PAMEKASAN – Rumah sakit daerah (RSD) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, melakukan pemisahan lokasi pelayanan antara pasien laki-laki dan perempuan.
"Pemisahan ini untuk menghindari adanya kejadian di luar kendali pihak rumah sakit, seperti adanya kasus pelecehan dan perbuatan mesum di sebuah ruangan pasien beberapa waktu lalu," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSD Pamekasan dr Iri Agus Subaidi, Jumat lalu (12/11). Menurut Iri, selama ini lokasi perawatan disatukan antara pasien laki-laki dan pasien perempuan dalam satu ruangan.
"Pertimbangan lain, karena di Pamekasan ini kan sedang menggalakkan pencanangan Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam)," katanya menjelaskan. Jika lokasi ruang perawatan antara pasien laki-laki dengan pasien perempuan tidak dipisah, maka hal tersebut kurang mencerminkan sesuatu yang Islami.
Anggota Komisi D DPRD Pamekasan Iskandar menilai, kebijakan memisahkan lokasi perawatan antara pasien laki-laki dan perempuan tersebut sangat bagus, baik dipandang dari sisi agama ataupun dari sisi etika sosial. "Kalau dari sisi agama kan sudah jelas antara perempuan dan laki-laki yang bukan muhrimnya tidak boleh campur," katanya.
Sementara dari sisi etika sosial, dengan adanya pemisahan tersebut pasien perempuan jelas akan merasa terlindungi karena orang-orang yang ada di sekitarnya adalah perempuan semua. Jadi ada semacam perlindungan terhadap privasi pasien perempuan, dan juga bagi perawat rumah sakit sendiri terasa risih ketika harus membuka bagian-bagian tertentu yang membutuhkan perawatan.(Media Indonesia)