ISLAM DI BELANDA (Oleh: M. Priyatna, M.Pd.I.)

ISLAM DI BELANDA

Oleh: M. Priyatna, M.Pd.I.

Nederland, begitu sebagian orang menyebutnya. Negara yang dikenal dengan sebutan “Kincir Angin”, dan “Seribu Kanal”. Subhanalloh, dari 18 juta penduduknya, sekitar 2 juta beragama Islam. Dari angka tadi, Belanda pun punya posisi istimewa di mata umat Muslim Eropa. Belanda menjadi negara Eropa kedua terbesar penduduk Muslimnya, bila ditinjau dari persentase penduduk, setelah Prancis.

Islam adalah agama dengan perkembangan paling pesat. Hal itu agaknya tak terlepas dari hubungan antara Islam dan Belanda yang telah memiliki rentang sejarah panjang. Di Belanda terdapat sekitar 200 masjid dan pemandangan wanita memakai jilbab di berbagai kota besar di negara ini, bukanlah hal yang aneh.

Menurut sejumlah catatan, Islam sudah masuk ke Belanda sejak abad ke-12. Karena Belanda tak begitu jauh dari Timur Tengah. Hal itu bermula sewaktu Spanyol di bawah kekuasaan Islam (abad ke-7 sampai 14 M) dan ketika Turki menguasai Eropa Timur. Hal itu bermula dari para pedagang Muslim yang berbisnis di Amsterdam sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Eropa. Kini di Belanda terdapat sekitar 400 buah masjid dan sebanyak 100 buah Pusat Studi Islam dan sejumlah sekolah tingkat dasar (SD) dan sekolah lanjutan (SMP) yang didirikan dan dimiliki umat Islam Belanda.

Selain imigran asal Turki, Maroko dan Indonesia yang menyebarkan Islam di Belanda terdapat juga muslim asal Bosnia, Iran, Afghanistan, negara-negara bekas Uni Sovyet yang menjadi warga negara Belanda melalui proses suaka politik.

Perkembangan aktual di Belanda nyata-nyata berbanding terbalik dengan publikasi negatif tentang Islam, yang selama ini mendominasi media massa dan wacana politik yang dikembangkan parpol-parpol di Den Haag.

Sebagaimana tempat lain di Eropa, Islam menjadi agama yang sangat menarik bagi banyak orang Eropa. Tidak heran kalau pertumbuhan Islam di Eropa termasuk di Belanda cukup pesat. Hal ini membuat pemerintah Belanda khawatir. Tidak heran kalau upaya stigmatisasi negatif terhadap ajaran dan simbol-simbol Islam pun dilakukan.

Berita tentang Islam yang fundamentalis, radikal, dan wacana politik tentang Islam achterlijk (terbelakang), kerap kali hadir dalam media massa Belanda. Namun, justru hal itu ternyata mendatangkan efek yang sebaliknya. Koran Algemeen Dagblad (AD), salah satu koran berpengaruh, mengangkat perkembangan Islam di Belanda dengan judul utama Steeds Meer Nederlanders Bekeren Zich tot Islam (Makin Banyak Orang Belanda Masuk Islam).

Disebutkan, setiap tahunnya orang Belanda yang masuk Islam mencapai jumlah ratusan. Baik pria maupun wanita Belanda banyak yang tertarik dengan Islam, mempelajarinya, lalu menyatakan masuk Islam.

Ada sejumlah faktor yang mendorong percepatan jumlah kaum Muslimin di negeri Kincir Angin itu. Di kalangan elit warga ibukota Belanda, ternyata 59%-nya tidak meyakini satu pun agama. Sebab warga Belanda (yang memiliki keyakinan) pada umumnya mengalami kemunduran yang cukup signifikan, khususnya di Amsterdam. Hal itulah yang mendorong banyak gereja dan yayasan-yayasan agama Nasrani tutup atau menjual aset-aset mereka, lantaran kian merosotnya jumlah jama’ah mereka.

Umat Islam memang memiliki pengalaman buruk dengan negara Belanda. Selama lebih kurang 350 tahun negara ini.

Pengalaman yang sama pernah dirasakan muslim Bosnia. Pemerintah Belanda pada desember 2006 telah memberikan penghargaan kepada pasukan Perdamaian PBB asal Belanda yang telah menyerahkan Srebrenica kepada Serbia selama perang Bosnia tahun 1992–1995. Serbia kemudian melakukan pembantaian massal pada bulan Juli 1995 setelah Belanda menyerahkan kota besar itu kepada Serbia. Lebih 8000 muslim terbunuh. Dalam sebuah video tampak jenderal Mladic tersenyum memberikan hadiah kepada panglima perang Belanda Col. Tom Karreman. Kemudian Col. Karreman melakukan tos bagi kejayaan jenderal Serbia itu.

Di Belanda sendiri, sebuah partai anti-Islam telah menjadi pergerakan politik yang pertumbuhannya paling cepat. Pemimpinnya, Geert Wilders, mengeluh bahwa kaum Muslim menolak liberalisme Eropa, bahwa Islam menolak hak para wanita untuk kesetaraan dan bahwa Islam tidak toleran terhadap kehidupan alternatif seperti homoseksualitas. Pemerintah sendiri pernah mencoba menggolkan rancangan undang-undang yang melarang penggunaan niqab (cadar) di tempat umum. Meskipun RUU ini gagal, Wilders kembali berusaha mengampanyekan larangan ber­kaitan ini. Wilders menambah daftar hal-hal yang perlu dilarang untuk Muslim, termasuk al-Qur’an, niqab dan kewarganegaraan Belanda untuk muslim.

Wilders bukanlah anggota parlemen Belanda pertama yang menyerang Islam. Beberapa tahun yang lalu, pendahulunya Ayaan Hirsi Ali, mencari popularitas dan jabatan politik dengan menghina Islam. Politisi Belanda yang murtad asal Somalia ini mengecam Islam sebagai agama terbelakang dan merendahkan wanita.

Penghinaan terhadap Islam seperti ini terus berulang dan sudah sejak lama terjadi.

Maha benar Allah yang tidak menyelisihi janji-Nya, kemenangan dan cahaya Islam yang dijanjikan niscaya akan tegak di muka bumi mengubur semua makar Iblis dan bala tentaranya kaum kuffar dan musyrikin.

Walhamdulillah.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0006 Rubrik Minoritas Muslim

Check Also

KHUTBAH JUM’AT KE-9 (Oleh: Supendi, S.Sy.)

ALLOH MAHA KAYA (Oleh: Supendi, S.Sy.) KHUTBAH PERTAMA إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot