Sebagaimana kita ketahui, bahwa Ittiba’ (Pengikutan kepada Rosululloh [saw]) dalam Pemahaman dan penerapan Islam merupakan pilar kemenangan dan kejayaan, maka secara langsung pula kita ketahui bahwa Bid’ah (aqidah, amal perbuatan atau peribadatan yang mengatasnamakan Islam tetapi tidak pernah disyari’atkan oleh Islam) adalah merupakan pilar keterpurukan dan keruntuhan. Berikut ini adalah bukti nyata realita yang menghantar-kan khilafah Islamiyah (Utsmaniyah) menuju keruntuhan, yaitu kebid’ahan seputar “kuburan”.
Di akhir-akhir masa pemerintahannya, pemerintah Utsmaniyah mendorong dan mendukung pembangunan kubah-kubah diatas kuburan yang menyebar di dunia Islam. Misalnya, pemerintah membebaskan bayaran atas penduduk Bashrah dengan alasan sebagai penghormatan pada pemiliknya yang mulia, yakni Zubair bin Awwam. Pemerintahan Utsmani juga membangun masjid di atas kuburan beliau. Pada tahun 1293 H., datang perintah dari Sultan Abdul Hamid II untuk membangun tempat persemayaman ini di bawah pengawasan gubernur Bashrah yang bernama Nashir Pasha Al-Sa’dun.
Kemudian pada tahun 1305 H., Sultan Abdul Hamid juga memerintahkan agar kubahnya diputihkan dan masjid kembali dibangun. Dia juga menyuruh dua kuburan, yakni kuburan Zubair dan Utbah bin Ghazwan di beri kelambu yang terbuat dari sutera merah yang di bordir dengan perak. Dia juga memerintahkan agar diletakkan tempat dupa dan tempat sampah yang terbuat dari perak di dua kuburan tersebut, Semua wilayah kaum muslimin seperti Hijaz, Yaman, Afrika, Mesir, Maroko, Irak, Syam, Turki, Iran, Turkistan, dan India berlomba membangun kubah-kubah di atas kuburan.
Akibat buruk dari bid’ah membangun dan menghias kuburan inilah kaum muslimin dengan dukungan pemerintahnya semakin hanyut dan larut dalam kesesatan akibat ketidak pengikutan mereka terhadap sunnah Rosululloh [saw]. Padahal Alloh [swt] telah memberi peringatan kepada manusia agar mereka tidak sekali-kali menyelisihi sunnahnya karna akibatnya mereka akan semakin jauh dan akan di leluasakan dalam kesesatan yang dilajaninya dan akan dimasukka ia ke dalam jahannam. Alloh [swt]. Berfirman:
“Dan barangsiapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang mukmin, kami leluasakan dia di kesesatanya yang dijalaninya itu, dan kami masukkan ia kedalam jahannam, dan jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (Q.S. an-Nisa’ (4): 115)
Begitulah Yang terjadi, dari penyelisihan berupa bid’ah membangun dan menghias kuburan akhirnya menghantarkan mereka pada pengagungan dan penyembahan.
Tempat-tempat ziarah dan kuburan menjadi tempat untuk meminta-minta dan memohon pertolongan. Kemusyrikan merajalela dimana-mana, seperti menyembelih binatang yang tidak ditujukan untuk mencari ridho Alloh [swt] dan bernadzar untuk kuburan. Banyak orang yang minta disembuhkan penyakitnya di kuburan dan minta perlindungan padanya. Kuburan dan tempat-tempat ziarah demikian berpengaruh pada poros hidup manusia. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya penyekutuan Alloh [swt] dengan kuburan-kuburan itu serta menimbulkan rasa ketergantungan atas mereka selain kepada Alloh [swt]. Mereka tidak menyelesaikan semua perkaranya kecuali harus merujuk pada kuburan-kuburan keramat dengan cara berdo’a padanya dan meminta nasehat-nasehatnya.
Dan yang lebih memprihatinkan lagi, kebid’ahan dan kesyirikan kuburan meski dengan pelan tapi pasti menggiring manusia untuk berbuat bid’ah dan syirik yang lebih dahsyat. Sebagai contoh mereka bernadzar pada satu meriam peninggalan Sultan Murad yang pernah dipergunakan dalam peperangan melawan orang-orang Persia untuk mengusir mereka dari Baghdad. Mereka meminta pada meriam itu agar lidah anak-anaknya lancar dalam berbicara. Di akhir pemerintahan Utsmani manusia telah biasa bersumpah atas nama selain Alloh [swt], mereka sangat gampang bersumpah palsu atas nama Alloh [swt] dan justru sangat takut melanggar sumpah apabila mengatasnamakan selain nama Alloh [swt].
Demikianlah saudaraku, sebuah tragedi tragis yang mengiringi detik-detik kekalahan dan akhirnya menghantarkan khilafah Utsmaniyah menuju keruntuhan, berupa kebid’ahan kuburan yang pada akhirnya menggiring manusia kepada kesyirikan.
Saudaraku, mari kita bertekad!! Mari kita berjuang!! Perangi kebidahan!! Tanamkan dan tancapkan ittiba’ ke dalam dada-dada kaum muslimin!! InsyaAlloh kemenangan dan kejayaan akan segera menjadi kenyataan.