KHUTBAH JUM’AT KE-7 (Oleh: Supendi, S.Sy.)

KHUTBAH JUM’AT KE-7
(Oleh: Supendi, S.Sy.)

KHUTBAH PERTAMA

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

…يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ

Ma’asyirol muslimin…

Alloh swt berfirman dalam surat Luqman ayat 18:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. (Luqman : 18)

Pada ayat yang mulia ini, kita diingatkan bahwa yang namanya membangga-banggakan diri itu termasuk sifat tercela yang sama sekali tidak disukai oleh Alloh swt. Sifat ini merupakan pintu keangkuhan dan kesombongan yang banyak menimpa kaum muslimin, kecuali mereka-mereka yang dijaga oleh Alloh swt.

Sebagian orang membangga-banggakan diri dengan ilmunya Hingga tanpa sadar menganggap orang lain ilmunya kurang, lantas ketika dinasehati dengan kebenaran ia pun tidak mau menerima kebenaran tersebut, ia tetap pada pemikirannya atau pendapatnya, meskipun dia tau bahwa nasehatnya tersebut adalah kebenaran… bahkan, bisa jadi malah merendahkan orang yang menasehatinya tersebut… ini namanya sombong yang diawali dengan ujub dan berbagga diri karena merasa berilmu…

Kemudian, sebagian orang membangga-banggakan diri dengan Nasabnya yang mulia. Sifat seperti ini juga sering menyebabkan seseorang menjadi sombong, hingga menolak kebenaran dari orang yang nasabnya dianggap rendah. Padahal nasab sama sekali tidak berguna di akhirat kelak.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat al mu’minun ayat 101,

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ

“Apabila sangkakala ditiup pada hari kebangkitan, saat itu tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka…”

Demikian juga Rosululloh bersabda:

مَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ

“siapa yang sedikit amalnya, maka nasabnya tidak bisa mengangkatnya.” (HR Muslim)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Siapa saja yang amalnya kurang, maka kedudukan mulianya di dunia tidak bisa menolong dirinya. karenanya, jangan terlalu berharap dari nasab, keturunan ataupun nenek moyang, hingga akhirnya sedikit dalam beramal.” (Syarh Shahih Muslim).

Bahkan, nabi Muhammad saw pernah mengingatkan putrinya sendiri:

يَا فَاطِمَةُ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَلِينِى مَا شِئْتِ مِنْ مَالِى لاَ أُغْنِى عَنْكِ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا

“Ya Fatimah puteri Muhammad, silahkan engkau minta harta kepadaku… tetapi terkait keselamatan di akhirat, sungguh aku tidak dapat menolongmu dari Alloh.” (Bukhari & Muslim).

Kemudian, sebagian orang membangga-banggakan diri dengan Hartanya… hingga merasa paling kaya, lalu berlaku sombong dan melampaui batas…

Alloh swt berfirman dalam QS Al-‘Alaq ayat 6-7…

كَلَّآ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَيَطْغَىٰٓ. أَن رَّءَاهُ ٱسْتَغْنَىٰٓ

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia itu suka melampaui batas, ketika dirinya merasa sudah kaya raya…”

suatu ketika nabi Muhammad saw sedang bersama para sahabat yang fakir miskin seperti bilal bin rabah, suhaib dan sahabat yang lainnya, lalu datanglah orang-orang kaya dari kalangan kafir Quraisy, mereka menyatakan siap mendengarkan dakwah Nabi, tetapi ada syaratnya… apa itu? Suruh keluar orang-orang miskin ini, karena merasa bukan level mereka.. lalu Allah mengingatkan Nabi saw untuk tidak melakukan itu.

وَلَا تَطْرُدِ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ ۗ

“Janganlah engkau usir orang-orang yang beribadah kepada Robbnya di waktu pagi dan petang hari, sedangkan mereka mengharapkan keridaan-Nya.” (Al An’am: 52).

Ma’asyirol Muslimin… di dalam agama Islam yang mulia ini, keistimewaan seseorang itu tidak dinilai dari banyaknya ilmu, nasab keturunan, hartanya ataupun jabatannya di dunia…

Ilmu bukan untuk dibangga-banggakan, tetapi untuk diamalkan dan didakwahkan… nasab keturunan bukan untuk dibangga-banggakan tetapi agar bisa saling mengenal.. demikian juga harta tidak untuk dibangga-banggakan, tetapi itu semua adalah amanah, jika disyukuri maka akan berpahala, tetapi jika disombongkan, maka siksaan akhirat telah disiapkan, wal iyadzu billah…

Kemuliaan manusia di sisi Alloh hanyalah menurut ketakwaannya masing-masing. Hal ini Alloh swt tegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurot ayat 13:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sesungguhnya orang yang lebih mulia di antara kalian di sisi Alloh adalah orang yang lebih bertakwa..” (Al-Hujurot: 13)

Melalui jalan takwa-lah, Alloh menghendaki kita menjadi orang-orang yang terhormat dan mulia di sisi-Nya, baik di dunia maupun di akhirat… mulia bukan karena mulianya nasab, bukan karena kekayaannya, bukan pula karena jabatannya…

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ..

Ma’asyirol muslimin rohimakumulloh… tak ada yang layak untuk kita banggakan atas ilmu, kedudukan, nasab dan juga harta yang pada kita… sebab semua itu adalah murni pemberian dari Alloh swt sebagai ujian bagi kita semua… Alloh ta’ala berfirman:

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka semuanya datang dari Allah” (QS. An Nahl : 53)
Selayaknya kita jadikan nikmat dunia yang Alloh berikan ini untuk menggapai surga di akhirat kelak, bukan untuk berbangga-bangga diri di dunia ini…

وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ

“Carilah dan gunakanlah nikmat yang telah Alloh anugerahkan kepada kalian untuk (kebahagiaan) negeri akhirat..” (QS. Al Qashshash: 77).

Jama’ah sekalian yang dirahmati Alloh swt… demikianlah, salah satu sifat tercela dalam agama kita, yaitu sifat membangga-banggakan diri, sifat yang dapat menjadikan kita angkuh alias sombong… mudah-mudahan kita semua dijauhkan dari sifat tercela ini..

إنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآيـُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صّلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَيَانَا صِغَارًا
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُهُ
اللَّهُمَّ يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ، وَ يَامُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ الْمُشْرِكِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
…سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَلَمِيْنَ

 

Check Also

TUNTUTAN ILMU ADALAH AMAL (Oleh: Tim Redaksi HASMI)

TUNTUTAN ILMU ADALAH AMAL Oleh: Tim Redaksi HASMI Sesungguhnya dengan mengamalkan ilmu, para ulama diangkat …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot
situs slot