Bermula dari sebuah kutukan Alloh [swt] di karenakan keengganan bersujud kepada Adam [alyhis] , Iblis pun dengan rasa berang bercampur dengki dan dendam kesumat, segera menabuh genderang pertempuran abadi untuk menjegal para peniti manhaj kemurnian; Sirotulmustaqim. Ia sudah bertekad kuat, menghabiskan umurnya untuk menjadi Penjegal bani Adam dari memasuki Sirotulmustaqim.
Alloh [swt] berfirman:
“Berkata Iblis: Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,”. (QS. al-A’rof: 16)
Strategi Penyesatan Iblis
Untuk mengelabui manusia dan mengecohkan mereka agar tidak memilih Sirotulmustaqim (Islam), setan pun membuat jalan-jalan lain di sekeliling Islam, yang merupakan agama-agama dan manhaj-manhaj sesat. Agama-agama, aliran-aliran dan manhaj-manhaj sesat tersebut disediakan setan sebagai wadah spiritual dan sospol alternatif untuk menampung mereka yang tersesatkan dari sirotulmustaqim, atau untuk mereka yang belum mendapatkan da’wah sirotulmustaqim. Iblis pun memiliki strategi untuk sebuah misi penyesatan manusia dari jalan yang lurus Sirotulmustaqim.
Sebagaimana firman Alloh [swt] tentang strategi tersebut:
“Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan men-dapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’rof: 17)
Hal ini diperkuat lagi dengan Sabda Rosululloh [saw] :
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud [ranhu] , ia berkata bahwa suatu saat Rosululloh [saw] menggaris suatu garis lurus kemudian bersabda: ‘Ini adalah jalan Alloh’, kemudian beliau membuat beberapa garis di kanan dan kirinya, lalu bersabda: ‘Ini adalah jalan-jalan, di setiap jalan ini ada setan yang menyeru kepadanya!’, kemudian beliau membaca ayat: ‘Inilah jalan Ku yang lurus, maka ikutilah ia dan jangan kalian ikuti jalan-jalan yang lainnya niscaya akan menyimpangkan kalian dari jalan-Nya.” QS. al-An’am (6): 153.”
(HR. Bukhori, Tir-midzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Darimi).
Di sini jelas sekali digambarkan bahwa setan menyeru kepada jalan-jalan alternatif, yang tidak diragukan lagi akan menuntun penitinya ke pintu-pintu Jahannam.
Saudaraku kaum muslimin…
Tidak ada seorang pun yang akan selamat dari makar Iblis kecuali mereka yang berpegang teguh kepada manhaj kemurnian, khususnya pada hal-hal berikut ini:
-
Kemurnian Tauhid
Orang-orang yang diberikan taufiq berupa keikhlasan atau ketauhidan maka dipastikan Iblis tidak akan sanggup untuk menyesatkan-nya, hal ini sesuai dengan pengakuan Iblis sendiri yang diabadikan dalam al-Qur’an al-Karim:
“Iblis berkata: “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesat-kan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Mu yang mukhlas di antara mereka”. (QS. Shod: 82-83)
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَىرَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَإِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَيَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasan-nya atas orang-orang yang beriman dan ber-tawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Alloh.” (QS. an-Nahl: 99-100). Alloh [swt] berfirman:
“Sesungguhnya hamba-hambaKu tidak ada kekuasaan bagimu (Iblis) terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat.” (QS. al-Hijr: 42)
-
Kemurnian Ittiba’
Maksudnya adalah Ittiba’ terhadap apa yang dibawa oleh Rosululloh [swt] baik berupa al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman para sahabat Nabi.
Alloh [swt] berfirman:
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Robb) Yang Maha Pemurah (al-Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesat-kan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. az-Zukhruf: 36).
“Dan barangsiapa menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin (yaitu jalan para sahabat), Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. an-Nisa`: 115).
-
Beramal Jama’i / Bergabung dengan Suatu Jama’ah
Iblis tidak akan mudah untuk menyesatkan manusia yang beramal jama’i, karena di dalamnya terdapat unsur saling tolong menolong, saling mengingatkan dalam kebaikan dan amal kebaikan lainnya.
Sebagaimana firman Alloh [swt] :
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (Mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan jangan-lah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertaqwalah kalian pada Alloh, sesungguhnya Alloh amat berat sik-sanya.” (QS. al-Maidah: 2)
Sekilas hal ini akan dianggap remeh, tetapi realita membuktikan itu semua. Karena sesungguhnya setan akan menerkam manusia, sebagaimana serigala akan menerkam domba yang menyendiri dari rombongannya.
Sungguh sangat tepat sekali sabda Rosululloh [saw] :
عَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Bergabunglah dengan Sebuah Jama’ah, karena sesungguhnya serigala itu akan memakan domba yang menyendiri”(HR. Abu Dawud)
Dalam riwayat lain:
عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ مَنْ أَرَادَ بُحْبُوحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ
“Berpegang teguhlah kalian terhadap jama’ah kaum muslimin, dan janganlah sekali-kali kalian berpecah belah; karena sesungguhnya setan itu akan senantiasa bersama seorang yang menyendiri, dan ia akan berada lebih jauh dari dua orang yang bersama-sama. Barangsiapa yang ingin mendapatkan sebaik-baik tempat di dalam surga, maka hendaklah ia senantiasa bersama al-jama’ah”
(HR. Tir-midzi, beliau berkata: “Ini adalah hadits hasan shahih)
Bagaimana halnya jika sepuluh, seratus, seribu atau lebih beramal jama’i Tentu setan akan lebih jauh lagi. Oleh karenanya amal jama’i ini pun diterapkan oleh Rosululloh [saw] dan para sahabatnya dalam berda`wah.
Saudaraku kaum muslimin…!!!
Harus selalu diingat! Jamaa’ah yang dimaksud adalah jama’ah yang mengusung dan mendakwahkan Ahlussunnah wal Jama’ah, bukan yang lainnya!. Demikianlah, semoga hal ini dapat bermanfaat dan menjadi bekal untuk membentengi diri kita dari gangguan dan makar Iblis yang terkutuk. Wallohul musta’an
(Red-HASMI)