SINGKRETISME AGAMA ALA SUFI

 

Sesungguhnya agama Islam dengan aqidah, ibadah, hukum, dan seluruh syariatnya adalah aturan yang telah sempurna tidak butuh kepada yang selainnya. Karena itu seorang Muslim haruslah menjadikan agama ini sebagai satu-satu rujukan. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama bagi kehidupannya dan telah Ku-cukupkan kepada kalian ni’mat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam jadi agama bagi kalian.” (QS. al-Maidah: 3)

Islam dengan seluruh syariatnya telah terproteksidari segala bentuk kebatilan kesesatan, kekufuran, kesyirikan dan kerusakan lainnya. Islam dengan seluruh syariatnya datang dengan penolakan yang tegas terhadap seluruh ideologi yang bertolak belakang dan yang bukan berasal dari-Nya. Sebagaimana firman-Nya :

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imron: 85)

Islam adalah dien yang diwajibkan bagi seluruh manusia. Sekalipun ada umat-umat terdahuluyang kafir terhadap dinul Islam tidaklah berarti Islam tidak diwajibkan atas mereka. Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam telah diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka beriman kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Sabda beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah kecuali Alloh dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Alloh, menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Jika mereka telah melakukan itu semua, maka mereka terjaga dariku darah dan harta kecuali dengan hak Islam, sedang perhi-tungan mereka atas Alloh.”

Hadits di atas menunjukkan tentang batilnya seruan-seruan yang mencoba untuk mengaburkan kemuliaan Islam dan melenyapkan cahaya ketinggiannya seperti pendekatan agama Islam dengan agama-agama lain dengan mencari titik kesamaan dan melupakan perbedaan-perbedaan-nya. Menyerukan bahwa semua agama sama dan semua manusia mendapatkan kebebasan beragama. Padahal Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengingkari siapa sajayang menghendaki agama selain agama yang telah Dia turunkan dengan al-Kitab dan yang Dia utus dengan para Rosul. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Alloh padahal kepada-Nyalah ber-serah diri segala apa yang di langit dan di bumi baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allohlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran: 83)

Dalam sebuah hadits Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidak ada seorang pun dari umat ini Yahudi ataupun Nashrani yang mendengar tentang aku kemudian mati dan tidak beriman dengan apa yang aku telah diutus dengannya kecuali dia tergolong dari penghuni neraka.” (HR. Muslim)

 

Sejarah Munculnya Seruan Penyatuan Agama

Penyatuan agama atau yang populer disebut dengan “Teologi Pluralis” –yaitu menyatukan antara Islam dengan agama-agama lain seperti Yahudi dan Nashrani dan seluruh ajaran-ajaran menyimpang lainnya– adalah makar terbesar terhadap Islam dan kaum Muslimin di mana selu-ruh musuh-musuh Islam berserikat dalam satu kalimat: “benci Islam dan kaum Muslimin.”

Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah menerangkan dalam kitab-Nya bahwa Yahudi dan Nashrani tengah bekerja keras untuk menyesatkan kaum Muslimin dari keislaman dan mengembalikan mereka kepada keku-furan serta mengajak kaum Muslimin untuk menjadi Yahudi atau Nashrani. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

“Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kalian kepada ke-kufuran setelah kalian beriman karena dengki yang dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biar-kanlah mereka sampai Alloh mendatangkan perintah-Nya. Sesungguh Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-Baqoroh: 109)

Sebenarnya seruan ini telah ada pada masa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam meski ambisi untuk itu teredam hingga berakhir periode generasi terbaik.

Kemudian setelah itu mereka muncul kembali dengan membuat slogan baru untuk menipu orang-orang bodoh. Slogan mereka yaitu bahwa agama-agama seperti Yahudi, Nashrani dan Islam ibarat seperti keberadaan empat madzhab fiqih di tengah-tengah kaum muslimin yang semuanya adalah jalan menuju Alloh Subhanahu wa Ta'ala .

Slogan ini ternyata disambut baik oleh kelompok wihdatul wujud Al-Ittihadiyyah Al-Hulu-liyyahdan yang menisbatkan diri mereka kepada Islam dari kalangan mulhid ahli Tasawwuf di Mesir, Syam, Persia dan di negara-negara besar di selain jazirah Arab.

Oleh karena itu, kita dapati banyak di kalangan kaum sufi yang praktek peribadahannya menyerupai agama-agama Nashrani, Hindu, Budha, dan yang lainnya. Sebagai contoh, adalah praktek ibadah tahlilan yang jelas-jelas tidak pernah ter-lihat contohnya di masa Rosululloh Shallallahu Alaihi wa Sallam, di masa para sahabatnya, maupun di masa para Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in. Bahkan acara tersebut tidak dikenal pula oleh para Imam-Imam Ahlus Sunnah seperti Imam Malik, Abu Hanifah, asy-Syafi’i, Ahmad, dan ulama lainnya yang semasa dengan mereka ataupun sesudah mereka. Lalu dari mana sejarah munculnya acara tahlilan?

Awal mula acara tersebut berasal dari upacaraperibadatan (baca: selamatan) nenek moyang bangsa Indonesia yang mayoritasnya beragama Hindu dan Budha. Upacara tersebut sebagai ben-tuk penghormatan dan mendo’akan orang yang telah meninggal dunia yang diselenggarakan pada waktu seperti halnya waktu tahlilan. Namun aca-ra tahlilan secara praktis di lapangan berbeda de-ngan prosesi selamatan agama lain yaitu dengan cara mengganti dzikir-dzikir dan do’a-do’a ala aga-ma lain dengan bacaan dari Al Qur’an, maupun dzikir-dzikir dan do’a-do’a ala Islam menurut mereka.

Dari aspek historis ini kita bisa mengetahui bahwa sebenarnya acara tahlilan merupakan adop-si (pengambilan) dan sinkretisasi (pembauran) dengan agama lain.

Itu baru satu, dan masih banyak contoh lain-nya dari bentuk sinkretisasi firqoh sufi dengan agama lain. Karena itu, Syaikh Ihsan Ilahi Zahir dalam kitabnya: Tashawwuf Al-Mansya’ Wal-mashdar (Tasawuf, Asal Muasal dan Sumber-Sumber-nya) berkata: “Jika kita amati ajaran-ajaran tasa-wuf dari generasi pertama hingga akhir serta ung-kapan-ungkapan yang bersumber dari mereka dan yang terdapat dalam kitab-kitab tasawuf yang dulu hingga kini, maka akan kita dapatkan bahwa di sana terdapat perbedaan yang sangat jauh an-tara tasawuf dengan ajaran-ajaran al-Quran dan Sunnah, begitu juga kita tidak akan mendapatkan landasan dan dasarnya dalam sirah Rosululloh serta para shahabatnya yang mulia yang merupakan makhluk-makhluk pilihan Alloh. Bahkan seba-liknya kita dapatkan bahwa tasawuf diadopsi dari ajaran kependetaan kristen, kerahiban Hindu, ritual Yahudi dan kezuhudan Budha…”

Syekh Abdurrahman al-Wakil –Rahimahullah juga berkata dalam mukadimah kitabnya: Mashra’ut Tashawwuf (keruntuhan tasawuf):

“Sesungguhnya tasawuf adalah rekayasa setan yang paling hina dan pedih untuk memperbudak hamba Alloh dalam rangka memerangi Alloh dan Rosul-Nya, dia pun merupakan tameng orang-orang Majusi dengan berpura-pura seolah-olah bersumber dari Alloh, bahkan dia merupakan tameng setiap sufi untuk memusuhi agama yang haq ini. Perhatikanlah, akan anda dapatkan di dalamnya kependetaan Buda, Zoroaster, Manuiah dan Disaniah. Anda pun akan mendapatkan di dalamnya Platoisme, Ghanusiah, di dalamnya juga terdapat unsur Yahudi, Kristen dan Paganis-me (berhalaisme) Jahiliah…”

Bahkan sebelum muncul slogan yang menyerukan penyatuan agama-agama, dari sejarahnya, kita bisa melihat bagaimana kaum sufi sudah memiliki kedekatan dengan agama-agama lain, terutama agama Nashrani, meskipun kondisinya tidak separah seperti pada masa-masa akhir saat ini. Hal ini sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Ibnu Sirin, “Sesungguhnya ada beberapa kaum yang memilih untuk mengenakan pakaian wol seraya mengatakan bahwa hal tersebut menyerupai Al-Masih bin Maryam, padahal petunjuk Nabi kita lebih kita cintai”.  ( Aceng Zakariya, S.Th.)

Check Also

Ketika Galau Melanda, Kemanakah Diri Menambal Luka

Ketika Galau Melanda Kemanakah Diri Menambal Luka Tanpa perlu banyak penelitian, sungguh pasti bahwa di …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *