MENYADARI KEAGUNGAN ALLAH DARI TANDA-TANDA ALAM SEMESTA
(Oleh: Dr. Muhammad Sarbini, M.H.I.)
KHUTBAH PERTAMA
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورٍ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ صَلَالَةٍ فِي النَّارِ
Kaum Muslimin rohimakumulloh
Lihatlah langit yang tinggi di atas kita tanpa tiang, siapakah yang menciptakannya tanpa runtuh walaupun tanpa tiang? Alloh Yang Maha Agung.. Lihatlah gunung-gunung besar yang tegak berdiri kokoh, siapakah yang menciptakannya berdiri kokoh seperti paku-paku yang ditancapkan? Alloh Yang Maha Besar.. Dia berfirman di dalam al-Qur`an surat Qof ayat 6-7:
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ (6) وَالْأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (7)
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak ada retak-retak sedikit pun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata Perhatikanlah kembali gunung-gunung yang menjulang tinggi itu. Besar dan kokoh tertancap… Alloh berfirman dalam al-Qur`an surat Thoha ayat 105-107:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْجِبَالِ فَقُلْ يَنْسِفُهَا رَبِّي نَسْفًا (105) فَيَذَرُهَا قَاعًا صَفْصَفًا (106)
لَا تَرَى فِيهَا عِوَجًا وَلَا أَمْتًا (107)
Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah “Robbi akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tak terlihat lagi ada yang rendah dan yang tinggi. Tahukah kita gunung-gunung yang besar dan kokoh itu dengan keagungan Alloh akan hancur lebur? Nabi Musa as ketika bermunajat kepada Alloh swt untuk bertemu dengan Nya, dia datang ke gunung Thur, dan ingin berbicara dengan Alloh. Sungguh sesuatu yang sangat indah sekali dan sangat istimewa sekali. Bayangkan, Nabi Musa as ingin bicara dengan Alloh, Alloh swt menceritakan hal ini dalam al-Qur`an surat al-A`rof:
وَلَمَا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكَّا وَخَرَّ
مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ (143
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Rob-nya pun berbicara kepadanya, Karena begitu agung dan indahnya berbicara dengan Alloh, Nabi Musa as tak sanggu menanggung keinginannya untuk memandang wajah Alloh. Maka Musa as berkata;
رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ
“Ya Rob-ku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat-Mu.”
Alloh swt menjawab:
لَنْ تَرَانِي
Engkau tidak akan bisa melihat-Ku Tubuhmu dan pandanganmu tidak akan sanggup melihat-Ku di dunia
قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي
Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku di duni ini, tetapi lihatlah ke gunung itu, maka jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya kamu dapat melihat-Ku.
فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكَّا
Ketika Alloh menampakkan diri -Nya ke gunung hanya dengan seukuran ujung jari, dengan keagungan Alloh ketika menampakkan diri-Nya, maka seketika gunung itu menjadi hancur lebur. Ketika Musa as melihat kejadian tersebut, Musapun jatuh pingsan. Saat sadar dari pingsannya, Musapun berkata:
سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
“Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada-Mu, dan aku orang yang pertama-tama beriman”
Pertanyaannya adalah kapan kita sadar untuk mengetahui keagungan Alloh swt? kapan kita sadar untuk mengetahui kebesaran Alloh swt? kapan kita sadar untuk mengetahui kekuatan Alloh swt?
Kaum Muslimin rohimakumulloh
Ibnu Mas’ud rda meriwayatkan bahwa seorang ahli ilmu di kalangan orang yahudi datang kepada Rosûlulloh saw, dan berkata:
يَا مُحَمَّد إِنا نجد أنَّ الله تَعَالَى يُمْسِكُ السَّمَوَاتِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى إِصْبَعٍ، وَالْأَرَضِيْنَ عَلَى إِصْبَعِ، وَالْجِبَالَ وَالشَّجَرَ عَلَى إِصْبَعِ وَالْمَاءَ وَالثَّرَى عَلَى إِصْبَعِ ، وَسَائِرَ الْخَلْقِ عَلَى إِصْبَعٍ، ثُمَّ يَهُزُّهُنَّ فَيَقُوْلُ: أَنَا الْمَلِكُ، أَنَا الْمَلِكُ
‘Wahai Muhammad kami mendapati (dalam Taurat) bahwa Alloh meletakkan langit-langit di atas satu jari, bumi-bumi di atas satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air di atas satu jari, tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari, kemudian Dia berfirman, ‘Aku-lah Sang Raja. Akulah sang Raja.
Nabi saw tertawa (sehingga gigi gerahamnya terlihat) karena senang dengan kebenaran yang diucapkan orang Yahudi tersebut. Kemudian beliau saw membaca firman Alloh Azza wa Jalla dalam al-Qur`an surat az-Zumar ayat:67]
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ : سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka tidak bisa mengagungkan Alloh dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan
Kaum Muslimin rohimakumulloh
Keagungan Alloh, secara keseluruhan tidak bisa terukur atau terjangkau oleh akal manusia. Pencapaian ma’rifat akan keagungan Alloh pada orang-orang yang beriman bertingkat-tingkat menurut pemberian Alloh yang biasanya tergantung kepada ilmu dan iman seseorang. Tingkat tertinggi dalam mengenal keagungan Alloh tak pernah mencapai bahkan tak pernah mendekati hakikat keagungan Dia yang sebenarnya. Dalam usaha untuk mendapatkan tingkatan pengagungan yang lebih tinggi dari waktu ke waktu, seorang yang beriman dituntut untuk mengamalkan amal-amal pengagungan terhadap Alloh di setiap waktunya. Di antara amal-amal pengagungan terhadap Alloh itu adalah:
- Mempelajari ajaran-ajaran Islam yang murni seperti yang diajarkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
- Mengagungkan Nama-nama Alloh Swt. Salah satu dari pengagungan terbesar terhadap Alloh adalah mempelajari arti dan kandungan nama dan sifat-Nya serta berprilaku sesuai dengan arti dan kandungan tersebut. Contoh: Mengerti arti dan kandungan nama Al-Basir (Maha Melihat), maka seseorang harus sangat merasa bahwa prilaku sekecil apapun pasti dilihat oleh Alloh .Di antara pengagungan terhadap Allohswt adalah: menyertakan katakata pengagungan ketika menyebut nama-Nya atau menuliskannya, seperti: Subhanahu wata’ala, Azza wajalla, tabaroka wata’ala atau kata-kata lain yang semisalnya. Demikian juga tidak membawa tulisan nama Alloh atau menyebut-nyebut-Nya di tempat yang bernajis, kecuali dalam hal keterpaksaan.
- Menerima dan menghargai semua yang ada dalam Al-Qur’an atau hadis Nabi tanpa sedikitpun pengingkaran, walaupun akal pikiran belum bisa mencernanya.
- Semaksimal mungkin mentaati perintah Alloh dan Rosul-Nya serta meninggalkan larangan Alloh dan Rosul-Nya.
- Menyimak dan bersegera memenuhi panggilan azan.
- Mengagungkan Sholat. Hakikat sholat adalah menghadap kepada Alloh swt dan Alloh pun menghadapkan wajah-Nya kepada wajah seseorang yang sedang sholat sampai orang itu berpaling. Karena itu orang yang mengagungkan Alloh akan mengagungkan sholat dengan berusaha semaksimal mungkin melaksanakan sholat dengan cara yang benar. Hal yang demikian adalah bagian dari khusyu’. Kemudian meningkatkan kekhusyuannya dengan mengarahkan semua pikirannya ke arah ibadah sholat dengan menyimak bacaan imam, bahkan mentadaburinya.Mempelajari bacaan-bacaan sholat adalah jalan pengagungan yang penting. Memakai pakaian yang bersih dan rapih, bahkan indah dan harum adalah juga pengagungan terhadap sholat yang berarti pengagungan terhadap Alloh swt.
- Tidak melupakan Alloh swt dalam segala hal. Memperbanyak doa dan istikhoroh dalam menghadapi semua persoalan dan kebutuhan. Meninggalkan doa, seakan-akan tidak membutuhkan bantuan Alloh, adalah suatu prilaku yang tidak mencerminkan pengagungan terhadap Alloh. Demikian juga halnya dengan meninggalkan istikhoroh .
- Mengagungkan syiar-syiar Alloh Swt seperti tempat-tempat yang disucikan dalam Islam seperti tempat-tempat manasik haji dan masjid-masjid, demikian juga dua hari raya Islam (Idul Adha dan Idul Fitri).
- Mengagungkan dan menghormati para nabi dan Rosul serta sahabat-sahabat mereka.
- Mensyukuri nikmat Alloh sekecil apapun juga.
Semoga Alloh Swt memberikan taufiqnya kepada kita sekalian..
بَارَكَ اللَّهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِهَدْيِ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَقَوْلِهِ القَويْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ
لي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْمُ
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لا إله إلا الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدِ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيْدٌ وبارك عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنكَ قریب سميع مجيب الدعوات
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى مُحَمَّدٍ تَسْلِيمًا كَثِيْرًا وَ آخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
HASMI :: Sebuah Gerakan Kebangkitan Himpunan Ahlussunnah Untuk Masyarakat Islami