Di setiap zaman pasti akan selalu ada penyeru kepada kebenaran dan penyeru kepada kebatilan. Itu sudah merupakan ketentuan Alloh [swt] bahwa akan selalu ada pergolakan antara hak dan batil sampai hari kiamat kelak. Apabila kita melihat kepada sejarah ataupun realita umat kita sekarang ini, ada sekelompok orang bahkan dalam jumlah yang besar, baik yang terorganisir ataupun personal, yang menjadi penghalang dakwah atau para penoda dakwah.
Para penoda dakwah ini secara kasat mata ada yang masih Islam dan ada juga yang mengaku Islam, akan tetapi pada hakikatnya mereka jauh dari tuntunan Al-Qur’an dan petunjuk Nabi Muhammad [saw], sehingga apa yang dilakukan oleh para penoda ini bukannya membawa kebaikan melainkan malah menjerumuskan kepada kesesatan dan lebih jauhnya lagi bisa terjerumus kepada kekufuran, wal ‘iyya dzubillah. Mereka akan senantiasa menjadi pengacau dalam setiap dakwah yang dilakukan oleh orang-orang yang lurus dalam beramal, baik secara terang-terangan ataupun secara rahasia. Seruan mereka sangatlah berbahaya, bahkan kalau dibiarkan bisa berakibat pada lumpuhnya dakwah yang benar atau paling minimal akan membuat orang lain menjadi ragu dengan kebenaran yang sesungguhnya. Para penoda dakwah ini bisa dikelompokkan berdasarkan tingkat penodaannya sebagai berikut:
1. Para Zindiq
Definisi Zindiq atau Al-Zindiq yaitu seseorang yang tidak berpegang teguh terhadap agama. Orang Arab lebih mengenalnya dengan kata Mulhid atau Atheis, yaitu tidak percaya/mencela terhadap agama.
Menurut Imam Asy-Syafi’i [rahimahu], Imam Malik [rahimahu] dan Imam Ahmad [rahimahu], Zindiq yaitu orang yang menampakan keIslaman dan menyembunyikan kekafirannya. Seperti pada zaman Rosululloh [saw] disebut orang Munafiq, namun dalam istilah syar’i sering disebut Zindiq. Adapun menurut Imam Hanafi [rahimahu] dan salah satu riwayat Imam Asy-Syafi’i [rahimahu], Zindiq adalah orang yang mengharamkan agama.
Dalam ilmu Aqidah Islam, Zindiq adalah yang mengingkari hari akhirat dan rububiyah Alloh [swt].
Orang Zindiq ini sangat bahaya dalam masyarakat Islami, karena seakan menjadi duri dalam daging atau musuh dalam selimut. Banyak sekali peran para Zindiq dari dahulu hingga sekarang yang mengacaukan dakwah Islam yang benar, mereka menjadi penentang nyata dakwah Islam dari dalam tubuh umat Islam itu sendiri. Dengan baju keIslamannya seolah-olah mereka orang yang mendakwahkan Islam dan mengadakan perbaikan ditengah-tengah umat. Padahal mereka sebenarnya sedang meruntuhkan bangunan Islam dan membangun sistem kufur berdasarkan pesanan loyalis mereka yakni orang kafir tulen yang merupakan penolong-penolong setan dalam membantu menjerumuskan manusia ke dalam lembah kehinaan dan kebinasaan.
Alloh [swt] menjelaskan mengenai sifat Zindiq ini dalam firman-Nya:
“Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’. mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. al-Baqoroh [2]: 11-12)
Beberapa contoh Zindiq yang ada sekarang ini di antaranya adalah kaum Syi’ah Rofidhoh, Bathiniyyah, dan yang semisalnya, pengusung pluralisme, sekularisme, dan liberalisme (JIL), ataupun para pendahulunya seperti, Abdulloh bin Ubay bin Salul, Abdulloh bin Saba, Mustafa Kamal Attaturk, Snouck Hurgonjre, dan yang semisalnya.
2. Para Ahlul Bid’ah
Bid’ah secara bahasa merupakan sesuatu hal yang baru tanpa contoh, sedangkan secara syar’i (inilah yang dikehendaki dari maksud hadits Nabi Muhammad [saw] yang mengatakan bahwa setiap bid’ah adalah sesat) adalah amalan atau keyakinan dalam beragama yang tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Alloh [swt] dan Sunnah Nabi Muhammad [saw] walaupun orang yang mendahulukan bid’ah tersebut mengharapkan ridho dan pahala dari Alloh [swt] dengan amalannya. Ini tidak kalah bahayanya dengan kelompok Zindiq, karena kebid’ahan merupakan penyebab tertolaknya suatu amal dan merupakan bentuk pengkhianatan kepada syariat Nabi [saw] karena dengan melakukan bid’ah secara tidak langsung orang tersebut telah menganggap bahwa Rosululloh [saw] belum menjelaskan syari’at-Nya secara sempurna sehingga masih diperlukan penambahan syari’at. Bid’ah juga dapat mengaburkan seseorang dalam beragama sehingga segala perkara yang sudah jelas dalam agama menjadi tidak jelas karena adanya bid’ah apalagi ditengah kenyataan umat sekarang ini yang jauh dari ilmu yang benar, maka semakin lengkaplah kesamaran dalam beribadah kepada Alloh [swt]. Para ahlul bid’ah merupakan penoda dakwah yang dapat menjauhkan seseorang dari ajaran Islam yang sesungguhnya sehingga orang yang melakukan dan terus menerus dalam kubangan bid’ah akan jauh dari hakikat Islam yang sebenarnya. Di antara para ahlul bid’ah tersebut adalah firqoh khawarij, murji’ah, mu’tazilah, aliran tassawuf dan tarekat-tarekatnya, serta firqoh-firqoh bid’ah lainnya.
3. Pengikut hawa nafsu
Para pengikut hawa nafsu juga tergolong para penoda dakwah dikarenakan mereka lebih cenderung kepada syahwatnya daripada ilmu dan amal yang benar. Berangkat dari niat yang salah, para pengikut hawa nafsu itu akan menjual akhiratnya dengan harga yang sedikit dengan harapan mendapatkan secuil dari dunia. Mereka enggan untuk menyampaikan yang benar itu adalah benar, dan yang bathil itu adalah bathil, dikarenakan mereka telah cinta popularitas dunia, sehingga apabila menyampaikan kebenaran yang menyeluruh, takut tidak mendapatkan tempat dimasyarakat, dikarenakan stigma negatif, dan alasan-alasan keduniawian lainnya. Padahal Alloh [swt] telah melarang untuk cenderung kepada hawa nafsu tersebut sebagaimana firman-Nya:
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Alloh, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Alloh kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Alloh), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Alloh menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.” (QS. al-Ma’idah [5]: 49)
Demikianlah para penoda dakwah akan senantiasa menjadi penghalang dari dakwah Islam yang sebenarnya, yakni dakwah yang hanya menyeru untuk Mentauhidkan Alloh [swt] saja dan mengikuti petunjuk Nabi-Nya [saw] dan para sahabatnya [ranhum] serta yang mengikutinya dengan benar sampai hari kiamat. Wallohu’alam.
(Red-HASMI/IH/Ade Eris)