Menumbuhkan Pengagungan Terhadap Allah

kalimat-Tauhid

ِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

 أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ، وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kaum muslimin rahimakumullah….

Di antara faktor-faktor yang akan menumbuhkan dan menguatkan rasa pengagungan terhadap Allah   adalah hal-hal berikut:

  1. 1. Mewujudkan ‘ubudiyah (penghambaan) yang sempurna kepada Allah . Semakin seseorang mendekatkan dirinya kepada Allah  niscaya akan semakin agung dalam hatinya perintah-perintah Allah . Mendekatkan diri kepada Allah   dapat diwujudkan dengan melaksanakan  berbagai ibadah yang disyari‘atkan. Dengan demikian maka orang tersebut akan bersegera dalam mengerjakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Syaikhul Islam berkata, “Semakin seorang hamba itu bertambah dalam mewujudkan ‘ubudiyahnya maka semakin bertambah pula kesempurnaannya dan menjadi tinggi derajatnya.”
  2. Mentadabburi al-Qur’an dengan seksama, berusaha memahami hikmah-hikmahnya dan mencermati ibroh-ibrohnya. Seorang yang  membaca al-Qur’an hendaklah membacanya dengan mentadabburi ayat-ayat yang berbicara tentang  keindahan ciptaan Allah . Juga ayat-ayat yang berbicara tentang hukuman dan siksaan-Nya yang keras, serta ayat-ayat tentang kabar gembira dan ancaman. Tidak diragukan lagi bahwa dengan mentadabburi al-Qur’an akan berpengaruh dalam hati dan kian menum-buhkan ta‘zhimullah (pengagungan terhadap Allah) serta rasa takut kepada-Nya. Syaikh Abdurrahman bin Qasim, penulis kitab Hasyiyah ar-Raudh, berkata, “Bahkan membaca satu ayat dengan tadabbur lebih baik daripada membaca al-Qur’an sampai khatam tapi tanpa tadabbur, dan ia lebih bermanfaat bagi hati serta lebih menghasilkan iman dan merasakan manisnya iman. Demikianlah tilawahnya Nabi  dan  para sahabatnya, sehingga satu ayat diulang-ulang sampai pagi. Dan inilah asal keshalihan hati. Oleh karena itu, termasuk dari tipu daya setan ialah dia membuat para hamba Allah menjauhi tadabbur al-Qur’an karena ia tahu bahwa petunjuk akan datang dengan mentadabburi al-Qur’an.”
  3. Mentafakkuri penciptaan langit dan bumi. Seorang yang mengamati makhluk-makhluk Allah seperti langit dan bumi niscaya ia akan terkagum dengan keindahan dan kebesaran ciptaan Allah  tersebut. Langit adalah makhluk Allah yang besar akan tetapi tidak kita lihat ada suatu keretakan atau cacat padanya. Sebagaimana Allah  berfirman:

“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Dzat Yang Maha pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (QS. al-Mulk [67]: 3)

Oleh karena itu, Allah  memuji para hamba-Nya yang mau mentafakkuri penciptaan langit dan bumi.

Di antara hadits yang menunjukkan tentang kebesaran langit adalah apa yang diriwayatkan Abu Dzar al-Ghifari  bahwa Rasulullah  bersabda:

“Tidaklah tujuh lapis langit jika dibandingkan dengan al-Kursi kecuali seperti sebuah gelang yang dilemparkan di padang pasir yang luas. Sedangkan kelebihan ‘arasy dibandingkan al-Kursi adalah seperti kelebihan padang pasir tersebut dibandingkan dengan gelang tadi.” (HR. Ibnu Abi Syaibah; dishahihkan oleh al-Albani)

Hadits ini menerangkan kepada kita tentang keluasan langit, al-Kursi, dan Arasy. Sementara kita –bani Adam- sangat tidak ada artinya jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk Allah yang sangat besar ini. Tetapi meskipun demikian Allah  berfirman tentang langit dan bumi:

“Kemudian Dia menuju kepada langit dan langit ketika itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “Kami berdua datang dengan suka hati.” (QS. Fushshilat [41]: 11)

Asy-Syaukani  berkata, “Yakni langit dan bumi berkata, ‘Kami laksanakan perintah-Mu dengan penuh ketundukan.” Maka subhanallah! Bagaimana manusia yang lemah dan hina ini bisa takabbur dan menantang Penguasa langit dan bumi dengan maksiat dan pengabaian syariat-Nya?

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْﺁنِ الْعَظِيْمِ وَ نَفَعَنِي وَ إِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاۤيَاتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ .أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَ لِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

KHUTBAH II

إِنَّ الْحَمْدَ ِللهِ، نَحْمَدَهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

 Kaum muslimin rahimakumullah….

Di samping itu ada lagi dua faktor yang akan menumbuhkan dan menguatkan rasa pengagungan terhadap Allah   yaitu:

4. Memperhatikan keadaan umat-umat yang telah berlalu di muka bumi ini. Sebelum kita, di bumi ini telah tinggal beberapa umat dan bangsa yang Allah  telah memberikan kepada mereka kekuatan dan kemakmuran yang belum pernah Dia berikan kepada umat-umat lain. Akan tetapi mereka kufur kepada Allah dan mendustakan rasul-rasul-Nya, maka Allah  menimpakan kepada mereka kelaparan, rasa takut, dan Allah menghancurkan mereka sehancur-hancurnya. Inilah kaum ‘Ad yang pernah berkata, “Siapakah yang lebih kuat daripada kita?” Maka lihatlah akibat dari perkataan mereka itu:

“Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang. Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).” (QS. al-Haaqqah [69]: 6-7)

Dan inilah Tsamud –kaum Nabi Sholeh – yang telah membuat rumah mereka dari gunung-gunung dan lembah-lembah. Allah  membinasakan mereka dengan suara yang keras dan menggelegar.

“Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zhalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya.” (QS. Hud [11]: 67)

Dan Allah tidaklah sulit bagi-Nya membinasakan umat-umat tersebut. Sesungguhnya urusan-Nya jika Dia menghendaki sesuatu cukuplah Dia meng-atakan “kun” maka jadilah sesuatu itu. Maka bagaimana kita yang lemah dan kecil ini tidak takut tertimpa seperti apa yang pernah menimpa mereka?

5. Berdo’a. Do’a adalah obat yang paling bermanfaat dan sebab yang paling kuat jika disertai dengan kehadiran hati dan kejujuran niat. Karena sesungguhnya Allah  tidak akan menyia-nyiakan siapa saja yang mengharap kepada-Nya.

Sebagai penutup kita berdoa kepada Allah , “Ya Allah, kami memohon kepada-Mu pengagungan-Mu dan rasa takut kepada-Mu serta anugerahkanlah kepada kami petunjuk-Mu.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍّ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي اْلأُمُوْرِ، وَنَسْأَلُكَ عَزِيْمَةَ الرُّشْدِ، وَنَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِكُلَّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ اْلآخِرَةِ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لََعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Check Also

Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Ujian – Khutbah Jumat

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot