BIARLAH AKU MENJADI ORANG YANG ASING !!
Oleh : Abu Fayyadh Hanif S.Th.I.
Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam pernah bersabda kepada para sahabatnya, dimana hadits inipun sebagai penyejuk dan penghibur bagi orang-orang yang hidup dimasa kini, yang senantiasa berpegang teguh dengan ajarannya. Beliau bersabda:
بَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْباَ وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبَا كَمَا بَدَأَ فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam pada awal kemunculannya dianggap asing, dan akan kembali asing sebagaimana pada awal kemunculannya. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang dianggap asing” [HR. Muslim dalam Shohihnya, Kitab Iman (145), dan Sunan Ibnu Majah bab Al-Fitan (3986), Musnad Imam Ahmad bin Hambal (2/389)]
Khabar dari Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam yang satu ini, mengingatkan kita bahwa hidup dimasa saat ini tidaklah mudah ketika kita berpegang dengan ajarannya yang murni. Hidup ditengah-tengah masyarakat yang telah meninggalkan kemurnian, diperlukan kesiapan mental yang kuat karena segala amal perbuatan kita, baik yang berkaitan dengan ibadah maupun muamalah, akan selalu dianggap asing atau bahkan disalahkan oleh masyarakat luas. Dikarenakan apa yang kita lakukan telah “menyelisihi” apa yang sudah menjadi keumuman masyarakat.
Lalu siapakah ghuroba yang Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam jamin mendapatkan keberuntungan tersebut? Jawabannya adalah sebagaimana yang Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam sampaikan:
قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنِ اْلغُرَبَاء؟ قَالَ: الَّذِيْنَ يَصْلِحُوْنَ إِذَا فَسَدَ النَّاسَ
Seseorang bertanya, “wahai Rosululloh, siapa mereka orang-orang yang aneh (al-Ghuraba’) ?”,
Beliau Shollallohu’alaihiwasallam menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang tetap berbuat baik ketika manusia telah rusak.” [HR. Ahmad dalam Musnadnya (4/74)].
هُمْ أُنَاسٌ صَالِحُوْنَ قَلِيلٌ فِي أُنَاسِ سُوْءٍ كَثِيْرٍ
“Mereka adalah manusia-manusia sholih yang berjumlah sedikit diantara manusia-manusia jahat/buruk yang berjumlah banyak.” [HR. Ahmad dalam Musnadnya (2/177)]
الَّذِيْنَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ مِنْ سُنَّتِي
“Orang-orang yang melakukan perbaikan sunah-sunnah yang telah dirusak manusia.” [HR. Tirmidzi dalam sunannya bab Iman (2630)]
Maka diantara ciri-ciri al-ghuroba’ adalah, mereka yang tetap berbuat baik ketika manusia telah rusak, mereka adalah manusia sholih yang berjumlah sedikit diantara manusia berperangai jelek yang berjumlah banyak dan mereka adalah orang-orang yang tetap berbuat baik dengan sunnah Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam dengan cara mengamalkannya sementara manusia yang lainnya meninggalkannya. Maka tidak ada jalan menuju keberuntungan dan kebangkitan jiwa yang hakiki, melainkan dengan meretas jalan ghuroba. Katakanlah dengan lantang:
“Biarlah aku menjadi orang yang asing bila memang diridhoi Alloh Subhanahuwata’ala !!”
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0002 Rubrik Renungan