Di antara kaidah penting dalam pembahasan nama dan sifat Alloh adalah bahwasanya nama Alloh tidak bisa di batasi dan tidak bisa di persempit. Di sebutkan dalam hadits, hal yang sangat jelas tentang perkara ini. Di antaranya apa yang di riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari Ummul Mukminin Aisyah [ranha], beliau berkata, “Aku kehilangan Rosululloh [saw] dari tempat tidur, lalu aku mencarinya, dan tiba-tiba tanganku menyentuh kedua telapak kaki Rosululloh [saw] yang di tegakkan, dan beliau berada di masjid, seraya berdoa,
اَلَّلهُمَّ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ وَأَعُوْذُبِكَ مِنْكَ لاَأُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Ya Alloh, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari Kemurkaan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari (adzab)-Mu. Aku tidak bisa memuji diri-Mu sebagaimana engkau memuji diri-Mu.”
Nabi [saw] mengabarkan bahwa beliau tidak bisa memuji (sempurna) terhadap-Nya. Seandainya beliau dapat menyebutkan semua nama Alloh [swt] , maka berarti beliau dapat memuji Alloh [swt] dengan sepenuhnya.
Di antara pula apa yang diriwayatkan dalam hadits syafa’at yang panjang, bahwasanya Nabi [saw] bersabda,
“Kemudian Alloh membukakan bagiku pujian-pujian terhadap-Nya, yang belum pernah di bukakan kepada seorang pun sebelumku.” (HR. Riwayat al-Bukhori dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa ada pujian-pujian dari nama-nama dan sifat-sifat-Nya yang di bukakan kepada Rosul-Nya pada hari itu. Hal ini pun tidak diragukan lagi bukan termasuk pujian-pujian yang tercantum dalam Al-Qur’an ataupun hadits.
Ibnu Al-Qoyyim berkata, “Nabi membagi nama-nama Alloh [swt] menjadi tiga bagian, yaitu nama yang Alloh [swt] namakan diri-Nya dengannya lalu dia tampakkan kepada siapa yang Dia kehendaki dari para malaikat atau selain mereka dan Dia tidak menurunkannya di dalam kitab-nya. Nama yang Alloh [swt] turunkan di dalam kitab-Nya untuk memperkenalkan diri kepada hamba-hamba-Nya. Nama yang Alloh [swt] simpan dalam ilmu ghaibnya, yang tidak ada seorang pun dari makhluk-Nya yang dapat mengetahuinya.”
Nama-nama Alloh Tidaklah Terbatas Hanya Dengan 99 saja.
Dari keterangan ini jelas bahwasanya nama-nama Alloh [swt] tidak terbatas dengan bilangan tertentu. Adapun hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhori dan Muslim dalam shohih mereka dari Abu Huroiroh [ranhum] bahwasanya Nabi [saw] bersabda,
“Sesungguhnya Alloh memiliki 99 nama, 100 kurang satu, barangsiapa yang mengamalkannya, maka dia masuk surga.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Hadits ini tidak membatasi nama-nama Alloh [swt] dengan bilangan tertentu, tetapi makna hadits adalah penjelasan tentang keutamaan mengamalkan nama-nama Alloh [saw] dalam bilangan tertentu.
Konteks hadits di atas hanya satu ucapan, dan sabda beliau “Barangsiapa yang mengamalkannya” adalah sifat dan bukan khabar tersendiri. Maksudnya, bahwa Alloh [swt] memiliki 99 nama yang barangsiapa mengamalkannya, maka dia masuk surga. Ini tidak menafikan keberadaan nama Alloh [swt] yang lainnya. Hal seperti ini banyak contohnya dalam ucapan orang Arab. Seperti ucapan Anda, “Aku memiliki 99 dirham yang aku siapkan untuk sedekah, maka hal ini tidak menafikan dirham lainnya yang di siapkan untuk keperluan selain sedekah. Ini sudah di ketahui dan tidak di perselisihkan oleh para ulama.”
Imam an-Nawawi [rahimahu] berkata, “Para ulama sepakat bahwa hadits ini bukanuntuk membatasi nama-nama Alloh [swt] . Bukanlah maknanya bahwa Alloh [swt] tidak memiliki nama-nama selain yang 99 tersebut. Akan tetapi, maksud hadits ini adalah barangsiapa yang mengamalkan 99 nama Alloh [swt] , maka dia masuk surga. Maksudnya adalah kabar tentang masuk surga dengan mengamalkan 99 nama, bukan membatasi nama Alloh [swt] dengan 99. Oleh karena itu, disebutkan dalam hadits lain,“Aku memohon kepada-Mu dengan semua nama yang engkau menamakan diri-Mu dengannya atau yang engkau simpan dalam ilmu ghaib-Mu.”
Al-Hafidz Abu Bakar bin Al-Arabi Al-Maliki menyebutkan bahwa ada sebagian orang yang mengatakan, “Alloh [swt] memiliki seribu nama,” maka beliau berkata,” Ini sedikit sekali.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “ Yang benar, yang di sepakati oleh jumhur ulama bahwa Nabi [swt] , “ Sesungguhnya Alloh [swt] memiliki 99 nama yang barangsiapa mengamalkannya, maka dia masuk surga.” Maknanya barangsiapa yang mengamalkan 99 nama dari nama-nama Alloh [swt] , maka dia masuk surga. Bukan makna nama-Nya hanya 99. Karena dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Hatim dalam shahihnya, “ Aku memohon kepada-Mu dengan semua nama-Mu yang engkau miliki, yang dengannya engkau menamakan diri-Mu, atau yang engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang engkau ajarkan kepada salah seorang hamba-Mu atau yang engkau simpan dalam ilmu ghaib-Mu, untuk engkau jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku, penghilang kesedihan dan kesukaanku.”
Dari sini diketahui bahwa nama-nama tidak terbatas dengan bilangan tertentu, bahkan nama-nama Alloh [swt] yang baik, yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits juga tidak terbatas dengan bilangan 99. Akan tetapi, maksud dari hadits tersebut adalah barangsiapa yang mengamalkannya, maka dia masuk surga. Oleh karena itu, para ulama menyatakan bahwa nama-nama Alloh yang tercantum dalam Al-Qur’an dan hadits lebih dari 99 nama.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Jika dikatakan jangan berdoa, kecuali dengan nama-Nya yang di sebut dalam Al-Qur’an dan hadits, maka di katakan, “ ini lebih dari 99.”
Oleh karena itu, jika ada dari para ulama yang mengumpulkan 99 nama dari nama-nama Alloh [swt] dan selain mereka mengumpulkan nama-nama yang lain, lalu sebagiannya sama dan sebagian yang lain berbeda, ini tidak berarti bahwa yang diperselisihkan tersebut bukan dari nama Alloh [swt] karena melebihi 99 nama. Bahkan, sekiranya mereka mengumpulkan semua nama tersebut bisa melebihi 99 nama. Yang penting adalah keshohihan nama tersebut dalam Al-Qur’an dan hadits.
Apabila telah jelas kesalahan pendapat yang membatasi nama Alloh [swt] hanya 99 nama disebabkan oleh kesalahpahaman dalam memahami hadits di atas, maka ucapan orang yang mengatakan bahwa nama Alloh [swt] hanya 300 atau 1000 atau 4000 atau yang lainnya dari angka-angka, maka sangat jelas kesalahannya, karena pendapat tersebut kosong dari dalil dan bukti. Alloh [swt] berfirman,
“Dan (mengharamkan) kamu membicarakan tentang Alloh apa yang tidak kamu ketahui.”(QS. aL-A’rof [7]: 33)
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra’ [17]: 36)
Wallohu a’lam bishowab
(Red-HASMI)