Tata Cara Pelaksanaan Sholat Tarawih

Tata Cara Pelaksanaan Sholat Tarawih – Tata cara pelaksanaan sholat malam atau sholat tarawih adalah dua rakaat-dua rakaat yang berarti setiap kali dua rakaat melakukan salam. Kemudian diakhiri dengan melaksanakan sholat witir. Tata cara pelaksanaan tersebut berdasarkan hadits-hadits dalam kitab Shahihain:

رَوَى اْلبُخَارِيُّ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَلاَةِ اللَّيْلِ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى

Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits dari jalur Ibnu Umar rodhiallohu’anhuma bahwa ada seseorang bertanya kepada Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam tentang shalat malam. Maka Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda, “sholat malam dikerjakan dua rakat-dua rakaat. Jika engkau khawatir masuk waktu shubuh maka lakukan shalat satu rakaat sebagai penutup (witir) atas shalat yang sudah kamu lakukan.”

Dalam riwayat lain dari jalur Aisyah disebutkan bahwa Nabi sholallohu’alaihi wasallam shalat empat rakaat:

عَنْ أَبِى سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ: كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى رَمَضَانَ؟ قَالَتْ: مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ فِى غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا. فَقَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ فَقَالَ: « يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَىَّ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِى»

Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Abu Salamah bin Abdurrahman bertanya kepada Aisyah rodhiyallohu’anha, bagaimana dahulu Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam shalat di bulan Ramadan?  Maka beliau menjawab, “Beliau tidak pernah menambah lebih dari sebelas rakaat baik di Ramadan maupun selain ramadan. Beliau shalat empat rakaat, jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat lagi, jangan bertanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat. Saya bertanya, “Wahai Rosululloh, apakah anda tidur sebelum witir?” Beliau menjawab, “Mataku tidur akan tetapi hatiku tidak tidur.”

Baca juga artikel Jumlah Rokaat Sholat Tarawih

Berkaitan dengan hal tersebut, Syekh Abdul Aziz bin Baz rohimahulloh menjelaskan sebagaimana dalam Fatawa Islamiyah bahwa maksudnya adalah beliau salam setiap dua rakaat. Bukan menunaikan langsung empat rakaat dengan satu salam. Hal tersebut berdasarkan hadits sebelumnya dan sabda Beliau sholallohu’alaihi wasallam, “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat” yang telah disebutkan. Hadits-hadits itu satu sama lain saling membenarkan. Seharusnya seorang muslim mengambil semuanya, yang bersifat umum dijelaskan dengan yang teperinci.

Disusun oleh: Abu Mujahidah al-Ghifari, Lc., M.E.I.

Check Also

IMRAN BIN HUSHAIN/Seperti Malaikat

IMRAN BIN HUSHAIN Seperti Malaikat   Pada tahun Perang Khaibar, ia datang kepada Rasulullah ﷺ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *