YOGYAKARTA,(PRLM).-Temuan candi wahana atau tempat sejaji dan sembahyangan di Kompleks Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, 11 Desember 2009, menginspirasi rektorat universitas Islam tertua di Indonesia tersebut memadukan museum ke-islaman dengan peninggalan Hindu tersebut.
Kompleks candi wahana di sisi timur rektorat dan selatan masjid UII tersebut, semula dirancang sebagai bangunan perpustakaan seluas 4.000 meter. Ketika penggalian tanah untuk pondasi, pekerja menemukan batu-batu bermotif. Tim Pemugaran Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) meneliti hingga ditemukan candi wahana. Tanah seluas 1.500 meter di kompleks candi, dirancang untuk pusat informatika dan perpustakaan UII.
“Temuan candi ini menginspirasi UII untuk mendirikan museum universitas Islam, dengan mengakomodasi bangunan candi sebagai jendela terbuka,” kata Rektor UII Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, Selasa (17/8).
Menurut dia tim pelaksana pembangunan UII dan dosen perancang disain bangunan perpustakaan mengubah model perpustakaan. Bentuk bangunan akan menjadi model “U”. Arena di tengah bangunan “U” tersebut candi yang disatukan dengan museum universitas di lantai basemen.
“Eskavasi candi sudah selesai, kementerian pariwisata dan kebudayaan telah menyetujui rancangan bangunan perpustakaan dan universitas disilakan meneruskan membangun perpustakaan. Kita menempatkan candi wahana sebagai bagian integral dari perpustakaan. Ada perpaduan museum universitas Islam dengan candi (peninggalan Hindu),” ujar dia.
Dengan mengakomodasi candi sebagai bagian museum, menurut Edy, anggaran pembangunan perpustakaan membengkak dari semula Rp 16 miliar menjadi lebih besar lagi. Selain mengubah disain bangunan, candi menggusur kompleks pusat informatika.“Kita ingin menjadikan candi sebagai bagian sejarah universitas sebagaimana bangunan lainnya, dikemas dengan museum universitas,” ujar dia.
Bangunan candi wahana berada di atas tanah seluas 30×30 meter, memiliki kelengkapan ibadah umat Hindu berupa nandi, umpak, serta lingga yoni atau simbol Dewa Syiwa. Tim BP3 Yogkarta Indung Panca Putra menyatakan candi semacam itu sebagai tempat ibadah. “Kita akan menjadikan sebagai momen sejarah dan wisata pendidikan,” kata Edy. (Redaksi)