Cinta Palsu Ala Syiah

“Kami Ahlulbait!

Kami Cinta Dan Selalu Membela Ahlulbait!”

Itulah slogan yang dielu-elukan oleh pembesar-pembesar agama Syi’ah. Dengan slogan dan doktrin ini mereka membius, menghipnotis dan mengecoh antek-anteknya yang berputar dalam satu orbit  dan standby di frekwensi yang sama. Dengan dalih bahwa Ahlulbait berhak mendapatkan khumus (seperlima) dari harta setiap orang yang beragama Syi’ah, mereka dengan mudahnya mengeruk dan menjarah harta para pengikutnya. Dan yang paling mengerikan lagi, pemerkosaan dan perzinahan terselubung yang mereka lakukan terhadap pengikutnya dari kaum Hawa, seakan sudah menjadi legal dan halal dengan label nikah mut’ah yang mereka tempelkan. Dengan mencatut nama Ahlulbait semua itu mereka lakukan, sedangkan Ahlulbait sama sekali tidak ada hubungannya dengan mereka serta bersih dari tuduhan palsu mereka itu.

Saudaraku…!

Sebelum kita membongkar cinta palsu Syi’ah terhadap Ahlulbait, tentunya kita harus tahu terlebih dahulu, Siapakah Ahlulbait itu? Ahlulbait adalah orang-orang yang sah pertalian nasabnya sampai kepada Hasyim bin Abdi Manaf (Bani Hasyim) baik dari kalangan laki-laki (yang sering disebut dengan syarif) atau wanita (yang sering disebut Syarifah), yang beriman kepada Rosululloh  dan meninggal dunia dalam keadaan beriman. Dan istri-istri beliau juga termasuk Ahlul Bait.

Siapa saja yang mengaku dirinya Ahlussunnah, maka dia berkewajiban untuk mencintai dan mengakui kedudukan mereka yang sangat mulia di sisi Alloh  dan Rosul-Nya. Dan di antara kemuliaan itu adalah:

1. Alloh  membersihkan Ahlulbait dari kejelekan. (Lihat QS. al-Ahzab: 33)

2. Perintah Rosululloh   untuk berpegang dengan bimbingan mereka. Beliau bersabda:

“Wahai manusia sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu kepada kalian yang apabila kalian berpegang teguh dengannya, maka kalian tidak akan tersesat: Kitabulloh dan Ahlulbaitku.” (HR. at-Tirmidzi dengan sanad shohih)

Oleh karena itu, tidak ragu lagi, bahwa Ahlulbait memiliki kedudukan yang sangat istimewa di sisi Alloh dan Rosul-Nya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah  berkata: “Dan tidak ragu lagi bahwa mencintai Ahlulbait adalah wajib.”

Para sahabat adalah orang-orang yang sangat memuliakan Ahlulbait baik dari kalangan para sahabat sen-diri maupun para tabi’in. Demikianlah hendaknya sikap seorang Muslim kepada mereka.

Namun sudah barang tentu, tolak ukur kecintaan terhadap mereka semata-mata karena iman dan kekerabatan mereka dengan Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam. Tanpa iman tidak akan bermanfaat sama sekali kekerabatan seseorang dengan Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Yaitu di hari yang harta dan anak keturunan tidak lagi bermanfaat. Kecuali seseorang yang menghadap Alloh dengan hati yang selamat.” (QS. asy-Syu’ara’: 88-89)

Demikian pula bila ada Ahlulbait yang jauh dari sunnah Rosul, maka martabatnya di bawah seseorang yang berpegang teguh dengan sunnah Rosul, walaupun dia bukan Ahlulbait. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Alloh adalah orang yang paling bertakwa.” (QS. al-Hujurat: 13)

Benarkah orang-orang Syi’ah membela dan mencintai Ahlulbait? Ataukah pernyataan mereka itu hanyalah bualan untuk eksistensi agama mereka (Syi’ah) dan untuk memporak-porandakan agama kita (Islam). Untuk mendapatkan jawbannya, mari kita simak bersama ungkapan cinta mereka dalam ben-tuk realitasnya.

Kita sering mendengar atau membaca dalam buku-buku yang ditulis oleh penghulu-penghulu agama Syi’ah, dengan lantangnya mereka mengatakan “Kami mencintai Rosululloh! Kami Mencintai Ahlulbait!” Tapi kalau kita perhatikan, itu semua hanyalah bualan, karena sebenarnya mereka telah menikam Rosululloh  dari belakang, dengan membuat hadist-hadist palsu dan berdusta atas nama Rosululloh  demi menopang tindakan mereka dalam mengkafirkan para sahabat Nabi .

Mereka tidak segan-segan menta’wil, memutarbalikkan ayat-ayat al-Qur’an untuk dipaksakan memenuhi selera mereka dalam menafsirkannya, sekalipun menyimpang jauh dari kaidah-kaidah bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an itu sendiri. Dan tidak kepalang tanggung, mereka menuduh ayat-ayat al-Qur’an yang tidak dapat dipaksakan untuk memenuhi selera mereka telah diubah ayat-ayatnya dan diganti oleh para Sahabat Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahkan sebenarnya, mereka menganggap Kitabulloh secara keseluruhan sudah tidak asli lagi, karena yang asli hanya ada di tangan imam mereka yang ghoib.

Jadi, mana bukti kecintaan orang-orang  Syi’ah terhadap Rosululloh dan Ahlulbait?

Buktikanlah cinta kalian wahai orang-orang Syi’ah, dengan mengikuti Rosululloh dan para sahabatnya. Karena itulah konsekwensi logis dari mencintai Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Sejarah Cinta Palsu

Untuk lebih jelas lagi, mari kita simak bukti-bukti kebobrokan cinta palsu mereka terhadap Ahlulbait, yang selama ini mereka gembor-gemborkan.

Apabila kita membaca sejarah Islam, maka sepanjang sejarah itu, tidak akan kita temukan satu pun upaya maupun pembelaan dan loyalitas orang Syi’ah terhadap Islam dan kaum Muslimin, tetapi sebaliknya, yang dibuktikan oleh sejarah adalah:

  1. Pembunuhan terhadap Kholifah al-Faruq Umar Ibnul Khoththob Radhiyallahu Anhu dilakukan oleh mereka melalui Abu Lu’lu’ah al-Majusi yang diberi gelar oleh Syi’ah dengan gelar Baba Syuja’uddin (Pahlawan agama sejati) dan hari terjadinya pembunuhan itu dijadikan hari raya oleh mereka.
  2. Pembunuhan Kholifah Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu Anhu, telah direncanakan dan dilakukan oleh tangan-tangan berdarah mereka yaitu oleh Abdulloh bin Saba’ dan kader-kadernya.
  3. Khilafah ‘Abbasiah yang merupakan Khilafah Ahlilbait dari anak keturunan al-‘Abbas bin Abdul Mutholib dari Bani Hasyim telah mereka tumbangkan dengan membunuh ratusan ribu kaum Muslimin melalui pengkhianatan dan persekongkolan pemimpin-pemimpin mereka, Nashiruddin Atthusi dan Ibnul al-gomi dengan Hulaku Khan dan bala tentara Mongolnya.
  4. Berkhianat terhadap kaum Muslimin dan bersekongkol dengan bala tentara Salibis untuk menghalangi Sholahuddin al-Ayyubi agar tidak bisa membebaskan Baitulmaqdis dan al-Aqsho serta seluruh Palestina dari cengkraman balatentara Salibis. Yaitu dengan bentuk  kerja sama ke-rajaan mereka yang menamakan diri dinasti Fathimiyyah dengan bala tentara Salibis.
  5. Kerajaan Syi’ah Shofawiyah di Iran telah bersekongkol dengan Yahudi, Nashroni dan Freemasonry untuk menjatuhkan Khilafah Utsmaniyah, yang merupakan perbentengan terakhir bagi Islam dan kaum Muslimin di kala itu untuk membendung penjajahan Barat; dan yang lebih celaka lagi, mereka membatalkan Hukum Jihad dengan alasan Imam mereka yang ghoib belum keluar dari persembunyiannya.

Kejadian-kejadian ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa dielakkan, yang mencatat kejahatan dan pengkhianatan Syi’ah terhadap Islam dan kaum Muslimin. Sejarah modern hari ini pun mencatat kejahatan-kejahatan mereka yang serupa yang dilakukan oleh Amal Syi’ah maupun Syi’ahnya Khumaini di Lebanon terhadap warga Palestina. Begitu halnya dengan pengkhianatan-pengkhianatan mereka di Afghanistan yang bukan rahasia lagi.

Ini adalah sebagian  bukti sejarah atas sikap dan tindakan makar mereka terhadap Islam dan kaum Muslimin sepanjang sejarah yang lalu maupun sejarah modern. Dan masih banyak lagi makar-makar yang lainnya kalau kita teliti dan telusuri.

Saudaraku….!

Sudah sangat jelas bagi kita, bahwa cinta mereka adalah cinta palsu yang berbisa, racun yang berbahaya. Mudah-mudahan kita bisa menyelamatkan diri dari arus serangan yang mereka lancarkan, bahkan lebih daripada itu, kita bisa menyelamatkan saudara-saudara kita yang tidak sempat melawan arus  atau malah sengaja melebur dengan arus yang begitu derasnya. (Anfalullah, Lc)

Check Also

Ketika Galau Melanda, Kemanakah Diri Menambal Luka

Ketika Galau Melanda Kemanakah Diri Menambal Luka Tanpa perlu banyak penelitian, sungguh pasti bahwa di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *