HOLLYWOOD (Oleh: Habibulah, Lc.)

HOLLYWOOD

Oleh: Habibulah, Lc.

Mungkin Anda tidak asing dengan Hollywood, sebuah distrik di Los Angeles California Amerika Serikat. Di situlah perusahaan film raksasa dengan Universal Studionya yang produknya banyak membanjiri cinema-cinema di seluruh dunia, dan banyak film filmnya menjadi box office. Bahkan di Indonesia banyak ditayangkan pada stasiun-stasiun televisi swasta nasional. Rasanya orang yang menyukai jenis hiburan yang satu ini tidak sedikit, bahkan di kalangan kaum muslimin sendiri. Tiap kali ada film baru naik tayang, maka penggemarnya segera menyebarlu hingga antri berjubelh meter untuk membeli tiket, bahkan ribuan keeping dvd-nya laku terjual hingga dicopy untuk diperbanyak beberapa kali.

Para penikmat film mania ini sama sekali tidak sadar bahwa mereka secara tidak langsung menjadi penyumbang saham besar dalam mengisi pundi-pundi jaringan Hollywood. Dimana pundi-pundi tersebut di antaranya mengalir untuk melanggengkan kekejaman Zionisme terhadap saudara seiman di Palestina. Para penggemar film mania juga tidak sadar telah menyumbangkan uang mereka untuk membeli peluru dan senjata guna memerangi kaum muslimin. Khalayak umum telah banyak mengetahui bahwa Hollywood sangat dikuasai jaringan yahudi, meliputi seluruh sisi yang ada di Holywood, mulai dari investor, penata lampu, actor, aktris, sutradara, penulis skenario dan marketing produk Hollywood sendiri. Perusahaan ini tidak hanya menjadi alat pendulang uang yang efektif bahkan kabarnya banyak peng-usaha negara arab mulai melirik berinvestasi di perusahaan ini. Namun di samping itu ada misi ideologis berupa penetrasi budaya dan pemikiran dibalik berdirinya mesin industri perfilman terbesar dan terlengkap di dunia ini.

Dengan mempromosikan “THE AMERICAN DREAMING” ke seluruh penjuru dunia dan kepada semua manusia, nilai itu tak lain adalah kebebasan (liberalism). Kebebasan yang sebenarnya hanya sebagai kedok bertujuan menempatkan akal sebagai kekuasaan mutlak yang jauh dari norma Islam.

Di antara misi Hollywood adalah penguatan image tentang munculnya sang penyelamat yang membawa keadilan, kebajikan dan ilmu pengetahuan untuk semua manusia pada akhir zaman sesuai selera Hollywood atau yang diistilahkan apocalypse. Disebutkan tentang akan terjadinya peperangan besar antara sang penyelamat dengan kekuatan jahat dan berakhir dengan kemenangan sang penyelamat. Kemudian umat manusia akan menemukan terwujudnya kota yang mereka impi-impikan.

Di antara karya khayalan Hollywood mengenai akhir zaman adalah akan datangnya makhluk jahat, yang disebut sebagai apocalypse mythological. Dalam film seperti ini, dikisahkan bahwa sang penyelamat dan sahabatnya melakukan perjalanan ke dunia mitos dan mengalahkan makhluk jahat dalam dunia mitos itu dengan kekuatan sakti. Sciencefictional apocalypse merupakan sekelom-pok film Hollywood yang menggambarkan dunia masa depan yang dipenuhi oleh percampuran antara khayalan dan realitas. Dalam film-film seperti ini, kekuatan jahat digambarkan dalam bentuk makhluk luar angkasa yang mengancam kehidupan manusia di planet bumi. Penyelamat dalam film ini memiliki pengetahuan teknologi dan metafisika. Setelah berperang dengan makhluk luar angkasa itu, Sang Penyelamat akhirnya berhasil membebaskan umat manusia di muka bumi. Religious apocalypse merupakan kategori film Hollywood yang biasanya menggambarkan bahwa kekuatan jahat berbentuk sebuah sosok yang anti agama, seperti setan, anti Kristen, atau kekuatan jahat yang pada zaman dulu dipenjarakan, namun kemudian kabur dan kembali datang ke tengah umat manusia.

Penyelamat dalam kisah-kisah seperti ini adalah seorang tokoh ruhani, seperti pendeta atau orang suci. Dia melawan kekuatan jahat dengan iman, keberanian, dan pengorbanan. Dan berbagai propaganda khayalan lainnya dibuat sedemikian rupa sehingga para pemirsa menyetujui semua ide dan jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh para sutradara film.

Secara umum, kita bisa menangkap bahwa Hollywood tengah membawa satu misi tertentu dengan menciptakan film-film seperti yang telah diuraikan tadi. Tujuannya adalah untuk memanipulasi rasa ingin tahu alami manusia mengenai masa depan dan dengan demikian, membuat para investor film menjadi lebih kaya. Serta mengasosiasikan kejahatan dengan dunia Timur dan negara-negara Islam. Islam kerap disimbolisasikan sebagai orang arab yang berangasan, gemar perempuan, minuman keras, bodoh, lebih menggunakan otot ketimbang otak, pecundang, perusuh dan lain-lain.

Sementara orang barat yahudi Kristen divisualisasikan sebagai orang orang intelek, sim-patik, pejuang kebenaran, santun, ramah, dan lebih mengedepankan dialog ketimbang pemaksaan. Bahkan salah satu keberhasilan Hollywood dalam perang pemikiran dan urat syaraf adalah penguatan stigma terorisme yang begitu kuat melekat pada orang orang Islam. Padahal Amerika dengan arogannya menghancurkan negara Afghanistan dan Irak serta membunuh ribuan warganya dan seluruh fasilitas sarana dan infrastruktur yang ada.

Israel membunuh ribuan rakyat Palestina hingga saat ini dengan kebanyakan korban adalah anak-anak di bawah umur dan para wanita. Kaum muslimin India yang ditindas dan dibantai mayoritas hindu. Semua itu tidak terstigmakan sebagai terorisme dalam logika Hollywood dan media masa barat. Dengan kata lain, Hollywood berusaha menyebarkan opini bahwa bangsa yang jahat adalah bangsa-bangsa Timur dan bangsa penyelamat dan pemenang adalah bangsa bangsa barat. Padahal Alloh ﷻ berfirman:

“Dan sungguh telah Kami tuliskan di dalam zabur sesudah (Kami tuliskan di Lauh Mahfudz) bahwasanya bumi ini akan diwarisi hamba hamba-Ku yang soleh.” (QS. al-Anbiya: 105).

Poin yang menarik dalam hal ini adalah bahwa film-film Hollywood berusaha membesar-besarkan kejadian tragedi dimasa depan dan menimbulkan ketakutan di tengah manusia. Dari sini, kita bisa menangkap adanya proses penggunaan film-film untuk menyeret opini masyarakat dunia tentang akan terjadinya perang di masa depan antara Barat dan Timur. Memang sampai kapan pun Yahudi dan Nasroni tidak akan pernah rela terhadap Islam dan kaum muslimin. Ketika saudara tertawa terpingkal di dalam bioskop, menangis bahagia melihat akting para aktor di dunia khayalan itu sambil makan junkfood dan minum soft drink. Di luar sana saudara-saudara kita tengah meregang nyawa melawan kebiadaban zionis laknatullah alaihi.

Memang menikmati hidup tidak berdosa, akan tetapi kita menikmatinya dengan menyumbangkan uang kita untuk menindas saudara-saudara seiman tentu tidak bisa dibenarkan.

Wallohu a’lam

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0007 Rubrik Merekalah Musuh..!

Check Also

TUNTUTAN ILMU ADALAH AMAL (Oleh: Tim Redaksi HASMI)

TUNTUTAN ILMU ADALAH AMAL Oleh: Tim Redaksi HASMI Sesungguhnya dengan mengamalkan ilmu, para ulama diangkat …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot