KETERPURUKAN DI REALITA ZAMAN
Oleh : Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I.
Adam ‘Alaihissalam, bapak manusia turun ke muka bumi mengemban amanah besar dari Alloh Subhanahuwata’ala Yang Maha Mulia, Ibadah dan Khilafah. Sejak menempati bumi hingga 10 kurun generasi manusia, amanah ini dijaga dan ditunaikan dengan seksama. Semua mereka berada dalam satu umat yang mulia, umat Islam, umat tauhid yang beriman kepada-Nya, beramar ma`ruf dan bernahi munkar sesama mereka.
Hingga keterpurukan dan kehancuran manusia pun tiba, di penghujung abad ke 10 dari kehidupan manusia. Manusia pun mulai melangkah di jalan Iblis, setan dan para prajuritnya. Orang-orang sholih yang berjuang mulia di tengah umatnya, dikultuskan dan disucikan melampaui batas kemanusiaannya. Wad, Suwaa`, Yaguts, Ya`uq dan Nasr menjadi sesembahan baru dan pencarian berkah seperti Tuhannya. Manusia benar-benar berada di alam gelap gulita.
Semuanya mulai melangkah ke alam hewan yang hina, bahkan lebih hina dari binatang manapun yang ada di dunia. Semua karena meninggalkan hidayah Robbnya, hidayah Islam yang dianugerahkan untuk kebahagiaan dan kemuliaannya, amanah ibadah dan kekhilafahan menegakkan tauhid di alam dunia. Itulah sunnatulloh di alam semesta, keterpurukan terjadi saat umat zaman mengabaikan dan menyingkirkan amanah Tuhannya, ibadah dan menjadi polisi dunia penegak tauhid-Nya.
Sebesar apapun bangunan yang mereka siapkan, sehebat apapun sarana dan prasarana yang mereka miliki di alam kehidupan, semua hanya di alam keterpurukan jika umat zaman mengabaikan amanah Alloh Subhanahuwata’ala dalam kehidupan… itulah ukuran keniscayaan sunnatulloh di dunia fana yang tak ada perubahan dan pergantian.
Realitas itu pula yang terjadi di ujung kekhilafahan sebelum semuanya runtuh porak poranda dijajah keturunan kera dan babi hina. Ya.. saat itu umat Islam bukanlah umat Islam lagi, Islam yang mereka peluk telah dipalsukan. Yang ada Syi`ah (zindiq) penipu, Ahmadiyah dan Bahaiyah kafirun serta agama tasawwuf narkoba kerohanian.
Semua bukan masalah manajemen, bukan masalah kelaparan atau sekedar masalah korupsi dan perzinahan anak zaman. Dalam pandangan muwahhidin semua itu hanyalah akibat keterpurukan ruhani yang amat dalam. Bahkan, dampak yang lebih mengerikan adalah terpuruk di alam akhirat penuh kehinaan dibakar api jahannam sepanjang zaman kehidupan.
Kini waktunya bangkit dari keter-purukan zaman meniti sirotulmustaqim, Islam yang murni, tauhid kebenaran. Jangan terbuai dalam keterpurukan di realita zaman. Zaman yang penuh dengan kepalsuan.
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0003 Rubrik Editorial