Hingga Berhenti Menjadi Manusia

Hingga Berhenti Menjadi Manusia

Sesungguhnya, Alloh [swt] telah memberikan akal kepada kita sebagai sebuah bentuk kemuliaan yang sangat agung. Itulah yang membedakan diri kita denga makhluk lainnya. Sayangnya, banyak di antara kita tak sadar bahwa ketinggian martabat ini tidak langgeng dengan sendirinya. Alloh [swt] tidak memberikannya secara gratis untuk dipergunakan semau diri kita tanpa adanya konsekwensi yang harus kita emban.

Ketinggian martabat ini harus dijaga sebaik-baiknya dari penyimpangan-penyimpangan setan, agar kita senantiasa menuruti garis dan aturan yang telah ditetapkan Sang Pencipta, agar tidak bergeser, terpeleset bahkan terpuruk jatuh ke tempat yang serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari makhluk apapun. Difirmankan Alloh [swt],

“Kemudian Kami jatuhkan ia ke lapisan yang serendah-rendahnya.”

(QS. At-Tin : 5)

Peringatan ini mengharuskan kita berhati-hati mengatur langkah agar jangan salah jalan dan justru menurunkan martabat diri sendiri, seperti yang terjadi akhir-akhir ini di negeri yang tercinta ini.

Kita masih ingat betul atas rentetan berita mengerikan yang terjadi belakangan ini, yang seakan-akan, berita-berita tersebut merupakan cerminan dari masyarakat kita saat ini, dan memang sepertinya seperti itu. Wal’iyadzubillah.

Coba saja tengok! Di layar kaca TV yang sudah menjadi konsumsi utama masyarakat kita, sudah banyak dipenuhi oleh adegan-adegan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang manusia yang telah dimuliakan dengan akal. Gaya dan model kehidupan binatang telah begitu banyak disuguhkan. Lihat kejadian beberapa tahun silam. Belum habis “Suster Keramas” dibincangkan, telinga kita sudah dikejutkan dengan “Hantu Puncak Datang Bulan”. Dan coba tengok dan ingat lagi, tentang berita seorang sutradara yang pernah bertelanjang bulat di depan salah satu swalayan di bilangan Bintaro. Adakah akal sehat masih mengatakan bahwa itu adalah manusiawi?

Aah, yang lebih mengejutkan tentu saja bukan hanya sekedar berita itu semua. Akan tetapi atas apa yang kita saksikan dari kebanyakan saudara kita di negeri ini yang sudah tidak merasa gerah ketika tayangan-tayangan tersebut disuguhkan, dan tidak merasa malu ketika praktek-praktek kebinatangan itu dipertontonkan. Dan bahkan banyak yang secara nyata mendukungnya. Sekali lagi, wal’iyadzubillah.

Sungguh luar biasa tipu daya setan sehingga mampu membuat manusia jatuh terpuruk ke dalam jurang kehinaan yang sangat dalam. Karena itulah Alloh [swt] memperingatkan kita:

“Dan setan menghendaki supaya mereka benar-benar tersesat.”

Sungguh jahatnya setan, karena mereka bukan sekedar menginginkan manusia menjadi sesat. Lebih jauh, mereka berusaha membuat manusia ‘sesat dengan sebenar-benarnya kesesatan’. Jika berhasil membuat orang menjadi jahat, maka terus dibujuknya orang tersebut untuk mengajak orang lain berbuat jahat seperti dirinya.

Setelah selesai berbuat satu kejahatan, setan pun terus menumbuhkan rasa tak puas dalam hatinya dan terus mendorong untuk berbuat kejahatan yang lain. Begitulah setan, yang tak pernah puas dan berhenti berusaha jika manusia belum ‘sesat sebenar-benarnya sesat’. Sesat seperti binatang, dan “bahkan mereka lebih sesat darinya.” (QS. Al-A’raf: 179). Hingga Manusiapun hilang sifat prikemanusiaannya bahkan sampai berhenti menjadi manusia. [Red-HASMI]

Check Also

Ketika Galau Melanda, Kemanakah Diri Menambal Luka

Ketika Galau Melanda Kemanakah Diri Menambal Luka Tanpa perlu banyak penelitian, sungguh pasti bahwa di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *