanya, lalu duduk dan berkata: “Apa yang kamu katakan pada orang ini (Pada Muhammad sholallohu alaihi wa sallam)?. Adapun orang mukmin menjawab: “Aku bersaksi bahwa dia hamba Alloh dan Rosul-Nya. Maka dikatakan kepadanya: “lihatlah ke tempat dudukmu dari neraka, sungguh Alloh telah mengganti untuk tempat dari surga”. Dia melihat keduanya. Adapun orang munafiq dan kafir dikatakan kepadanya: “Apa yang kamu katakan pada orang ini?. Dia berkata: “Aku tidak tau, dahulu aku berkata seperti yang dikatakan orang-orang”. Maka dikatakan kepadanya: “Kamu tidak tau, dan tidak membaca. Lalu dipukul dengan palu yang terbuat dari besi sekali. Maka dia teriak dengan teriakan yang didengar oleh makhluk disekitarnya kecuali manusia dan Jin”. (HR. Bukhori: 1338)

  1. Nikmat kubur dan adzabnya dirasakan oleh badan dan ruh mayit keduanya. Seorang hamba yang meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dari dosa-dosa maka ia akan merakan siksa dialam barzakh, baik dia dikubur atau tidak.

” إِنَهُمَا ليُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذَّ بَانِ فِيْ كَبِيْرٍ. أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشىِ بِالنَّمِيْمَةِ”.

“Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, keduanya tidak diadzab karena perkara yang besar. Adapun salah satunya karena tidak menutupi (dengan bersih) dari kencingnya. Adapun yang kedua karena sering namimah (menjelekkan orang lain)”. (HR. Bukhori: 218)

Dan dalam waktu lain nikmat kubur dirasakan oleh ruh saja, tanpa badan.

“لَمَّا أُصِيْبَ إِخْوَانُكُمْ يَعْنِيْ يَوْمَ أُحُدٍ – جَعَلَ اللهُ أَرْوَاحَهُمْ فِيْ أَجْوَافِ طَيْرٍ خَضَرٍ تَرُدُّ أَنْهَارَ الجَنَّةِ وَتَأْكُلُ مِنْ ثِمَارِهَا وَتَأْوِيْ إِلَى قَنَادِيْلٍ مِنْ ذَهَبٍ فِيْ ظِلِّ العَرْشِ.

Tatkala saudara kalian tertimpa mushibah -yakni (pada) perang Uhud- Alloh menjadikan ruh-ruh mereka dalam burung hijau minum sungai-sungai surga dan makan dari buah-buahnya, serta kembali kelentera-lentera dari emas dibawah naungan Arsy (singgasana). (HR. Ahmad:1/266, Al-Hakim: 2/88, 297. dan shohihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabi)

  1. adzab kubur ada dua macam:

a)      adzab kubur terus-menerus hingga hari qiyamat datang. Adzab ini diberikan kepada orang meninggal dalam keadaan kafir, munafiq atau musyrik.

b)      adzab kubur yang dirasakan dalam waktu tertentu, kemudian terputus. Adzab ini diberikan kepada sebagian orang-orang yang bermaksiat. Mereka diadzab sesuai dengan tingkat kemaksiatan masing-masing.

  1. Sebab-sebab adzab kubur. orang yang diadzab didalam kubur karena kebodohan mereka tentang Alloh subhanahu wa ta’ala, meremehkan dan meninggalkan perintah-perintahnya, berbuat maksiat kepadanya. Alloh subhanahu wa ta’ala tidak akan menyiksa ruh dan badan seseorang yang dalam hidupnya mengetahuinya, mencintainya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya. Sesungguhnya adzab kubur dan adzab diakhirat merupakan pengaruh dari kemarahan Alloh subhanahu wa ta’ala kepada hambanya. Barangsiapa yang dibenci oleh Alloh subhanahu wa ta’ala didunia ini dan tidak bertaubat hingga meninggal, maka baginya adzab didalam alam barzakh sesuai kemarahan Alloh subhanahu wa ta’ala kepadanya, adil sesuai dengan maksiat yang dilakukannya.

“إِذَا قُبِرَ المَيْتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ – أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لِأَحَدِهِمَا المُنْكَرُ وَالآَخَرِ النَّكِيْرُ “.

Apabila mayit dikuburkan –atau berkata salah satu kalian- dua Malaikat mendatanginya keduanya hitam, biru. Dikatakan pada satunya Munkar dan yang lain Nakir”. (Shohih Ibnu Hibban: 3117)

  1. Setiap orang disunnah dalam sholat jenazah untuk mendo’akan orang meninggal agar selamat dari adzab kubur setelah mendoakan diampuni dosa-dosa. Denngan mengucapkan:

اللَّهُمَّ افْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ.

“Ya Alloh luaskan baginya dalam kubur. Dan berilah cahaya didalamnya”.

Atau mengucapkan:

اللَّهُمَّ أَنْجِه مِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ.

“Ya Alloh selamatkan dia dari adzab kubur dan adzab neraka”.

(Red-HASMI)