BAHAYA LATEN FIRQOH LIBERAL
Oleh: Aceng Zakaria
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Faham liberal menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu, faham liberal lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme. Secara umum liberalisme menganggap agama adalah pengkekangan terhadap potensi akal manusia.
Paham ini pertama kali berkembang di dunia Barat dan memiliki asumsi, teori dan pandangan hidup tersendiri. Paham ini juga memiliki beberapa prinsip pokok di antaranya: Pertama, prinsip kebebasan individual. Kedua, prinsip kontrak sosial. Ketiga, prinsip masyarakat pasar bebas. Dan Keempat, meyakini eksistansi pluralitas sosiokultural dan prinsip politik masyarakat.
Islam dan Liberal adalah dua istilah yang antagonis, saling berhadap-hadapan, tidak mungkin bisa bertemu. Namun demikian, ada sekelompok orang di Indonesia yang rela menamakan dirinya dengan Jaringan Islam Liberal (JIL). Suatu penamaan yang “sesuai” dengan pikiran-pikiran dan agenda yang mereka jalani.
Bahwa apa yang menurut anggapan mereka adalah haq, pada hakikatnya adalah bathil, karena faham liberal tidak sesuai dengan Islam yang diwahyukan dan yang disampaikan oleh Rosululloh, Muhammad ﷺ akan tetapi yang mereka suarakan adalah kekufuran yang ditawarkan oleh orang-orang yang ingkar kepada Rosululloh ﷺ.
Ada beberapa pokok kesesatan paham liberal di antaranya:
1. Mereka tidak menyuarakan Islam yang diridhoi oleh Alloh ﷻ.
Tetapi menyuarakan pemikiran-pemikiran yang diridhoi oleh Iblis, Barat dan para thoghut lainnya.
2. Mereka lebih menyukai atribut-atribut fasik dari pada gelar-gelar keimanan, karena itu mereka benci kepada kata-kata jihad, sunnah, salaf dan lain-lainnya dan mereka rela menyebut Islamnya dengan Islam Liberal.
Alloh ﷻ berfirman: “Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman”. (QS. al-Hujurat: 11)
3. Mereka beriman kepada sebagian kandungan al-Qur’an dan meragukan sebagian yang lain dengan menolaknya.
Supaya penolakan mereka terkesan sopan dan ilmiah mereka menciptakan “jalan baru” dalam menafsir al-Qur’an. Mereka menyebutnya dengan Tafsir Kontekstual, Tafsir Hermeneutik, Tafsir Kritis dan Tafsir Liberal.
4. Mereka menolak paradigma keilmuwan dan syarat-syarat ijtihad yang ada dalam Islam.
Karena mereka merasa rendah berhadapan dengan budaya barat, maka mereka melihat Islam dengan hati dan otak orang Barat.
5. Mereka tidak mengikuti jalan yang ditempuh oleh Nabi ﷺ, para sahabatnya dan seluruh orang-orang mukmin.
Bagi mereka, pemahaman orang-orang yang hanya mengandalkan pada ketentuan teks-teks normatif agama serta pada bentuk-bentuk Formalisme Sejarah Islam paling awal adalah kurang memadai dan agama ini akan menjadi agama yang ahistoris dan eksklusif (Syamsul Arifin; Menakar Otentitas Islam Liberal. Jawa Pos 1-2-2002).
Mereka lupa bahwa sikap seperti inilah yang diancam oleh Allah ﷻ:
“Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. an-Nisaa’: 115).
6. Mereka tidak memiliki ulama dan tidak percaya kepada ilmu ulama. Mereka lebih percaya kepada nafsunya sendiri, sebab mereka mengaku sebagai “pembaharu” bahkan “super pembaharu”, yaitu neo modernis.
Allah ﷻ berfirman:
“Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi’ mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.’ Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka, ‘Berimanlah kalian sebagaimana orang-orang lain telah beriman’, mereka menjawab, ‘Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang bodoh itu telah beriman.’ Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.” (QS. al-Baqarah: 11-13).
7. Mereka memecah belah umat Islam karena gagasan mereka adalah menyimpang dan setiap penyimpangan pasti memecah belah.
Dengan demikian, Islam Liberal yang menawarkan pemahaman model-model yang tidak sinkron dengan ilmu, kenyataan hidup, sejarah yang benar, dan bahkan tidak pakai dalil al-Qur’an, as-Sunnah, dan Ijma’; serta pemahamannya tidak merujuk kepada pemahaman umat terbaik yakni tiga generasi awal Islam, maka jelas jauh dari kebenaran. Baik itu kebenaran secara ilmu, realita, maupun secara paradigma ilmu Islam.
Maka selayaknya umat Islam berhati-hati dan berlindung kepada Alloh ﷻ dari pemahaman Islam Liberal, karena pemahaman mereka menyimpang dan bahkan membawa kepada kekufuran.
Hasbunalloh wani’ma al-wakil.
Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0007 Rubrik Pergulatan Firoq Sepanjang Zaman
HASMI :: Sebuah Gerakan Kebangkitan Himpunan Ahlussunnah Untuk Masyarakat Islami