Al-Quds – Dalam konferensi pers yang diadakan pada hari Selasa (22/11/2011), Rasu Khamis dan Rasu Shahadah, dengan jelas mereka menolak niat otoritas penjajah Israel membuka gerbang militer baru dekat kamp pengungsi Shu’fat. Dan mereka menilai, hal itu dalam rangka Yahudisasi kota Al-Quds oleh Israel dan mengisolasi sekitar 50 ribu warga Al-Quds (Yerusalem).
Ketua Komite, Dr. Tilal Abu Afifa, mengecam langkah Israel yang bertujuan mengepung kota al Quds dan mencegah sekitar 50 ribu warga al Quds yang memiliki kartu identitas di daerah tersebut untuk memasuki kota suci ketiga umat Islam itu.
Dia menjelaskan kerugian yang dialami penduduk daerah tersebut akibat pembangunan tembok dari sisi kemanusiaan dan sosial. Dia menegaskan, penduduk daerah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kota al Quds dan semua warga dari daerah ini memiliki hak untuk bisa ke al Quds dengan mudah tanpa hambatan.
Dia menyebut pembangunan pos militer di kamp pengungsi Shu’fat akan banyak merugikan penduduk daerah tersebut, khususnya para pedagang, pekerja, dan pelajar. Lebih dari 20 ribu warga daerah ini setiap hari akan masuk ke kota al Quds dan akan menghadapi banyak kesulitan untuk masuk kota al Quds.
Abu Afifa meminta dihilangkannya tembok yang berdiri di sekitar al Quds dan dinilai tidak dapat merealisasikan keamanan bagi pasukan penjajah Israel bahkan menekan rakyat Palestina.
Ketua Komisi Perbaikan Baitul Maqdis, Syaikh Abdullah Alqam, mengingatkan bahaya pembukaan gerbang yang akan mengontrol daerah tersebut. Dia menyatakan, warga daerah kamp pengungsi Shu’fat, Rasu Khamis dan Rasu Shahada, mengalami tindakan zhalim rezim Zionis yang harus dilawan.
“Kami hidup dalam krisis nyata, kezhaliman, dan penderitaan,” katanya. Dia menegaskan, serangan penjajah Israel tidak ada hentinya, harus ditolak dan tidak bisa diterima. Dia menyerukan bersatu padu menghadapi kedzaliman dan arogansi Zionis.
Dia menegaskan, keberadaan pos militer baru akan mencegah penduduk daerah tersebut untuk masuk kota al Quds. Dia menyerukan lembaga-lembaga internasional, PBB, negara-negara dunia sahabat, dan HAM untuk mengunjungi daerah ini dan melihat rintangan yang dibuat otoritas penjajah Zionis Israel di daerah ini.
Ketua Komite Anti Tembok, Khadr Dabs, mengatakan ada sekitar 11 gerbang militer Israel yang berdiri di sekitar kota al Quds. Tujuan dari gerbang-gerbang tersebut adalah untuk melakukan Yahudisasi kota dan melapangkan supremasi Zionis di sana. Prosentase penduduk kota untuk Arab (Palestina) 12 persen dan untuk Yahudi 88 persen sesuai dengan keputusan menteri Zionis tahun 1974.
Dabs menjelaskan sesuai dengan peta bagaimana otoritas penjajah Zionis Israel, melalui pembukaan gerbang militer baru di Shu’fat, sengaja mengisolasi sekitar 50 ribu penduduk asli al Quds yang tinggal di daerah tersebut dan melarangnya masuk ke al Quds.
Dia menegaskan, tujuan pendirian gerbang ini adalah menekan warga al Quds. Dia menyatakan bahwa para pekerja di gerbang ini adalah dari otoritas bandara Zionis dan disupervisi oleh sebuah perusahaan keamanan swasta. (Admin-HASMI/inf-plstn).