Menata Hidup

ujian hidupSebuah fakta yang terjadi di lingkungan kita adalah maraknya adat istiadat dan tradisi yang dapat mengalahkan syariat dalam prakteknya. Mereka merasa tidak enak jika melanggar adat, namun tidak merasa risih saat melanggar syariat.

Betapa banyaknya orang yang kita lihat sehari-hari begitu baik, dalam berjual beli misalnya, namun tatkala ada peluang terbuka untuk melakukan perbuatan tercela yang bertentangan dengan syariat, mereka melakukan hal itu tanpa menoleh lagi ke kiri dan ke kanan, tanpa memandang para ulama, dan bahkan melakukan penafsiran yang melegalkan perbuatannya serta segan meminta fatwa para ulama. Kita juga melihat banyak manusia yang sangat antusias untuk melakukan shalat-shalat sunnah, namun shalat-shalat fardunya terabaikan.

Banyak orang yang mengibarkan bendera sufisme namun tak segan-segan berbuat zalim terhadap manusia. Mereka lalu menebus kezalimannya dengan bersedekah kepada fakir miskin. Mungkin saja ada di antara mereka yang bahkan hatinya merasa keberatan untuk mengeluarkan zakat dengan berbagai alasan yang dibuat-buat. Meski begitu, tatkala mereka hadir dalam majelis-majelis taklim dan pengajian, malah berpura-pura menangis sesenggukan. Ada lagi yang tahu bahwa asal hartanya adalah haram, namun keberatan untuk meninggalkan cara-cara yang dilakoninya akibat tradisi yang berkembang di masyarakat. Ada lagi yang tak segan-segan bersumpah menalak istrinya, namun sangat berat untuk berpisah dengannya.

Ada lagi yang melihat bahwa dengan penerapan syariat hidupnya akan menjadi sempit dan ruang geraknya menjadi sangat terhambat. Hal itu dikarenakan ia ingin hidup berfoya-foya tanpa batas dan itu merupakan satu kebiasaan dan adat yang sangat sulit ditinggalkan jika mereka tahu, sesungguhnya adat-adat itu kebanyakan hanya akan menghancurkan dan merusak agama.

Banyak sekali orang awam yang saya lihat terbiasa dengan adat setempat dan sama sekali tak peduli lagi terhadap perkataan ahli fikih. Di antara mereka berkata bahwa cara transaksi yang dilakukan itu belom sah karena si orang tua tadi belum memegang uangnya, sedangkan yang lain heran, bagaimana mungkin saya bisa mengambil tokonya padahal orang tuaitu belum rela. Tatkala saya diam, mulailah ia dan kerabat-kerabatnya mengambil harta saya dan dia melakukan hal itu dengan alasan demi menjaga hak miliknya. Ia lalu mengajak saya menemui pejabat setempat. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan perkataan-perkataan dusta yang membuat saya begitu terkejut. Ia lalu memberikan harta-harta itu kepada sekelompok penjahat dan orang yang zalim.

Akan tetapi, alhamdulillah, Alloh menyelamatkan saya dari kejahatan-kejahatan mereka. Pada proses berikutnya, saya menghadirkan bukti-bukti ke hadapan hakim. Saat itulah manusia-manusia pemilik harta itu berkata

Check Also

ADA SEBUAH KONSPIRASI

Saat kita menyaksikan sebuah kejadian besar perpolitikan atau sosial kemasyarakatan, sering kita dengar sebuah ungkapan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *