IMAM SYAFI’I ROHIMAHULLOH (Oleh : Ahmad Nur Rifa’i, Lc., M.E.I.)

IMAM SYAFI’I ROHIMAHULLOH

Oleh : Ahmad Nur Rifa’i, Lc., M.E.I.

Pembaca sekalian, sekarang kita bersama dengan imam madzhab, salah satu dari empat madzhab. Waktu kecilnya dalam keadaan miskin, fakir dan yatim. Akan tetapi belajar menuntut ilmu tidak menghalanginya, bahkan menambah semangat dalam belajarnya.

Namanya adalah Muhammad bin Idris, panggilanya Abu Abdillah, dan terkenal di kalangan pengikut madzhabnya dengan Imam Syafi’i. Dia termasuk anak keturunan dari paman Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam dengan garis keturunan bertemu dengan beliau pada kakeknya Abdul Manaf. Dia dilahirkan di kota Gaza yang termasuk daerah Syam pada tahun 150 H.

Tatkala Imam Syafi’i selesai menghatamkan Al-Qur’an, dia lalu masuk masjid untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan para ulama. Dalam pengajian itu, dia selalu menghafalkan hadis dan permasalahan-permasalahan agama.

Akibat kemiskinannya, ketika dia melihat tulang yang menyerupai papan, maka tulang itu diambil untuk digunakan menulis hadis dan beberapa permasalahan agama.

Kemudian dia pindah ke Madinah untuk menimba ilmu dari Imam Malik Rohimahulloh. Imam malik berpesan kepadanya: Sesungguhnya Alloh Subhanahu wata’ala telah menyinari hatimu dengan nur- Nya, maka jangan padamkan nur- Nya dengan berbuat maksiat.

Setelah berguru kepada Imam Malik Rohimahulloh, Imam Syafi’i pindah belajar ke Yaman, lalu ke Irak dengan ulama-ulama lainnya.

Di Irak, dia menyebarkan ilmu hadis, dan mengakkan sunnah Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam .

Dilihat dari sejarah, Imam Syafi’i Rohimahullohhidup di awal masa pemerintahan Abbasiyah, dimana saat itu tersebar aliran yang cenderung berpegang pada akal pikiran daripada hadis (ingkar sunnah), sehingga sumber agama Islam yakni Al-Qur’an dan As- Sunnah mulai ditinggalkan. Kondisi seperti ini tentu sangat berbahaya bagi masyarakat. Maka Imam Syafi’i pun mulai mengukir dan menanamkan di dalam hati setiap orang muslim dengan melakukan diskusi-diskusi, mengarangkitabsepertikitabAr- Risalah, Al-Umm, AS-Sunnah Al-Ma’tsuroh dan mengajar di masjid-masjid,danlainnya,bahwa As-Sunnah (hadits Nabi Shollallohu ‘alaihi wasallam) harus dijadikansumberutamasetelahAl- Qur’an dalam menetapkan hukum atau menjadikan sumber dalam semua bidang kehidupan.

Pesan Imam Syafi’i Rohimahullohpada seluruh pengikutnya:

“Apabila hadis itu adalah hadis yang shohih, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya itu adalah madzhabku”.

Semoga rahmat dan keselamatan senantiasa mengalir kepada Imam Syafi’i Rohimahulloh dan mengangkat derajatnya disisi Alloh Subhanahu wata’ala.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0004 Rubrik Pahlawan-Pahlawan Islam Ilmiyyah

 

Check Also

ABDULLAH BIN MAS’UD / Orang Pertama yang Mengumandangkan Al-Quran dengan Suara Merdu

ABDULLAH BIN MAS’UD Orang Pertama yang Mengumandangkan Al-Quran dengan Suara Merdu Sebelum Rasulullah masuk ke …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot