FREEMASONRY (Oleh: Dr. Habibullah, Lc., M.M.)

FREEMASONRY

Oleh: Dr. Habibullah, Lc., M.M.

Freemasonry berasal dari dua suku kata “free” yang berarti merdeka dan “mason” yang berarti tukang bangunan. Secara bahasa freemason berarti tukang bangunan yang merdeka. Namun definisi sesungguhnya adalah Organisasi Yahudi Internasional yang berdiri bersamaan dengan Grand Lodge pada tahun 1717 M dalam seminar di London, bahkan sebagian referensi menyebut mereka sudah berdiri sejak abad 14 di Skotlandia saat para ksatria Templer diburu oleh Raja Prancis, Philippe Le Bel dan Paus Clemen V. Maskapai perdagangan Hindia Belanda VOC merupakan maskapai perdagangan terbesar kala itu yang dimiliki Freemason. Mereka bekerja menghimpun semua agama, memporak porandakan pondasi keluarga, menghancurkan kehidupan manusia, merusak sendi-sendi politik, ekonomi dan sosial negara-negara (non yahudi atau goyim) yang ditempatinya. Gerakan ini pencetus tiga perang dunia, tiga revolusi (Revolusi Prancis, Revolusi Amerika dan Revolusi Industri di Inggris), serta melahirkan tiga gerakan utama (Komunisme, Nazisme, Zionisme). Tujuan akhir mereka adalah mendirikan kembali Haikal Sulaiman di atas reruntuhan Masjid Al-Aqso dan mendirikan pemerintahan Zionis Internasional sebagaimana tertera dalam Protokol Zionisme. Freemason menempatkan dirinya sebagai musuh agama samawi.

Ada tiga jenjang klasifikasi Freemason:

1. Freemason simbolik umum, keanggotaannya bisa berasal dari non yahudi dari sekte dan agama manapun. Biasanya berbentuk organisasi sosial kemanusiaan, pendidikan, pemberdayaan masyarakat (Rotary Club 1905, Lion’s Club 1917, Organisasi Persatuan dan Kemajuan 1909, Organisasi Bahaiyah, Organisasi Yoga, Organisasi Kesaksian Yehova, dan lainnya). Di Indonesia berbentuk diner’s club, coffee morning, kontes ratu kecantikan, pemilihan idol dan lainnya. Tokoh-tokoh pimpinan dan anggota Boedi Oetomo banyak terlibat dalam gerakan ini, dan diantara anggota gerakan yang teridentifikasi di Indonesia: Raden Saleh, Dr. Radji-mn Wediodiningrat, Hameng Kubuwono VIII, Soemitro Kolopak­ing, Sri Paku Alam VIII, Raden Mas cokroadikoseomo, dan Kiai Sadrach. Keanggotaan Free­mason memiliki simbolik umum yang bertingkat-tingkat sesuai dengan komitmen serta kontribusi dalam organisasinya.
Tiap jenjang keanggotaan memiliki simbol-simbol, kata sandi, lencana dan tanda pangkat. Pemberian simbol-simbol tersebut dimaksudkan untuk mengopnet militan­si anggota.

2. Freemason Kerajaan (Royal), yang keanggotaannya berasal dari orang yahudi asli. Namun untuk kepentingan sisat, diterima pula orang-orang non yahudi dengan jenjang “guru yang agung” tingkat ke tiga puluh tiga pada freemason simbolik umum, biasanya mereka adalah para raja, presiden, perdana menteri dan ketua partai di beberapa negara di dunia. Keanggotaannya pun bertingkat-tingkat. Beberapa presiden Amerika termasuk anggota gerakan ini George Bush, George W Bush, bahkan Barrack Obama.

3. Freemason Alam Semesta, keanggotaannya terdiri para pimpinan perkumpulan Freemason Kerajaan. Semua anggotanya terdiri dari orang yahudi bertambah para petinggi Israel. Markas perkumpulannya tidak diketahui de-mikian pula pemimpinnya dan hanya diketahui para anggotanya. Semua perintah, kebijakan, revolusi, konspirasi, perebutan kekuasaan, menyulut api peperangan antara satu negara dengan negara lain dan penyebaran opini publik, fitnah, adalah produk dari jenjang ini.

Freemason Alam Semesta mengadakan berbagai studi untuk mengetahui keinginan masyarakat, merintis pembuatan kurikulum, metode pengajaran, melahirkan berbagai gagasan dan ide untuk disodorkan ke tengah masyarakat melalui media cetak dan elektronik dunia yang mereka kuasai. Tentu semua itu untuk mencapai tujuan Zionisme Internasional dengan cara yang ilegal namun terorganisir.

Islam menekankan tentang keharusan beriman kepada yang ghaib (Allah ﷻ, surga, neraka, hari pembalasan dan kehidupan akhirat dan lainnya). Namun Freemason menolak hal-hal metafisis tersebut untuk membebaskan manusia dari agama dan mengiringnya kepada slogan humanisme (kemerdekaan, persaudaraan, kesetaraan) sehingga segala sesuatu dilakukan semata-mata demi kemanusiaan. Kehidupan hanya sebatas yang tampak di permukaan saja. Mereka yakin bahwa hidup hanya sekali untuk mengambil sebanyak mungkin apa yang bisa didapatkan dan mereka yakin tidak ada balasan dari kecurangan dan kejahatan yang mereka lakukan. Allah ﷻ berfirman:

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. ar-Rum: 7).

Literatur freemason penuh dengan upacara-upacara ritual dan moral untuk menutupi fakta tersebut. Walaupun pada akhirnya segala moralitas tanpa agama tidak lebih dari retorika belaka, sekali lagi tanpa hukum Allah ﷻ dan penguatan jiwa manusia yang diberikan Islam, moralitas sejati tidak dapat dibangun dengan cara apapun. Pada awal abad ke 19, sosialisme lahir dari gagasan tentang moralitas tanpa agama dengan semangat sama rata sama rasa adil tanpa eksploitasi, ternyata membawa malapetaka yang sangat dahsyat di beberapa negara yang menganutnya seperti Uni Sovyet, Blok Eropa Timur, China dan lain lain. Kaum Masonik dan kelompok anti agama sering menggunakan istilah “Dogmatis” kepada orang-orang yang mempercayai Tuhan. Tentunya tuduhan yang keliru, karena keberadaan Alloh ﷻ, dan bahwa Dia menciptakan alam semesta serta segala sesuatu telah didukung oleh banyak bukti ilmiah yang rasional. Karenanya di dalam al-Qur’an banyak seruan untuk mencermati tanda kebesaran-Nya, memikirkan keseimbangan dan keteraturan ciptaan-Nya. Sebaliknya “Dogmatisme” adalah sikap mereka yang terus membabi buta menolak keberadaan Alloh dan bahwa alam ini ada dengan sendirinya dan makhluk hidup muncul dari peristiwa kebetulan. Padahal bukti keberadaan Alloh ﷻ begitu jelas, namun mereka abaikan demi filosofi humanism dan materialism.

Ini bukti bahwa ajaran freemasonry bersifat taklid buta, menjauhkan manusia dari mempercayai Alloh ﷻ, menjerumuskan mereka kepada ritual tahayul, mitos yang berasal dari budaya paganism, dewa-dewi mesir kuno.

“Setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Alloh, sehingga mereka tidak mendapat petunjuk.” (QS. an-Naml: 24).

Freemasonry mengingkari agama Alloh ﷻ demi doktrin ketinggalan zaman yang mereka kembangkan lewat simbol-simbol mistis. Lebih jauh lagi, tidak cukup mengingkari Alloh ﷻ, mereka juga memerangi agama-Nya, sebuah pertarungan yang telah mereka lakukan sejak lama. Wallohu a’lam.

Sumber : Materi Majalah INTISARI HASMI Vol. 0006 Rubrik Merekalah Musuh..!!

Check Also

KHUTBAH JUM’AT KE-9 (Oleh: Supendi, S.Sy.)

ALLOH MAHA KAYA (Oleh: Supendi, S.Sy.) KHUTBAH PERTAMA إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot