AUSTRALIA – Dewan Kota Mernda, negara bagian Victoria, Australia, menolak rencana pembangunan sebuah sekolah Islam. Alasannya, pendirian sekolah itu dikhawatirkan meningkatkan sentimen anti-Islam di masyarakat Australia. “Mereka takut sekolah itu akan menjadi sebuah masjid sehingga mereka akan terganggu dengan suara adzan,” kata Konselor, John Fry, seperti dikutip Onislam.net (28/3).
Sejak awal, rencana komunitas Muslim membangun sekolah Islam mendapat penentangan dari warga sekitar. Lebih dari dua ribu warga menandatangani surat keberatan guna menggagalkan rencana pembangunannya. Sebanyak 90 persen tanda tangan itu dikoordinasikan melalui kelompok “Sahabat Penjaga Warisan Sejarah Mernda”. “Kami telah menyarankan kepada Dewan Kota untuk menjaga sejarah kota ini,” kata juru bicara kelompok itu.
Menurut Fry, penolakan warga itu tidak didukung dengan fakta, namun lebih kepada asumsi sentimen anti-Islam bercampur ketidaktahuan.
Anggota Dewan Kota, Pam McLeod, menampik pandangan Fry. Ia melihat penolakan itu bukanlah masalah rasisme, melainkan terkait erat dengan masalah sejarah dan lalu lintas. “Tidak ada unsur rasisme yang saya lihat,” kata dia. Menurutnya, warga Mernda merupakan komunitas multikultural.
Juru bicara komunitas Muslim, Hassan Al Khirsany, menilai penolakan itu murni karena melihat faktor agama yang menandakan masih terdapat ketakutan terhadap kaum Muslim. “Mereka menolak lebih karena khawatir sekolah ini akan menjadi masjid,” katanya.
Juru bicara Dewan Islam Victoria, Nazeem Hussain, mengemukakan, ada semacam indikasi adanya keberatan dari kelompok anti-Muslim.”Kami memang berasal dari luar Mernda. Ini menunjukan semacam penolakan,” ungkapnya.
Kaum Muslim berada di Australia selama lebih dari 200 tahun. Jumlahnya sekitar 1,7 persen dari 20 juta total populasi Australia. Islam menjadi agama negara terbesar kedua setelah Kristen. (Admin-HASMI/Mel/Onislam.net/ddhk/pus).