Ketulusan Panglima Penakluk Romawi

29 Jan 2014Redaksi Kisah Generasi Robani

ketulusan panglima penakluk romawi

Umat Islam dari dahulu senantiasa berusaha untuk mem-perjuangkan dan menegakan ajaran Islam dimuka bumi ini, mereka meluangkan waktu mereka untuk mempelajari Islam, mengamalkannya, mendakwaahkannya serta memperjuangkaannya. Ini semua karena kesadaran yang tinggi bahwa Islam adalah satu-satunya jalan yang benar yang harus ditempuh oleh setiap insan. Mereka rela berkorban dengan harta dan jiwa untuk menyebarluaskan Islam, untuk membebaskan manusia dari penghambaan kepada mahluk menjadi penghambaan kepada Alloh  saja, mengeluarkan manusia dengan izin Alloh  dari kegelapan jahiliah kepada cahaya Islam, dari kedzoliman aturan manusia dan agama-agama batil kepada keadilan Islam.

Diantara perjuangan Umat Islam yang telah membantu penyebaran Islam adalah Perang Yarmuk yang terjadi antara kaum Muslimin melawan pasukan Romawi (Bizantium), negara super power saat itu. Peperangan ini terjadi pada masa Kholifah Abu Bakar as-Shidiq  pada tahun 13 H disebuah daerah bernama Yarmuk yang merupakan suatu tempat di wilayah Syam (Syam sekarang meliputi Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon).

Peperangan Yarmuk termasuk perang yang sangat besar dimana Raja Heraklius mengirimkan sekitar 240.000 pasukan yang terdiri dari 80.000 tentara bersenjata lengkap, 80.000 pasukan berkuda dan 80.000 pasukan yang berjalan kaki. Diceritakan pula ada 30.000 pasukan pejalan kaki  yang diikat dengan rantai agar tidak lari dari peperangan.

Sementara saat itu pasukan kaum Muslimin yang dipersiapkan hanya sekitar 27.000 yang terdiri dari 21.000 mujahidin dibawah pimpinan Abu Ubaidah  dan ditambah pasukan Ikrimah bin Abu Jahal  sejumlah 6.000. Mengetahui jumlah pasukan Romawi yang begitu besar maka Abu Ubaidah  segera mengirim surat kepada Abu Bakar  di Madinah untuk mengabarkan keadaan lawan. Abu Bakar  pun akhirnya memerintahkan kepada mereka agar bersatu menjadi satu pasukan dalam menghadapi kaum musyrikin, beliau juga menyampaikan: “Bahwa kalian adalah penolong agama-agama Alloh  dan Alloh  Penolong siapa yang menolong (agama)-Nya, ia akan menghinakan kekufuran, Alloh  tidak akan memberikan kekalahan kepada kalian karena jumlah kalian yang sedikit, akan tetapi dosa-dosa kalianlah yang akan menyebabkan kekalahan maka jagalah diri kalian dari dosa.”

Beliau juga menyampaikan akan membuat gentar pasukan Nasrani dengan mengirimkan Kholid bin Walid , maka beliau pun memerintahkan Kholid bin Walid  sebagai salah satu yang disebut sebagai “Pedang Alloh ” yang hampir tidak pernah mengalami kekalahan dalam perang untuk segera berangkat dari Irak ke Yarmuk membantu pasukan Abu Ubaidah dan Ikrimah , dan dialah yang diangkat sebagai panglima perang disana. Maka Kholid  pun berangkat dan membawa 9.000 mujahidin, hingga jumlah semua personil kaum muslimin sekitar 36.000. Merekalah yang akan menghadapi 240.000 pasukan Romawi, sungguh jumlah yang tidak sebanding. Namun yang demikian tidak menggentarkan dan melemahkan kaum Muslimin untuk menghadapi mereka karena mereka yakin, kemenangan berasal dari sisi Alloh  dan akan diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan berapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak.

Hampir semua tentara Muslim gembira dengan penunjukan Kholid bin Walid  sebagai seorang pemimpin. Karena ia memiliki kemahiran dan keberanian dalam perang yang mengagumkan setiap orang. Dan selama memimpin perang, pasukannya senantiasa meraih kemenangan.

Kholid bin Walid  tidak takut dengan tentara Romawi yang berkali-kali lipat banyaknya dari jumlah pasukan kaum Muslimin. Ia membagi tentara Muslim menjadi 40 rombongan besar untuk memberi kesan seolah-olah mereka lebih besar daripada musuh.

Strategi Kholid  ternyata sangat ampuh, kegigihannya dalam memimpin pasukan membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan Muslim yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan menaklukkan wilayah itu.

Disaat terjadi peperangan ternyata kholifah Abu Bakar  meninggal dan digantikan oleh Kholifah Umar bin Khoththob . Diantara langkah awal yang diambil Umar  adalah memecat Kholid  dan mengangkat Abu Ubaidah  sebagai Panglima Besar pengganti. Umar  hawatir, umat Islam akan sangat mendewakan Kholid  untuk meraih kemenangan. Hal demikian sangat bertentangan prinsip Islam.

Namun Kholid  sebagai Panglima Besar yang telah berperan dalam berbagai penaklukan, menerima keputusan itu dengan ikhlas. Ia berkata: “Saya berjihad bukan karena Umar, tapi karena Alloh ”. Maka ia tetap berjihad dijalan Alloh  membantu Abu Ubaidah  di medan tempur dan tidak mengurangi kegigihannya dalam perjuangan apalagi mundur dari perjuangan. (Red-Hasmi/IH/Didi Wahyudi, S.Ud)