BELAJAR DARI KISAH HABIL & QABIL (Oleh: Hanif, S.Th.I.)

BELAJAR DARI KISAH HABIL & QABIL

Oleh: Hanif, S.Th.I.

Alloh Subhanahuwata’ala mensyari’atkan kepada Adam ‘Alaihissalam, agar menikahkan anak perempuannya dengan anak laki-lakinya. Dikatakan bahwa istri Nabi Adam ‘Alaihissalam melahirkan anak kembar; satu laki-laki dan satu lagi perempuan dari setiap kehamilannya. Adam ‘Alaihissalam menikahkan anak perempuan yang lahir dari satu kehamilan dengan anak laki-laki dari kehamilan yang lainnya. ketika itu saudara kembar Habil parasnya kurang cantik dibandingkan dengan saudara perempuan Qabil. Qabil menginginkan agar saudara perempuannya yang lebih cantik itu dinikahkan dengan dirinya, bukan dengan Habil. Namun Adam menolaknya, kecuali bila keduanya mempersembahkan pengorbanan. Barangsiapa yang kurbannya diterima, maka wanita tersebut untuknya. (Lihat kitab Al Mishbah Al Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir)

Demikianlah sepenggal kisah yang diceritakan Alloh Subhanahuwata’ala dalam Al Qur’an surat Al Maidah ayat ke 27: “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya. Ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil), ia berkata: “Aku pasti membunuhmu!” berkata Habil, “Sesungguhnya Alloh hanya menerima (kurban) dari orang- orang yang bertakwa.”

Kurban Habil diterima oleh Alloh Subhanahuwata’ala karena dia telah mengeluarkan sebagian hartanya dengan ikhlas. Sementara Qabil mengeluarkan sebagian hartanya dari harta yang buruk dan terpaksa. Oleh karena itu kurbannya tidak diterima oleh Alloh Subhanahuwata’ala, akhirnya kemudian Qabil menaruh dendam kepada Habil.

Habil seorang figur yang tulus dan ikhlas dalam mengabdi kepada Alloh Subhanahuwata’ala, dia korbankan hartanya untuk mencari keridhoan Alloh Subhanahuwata’ala, bahkan jiwanya pun siap dikorbankan dijalan Alloh Subhanahuwata’ala tanpa ada rasa takut sedikitpun ketika Qabil mengancam akan membunuhnya, “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.” Itulah yang diucapkan Habil kepada Qabil yang sudah siap membunuhnya padahal Habil memiliki badan yang lebih kuat untuk membela diri atau membalasnya. Dan untuk itulah Rosululloh Shollallohu’alaihiwasallam bersabda:

“Jika dua orang muslim saling berhadapan dengan pedang masing-masing, maka yang membunuh dan yang terbunuh masuk neraka. Para sahabat bertanya: “Wahai Rosul-Alloh, orang yang membunuh ini (wajar masuk neraka), lalu mengapa yang dibunuh (juga masuk neraka)?” Beliau menjawab, “Karena dia (juga) berkeinginan untuk membunuh sahabatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Selamat jalan Habil..!! Semoga kami menjadi penerusmu yang siap berkorban di jalan Allohl, dan kita berlindung kepada-Nya dari sifat iri, dengki dan kefujuran yang akan menyengsarakan kita dunia dan akhirat.

Wallohu ‘alam bishshowab.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0001 Rubrik Renungan

 

Check Also

KETIKA KEMURNIAN TERABAIKAN (Oleh : Supendi, S.Sy.)

KETIKA KEMURNIAN TERABAIKAN Oleh : Supendi, S.Sy.  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *