إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا .
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Kaum muslimin rahimakumullah….
Manakala salah seorang di antara kita ditanya: “Apakah al-ushūl ats-tsalātsah atau tiga masalah agama yang wajib diketahui seseorang?”, maka jawablah dengan tegas: “Yaitu ma’rifah (mengenal) Allah , agama-Nya dan Rasul-Nya !”.
Oleh karena itu, berbagai upaya dan proses untuk mengenal atau mengetahui Allah merupakan suatu kewajiban asasi bagi seorang mukallaf, agar dia dapat beribadah kepada-Nya di atas landasan bashīrah (ilmu yang mantap) dan yaqīn (keyakinan yang teguh).
Di antara makna iman kepada Allah adalah:
َاْلاِعْتِقَادُ الْجَازِمُ بِأَنَّ اللهَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكُهُ وَأَنَّهُ الْخَالِقُ الرَّازِقُ الْمُحْيِ الْمُمِيْتُ وَأَنَّهُ الْمُسْتَحِقُّ ِلأَنّ يُفْرَدَ بِالْعِبَادَةِ وَالذُّلِّ وَالْخُضُوْعِ وَجَمِيْعِ أَنْوَاعِ الْعِبَادَةِ وَأَنَّهُ الْمُتَّصِفُ بِصِفَاتِ الْكَمَالِ الْمُنَزَّهُ عَنْ كُلِّ عَيْبٍ وَنَقْصٍ.
“Keyakinan yang mantap bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu, Pemilik, Pencipta serta Yang menghidupkan dan Yang mematikannya. Dialah yang berhak untuk menerima ibadah, penghambaan dan ketundukan serta berbagai jenis ibadah yang lainnya. Dan hanya Dialah yang berhak menyandang segala sifat kesempurnaan yang bersih dari aib dan kekurangan”
Iman kepada Allah termasuk dalam cakupan ilmu aqidah, bahkan termasuk cakupan yang paling mulia, paling utama dan paling penting. Penting dan urgennya iman kepada Allah tersebut tampak dari hal-hal berikut:
- Iman kepada Allah termasuk ashl al-ushūl (dasar atau fondasi dari segala hal yang pokok).
- Iman kepada Allah adalah rukun iman yang pertama, paling pokok, pa-ling agung dan paling tinggi kedudukannya.
- Iman kepada Allah merupakan pangkal kebahagiaan dan kesuksesan.
- Lima rukun iman yang lainnya merupakan cabang dari Iman kepada Allah dan bahkan harus diasaskan kepadanya, karena tanpanya, rukun iman lainnya tersebut akan sia-sia dan bahkan tidak akan bermanfaat.
- Diturunkannya kitab-kitab dan diutusnya para rasul adalah untuk memantapkan dan meresapkan iman kepada Allah dalam jiwa setiap manusia.
- Bahkan ajaran Islam yang hanīf (lurus) adalah diasaskan kepada tauhid, yaitu Iman kepada Allah .
Iman kepada Allah memiliki empat kandungan, yaitu:
- Iman kepada wujūd (keberadaan atau eksistensi) Allah .
- Iman kepada rubūbiyyah Allah , yaitu hanya Dialah Pencipta, Pemilik dan Pengatur alam semesta. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah Tawhīd Rubūbiyyah.
- Iman kepada ulūhiyyah Allah , yaitu hanya Dialah satu-satunya yang ber-hak untuk diibadahi. Inilah yang dikenal dengan istilah Tawhīd Ulūhiyyah.
- Iman kepada asmā’ dan sifat-sifat Allah, yaitu hanya Dialah yang berhak memiliki nama-nama dan sifat-sifat kesempurnaan yang terhindar dari ketidaksempurnaan. Inilah yang dikenal dengan istilah Tawhīd al-Asmā’ wa ash-Shifāt.
Iman kepada Allah merupakan pangkal kebahagiaan dan kesuksesan hidup, baik menyangkut di dunia maupun di akhirat. Hal ini dikarenakan iman kepada Allah mempunyai buah, manfaat dan keutamaan yang sangat agung dalam kehidupan, di antaranya:
- Iman kepada Allah adalah jalan untuk menggapai keamanan dan hidayah yang sempurna.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. al-An’ām [6]: 82)
2. Iman kepada Allah merupakan bentuk ketaatan kepada-Nya, yang merupakan pangkal segala kebaikan hidup.
“Katakanlah (hai orang-orang mukmin): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. al-Baqarah [2]: 136)
3. Iman kepada Allah merupakan syarat untuk memperoleh kekuasaan dan kemulian di muka bumi.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku.” (QS. an-Nūr [24]: 55)
4. Iman kepada Allah merupakan jalan masuk surga dan terbebas dari api neraka.
إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الأنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad (47]: 12)
5. Iman kepada Allah merupakan pintu gerbang untuk meraih al-hayāh ath-thayyibah (kehidupan yang baik).
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. an-Nahl [16]: 97)
6. Iman kepada Allah adalah pangkal terealisasinya kebaikan dan turunnya berkah, dari langit maupun dari bumi.
“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. al-A’rāf [7]: 96)
7. Iman kepada Allah adalah hidāyah kepada kebaikan.
“Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. at-Taghābun [64]: 11)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan.” (QS.Yūnus [10]: 9)
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁنِ الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ .أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH II
إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Kaum muslimin rahimakumullah…
Itulah sebagian gambaran dari buah iman kepada Allah . Secara umum dapat dikatakan bahwa kebaikan atau kebahagiaan hidup, semuanya termasuk buah keimanan. Sedangkan kecelakaan dan kesengsaraan hidup, tiada lain dikarenakan berkurang atau hilangnya iman.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.