Freemasonry berasal dari dua suku kata “free” yang berarti merdeka dan “mason” yang berarti tukang bangunan. Secara bahasa freemason berarti tukang bangun yang merdeka. Namun definisi sesungguhnya ada-lah Organisasi Yahudi Internasional yang ber-diri bersamaan dengan Grand Lodge pada tahun 1717M dalam seminar di London, bahkan se-bagian peneliti barat mensinyalir sudah berdiri sejak abad 14 di Skotlandia saat para ksatria Templer diburu oleh Raja Prancis, Philipe Le Bel dan Paus Clemen V.
Maskapai perdagangan Hindia Belanda VOC merupakan maskapai per-dagangan terbesar kala itu yang dimiliki Free-mason. Mereka bekerja menghapus semua aga-ma, memporak poradakan pondasi keluarga, menghancurkan kehidupan manusia, merusak sendi sendi politik, ekonomi dan sosial negara-negara (non yahudi atau goyim) yang ditem-patinya. Gerakan ini pencetus tiga perang du-nia, tiga revolusi (Revolusi Prancis, Revolusi Amerika dan Revolusi Industri di Inggris), serta melahirkan tiga gerakan utama (Komunisme, Nazisme, Zionisme).
Tujuan akhir mereka ada-lah mendirikan kembali Haikal Sulaiman di atas reruntuhan masjid al-Aqso dan mendirikan pemerintahan Zionis Internasional sebagaimana tertera dalam Protokol Zionisme. Freemasonmenempatkan dirinya sebagai musuh agama samawi. Ada tiga jenjang klasifikasi Freemason:
1. Freemason simbolik umum, keanggo-taannya bisa bearasal dari non yahudi dari sekte dan agama manapun. Biasanya berbentuk or-ganisasi sosial kemanusiaan, pendidikan, pem-berdayaan masyarakat (Rotary Club1905, Lion’s Club 1917, Organisasi Persatuan dan Kemajuan 1909, Organisasi Bahaiyah, Organisasi Yoga, Organisasi Kesaksian Yehova, dan lainnya). Di Indonesia berbentuk dinner’s club, coffee morning, kontes ratu kecantikan, pemilihan idol dan lainnya. Tokoh-tokoh pimpinan dan anggota Boedi Oetomo banyak terlibat dalam gerakan ini, dan diantara anggota gerakan yangterkenal di Indonesia: Raden Saleh, Dr. Radji-man Wediodiningrat, Hameng Kubuwono VIII, Soemitro Kolopaking, Sri Paku Alam VIII, Ra-denMas cokroadikoesoemo, dan Kiai Sadrach.
Keanggotaan Freemason memiliki simbolikumum yang bertingkat-tingkat sesuai dengan komitmen serta kontribusi dalam organisasi-nya. Tiap jenjang keanggotaan memiliki simbol-simbol, kata sandi, lencana dan tanda pangkat. Pemberian simbol-simbol tersebut dimaksud-kan untuk menggenjot militansi anggota.
2. Freemason Kerajaan (Royal), yang ke-anggotaannya berasal dari orang yahudi asli. Namun untuk kepentingan siasat, diterima pula orang-orang non yahudi dengan jenjang “guru yang agung” tingkat ke tiga puluh tiga pada freemason simbolik umum, biasanya mereka adalah para raja, presiden, perdana mentri dan ketua partai di beberapa negara di dunia. Ke-anggotaanya pun bertingkat tingkat. Beberapa presiden Amerika termasuk anggota gerakan ini George Bush, George W Bush, bahkan Barrack Obama.
3. Freemason Alam Semesta, keanggotaanterdiri dari para pimpinan perkumpulan Free-mason Kerajaan. Semua anggotanya terdiri dari orang yahudi ditambah para petinggi Israel. Markas perkumpulannya tidak diketahui de-mikian pula pemimpinnya dan hanya diketahui para anggotanya. Semua perintah, kebijakan, revolusi, konspirasi, perebutan kekuasaan, me-nyulut api peperangan antara satu negara de-ngan negara lain dan penyebaran opini publik, fitnah, adalah produk dari jenjang ini.
Freemason Alam Semesta mengadakan berbagai studi untuk mengetahui keinginan masyarakat, merintis pembuatan kurikulum, metode pengajaran, melahirkan berbagai ga-gasan dan ide untuk disodorkan ke tengah masyarakat melalui media cetak dan elektronik dunia yang mereka kuasai. Tentu semua itu untuk mencapai tujuan Zionisme Internasional dengan cara yang ilegal namun terorganisir.
Islam menekankan tentang keharusan ber-iman kepada yang gaib (Allahsubhanahu wa ta’ala, surga,neraka,hari pembalasan dan kehidupan akhirat dan lainnya). Namun Freemason menolak hal-hal metafisis tersebut untuk membebaskan ma-nusia dari agama dan menggiringnya kepada slogan humanisme (kemerdekaan, persauda-raan, kesetaraan) sehingga segala sesuatu dila-kukan semata-mata demi kemanusiaan. Kehi-dupan hanya sebatas yang tampak di permu-kaan saja. Mereka yakin bahwa hidup hanya sekali untuk mengambil sebanyak mungkin apa yang bisa didapatkan dan mereka yakin tidak ada balasan dari kecurangan dan kejahatan yang mereka lakukan. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman :
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. ar-Rum: 7).
Literatur freemason penuh dengan upa-cara-upacara ritual dan moral untuk menutupi fakta tersebut. Walaupun pada akhirnya segala moralitas tanpa agama tidak lebih dari retorika belaka, sekali lagi tanpa hukum Allah subhanahu wa ta’aladanpenguatan jiwa manusia yang diberikan Islam, moralitas sejati tidak dapat dibangun dengan cara apapun. Pada awal abad ke 19, sosialisme lahir dari gagasan tentang moralitas tanpa agama dengan semangat sama rata sama rasa adil tanpa exploitasi, ternyata membawa mala-petaka yang sangat dahsyat di beberapa negara yang menganutnya seperti Uni Sovyet, Blok Eropa Timur, China dan lain lain. Kaum Masonik dan kelompok anti agama sering menggunakan istilah “Dogmatis” kepada orang-orang yang mempercayai Tuhan. Tentunya tu-duhan yang keliru, karena keberadaan Alloh, dan bahwa Dia menciptakan alam semesta serta segala sesuatu telah didukung oleh banyak bukti ilmiah yang rasional. Karenanya di dalam al-Qur’an banyak seruan untuk mencermati tanda kebesaran-Nya memikirkan keseimbangan dan keteraturan ciptaan-Nya. Sebaliknya “Dogma-tisme” adalah sikap mereka yang terus membabi buta menolak keberadaan Alloh dan bahwa alam ini ada dengan sendirinya dan makhluk hidup muncul dari peristiwa kebetulan. Pada-hal bukti keberadaan Alloh begitu jelas, namun mereka abaikan demi filosofi humanism dan materialism.
Ini bukti bahwa ajaran freemasonry ber-sifat taklid buta, menjauhkan manusia dari mempercayai Alloh menjerumuskan mereka kepada ritual tahayul, mitos yang berasal dari budaya paganism, dewa-dewi mesir kuno.
“Setan telah menjadikan mereka meman-dang indah perbuatan mereka lalu menghalangimereka dari jalan Alloh, sehingga mereka tidak mendapat petunjuk.”(QS. an-Naml: 24).
Freemasonry mengingkari agama Alloh demi doktrin ketinggalan zaman yang mereka kembangkan lewat simbol-simbol mistis. Lebih jauh lagi, tidak cukup mengingkari Alloh, me-reka juga memerangi agama-Nya, sebuah per-tarungan yang telah mereka lakukan sejak lama. Wallohu a’lam.