Jangan Biarkan Putri Anda Hamil Sebelum Nikah!

14 Oct 2013Redaksi Ruang Keluarga

imagesBaru-baru ini, masyarakat kita di suguhi informasi yang sangat menyedihkan. Semua surat kabar cetak maupun elektronik habis-habisan mengeksposenya. Otomatis semua khalayak bisa melihat dan mengaksesnya. Betapa tidak, seorang artis wanita yang sudah menenteng gelar ‘Diva’ bahkan memiliki fans yang tidak sedikit, di kabarkan sudah hamil 5 bulan, padahal baru saja melangsungkan pernikahan (semoga bertaubat nashuha ya).

Sekarang fenomena tersebut sudah tidak menjadi barang langka di masyarakat dan di bangsa ini. Bukan hanya terjadi di dunia para artis saja, justru yang paling mengerikan hal tersebut terjadi di dunia remaja kita. Terkhusus remaja putri. Doh. Na’udzubillah.

Tentunya hal tersebut terjadi, ada pemicunya. Dan pemicunya beragam dan dari berbagai sisi. Orang tua yang tidak aware mendidik anaknya dengan ajaran agama yang kuat dan juga karena terlalu longgar membebaskan anak-anaknya dalam pergaulan, terlalu bebas memberikan fasilitas, dan tidak adanya monitoring dan selektifitas.

Data yang tak kalah mengejutkan, menurut kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat dr. Sugiri Syarief, MPA. sebanyak 54 persen remaja di Surabaya mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah. Bahkan, angka tersebut mengungguli angka di sejumlah kota besar lainnya. Seperti di Jabodetabek yang hanya (51 persen), Medan (52 persen), dan kota Bandung (47 persen). Cabbee deehh…

Bahkan pamer ketidakperawanan adalah hal yang menjadi trend di kalangan mereka. Justru bagi remaja putri yang masih ‘virgin’, malah di olok-olok, ‘lo kampungan coy, gak gaul’. Sebuah kebanggaan dan gengsi tersendiri jika mereka sudah punya pasangan/pacar. Kata-kata “hare gene masih virgin? Apa kata dunia? Nggak deh..” sudah menjadi bahasa sehari-hari mereka. Tentu ini bukan menggeneralisir semua remaja putri ya.. banyak juga yang sholihah kok..

Para Dukun pun menjadi laris. Pasalnya banyak juga yang bersaing cari pasangan di antara mereka dengan cara mistik dan dunia klenik, bersaing tidak sehat. Tak terkecuali dukun beranak pun sambangi karena untuk melakukan aborsi.

Madesu. Masa depan suram deh kalo generasinya seperti ini. Alih-alih ingin memiliki pemimpin hebat di masa depan, calon-calonnya saja kumpul kebo. Masa seeh mau di pimpin sama ‘kebo’? (sekali lagi bukan men generalisir)

Dan uraian di atas bukan sebuah keputus asaan, namun sebuah fakta dan data. Yang harus menjadikan para orang tua, pemikir, da’i, para pengajar, remaja dan semua pihak agar segera berpikir sekencang-kencangnya mencari solusi untuk mengatasi agar luka tersebut terobati.

Padahal potensi yang dimiliki oleh generasi muda sangat besar sekali dan sangat strategis. Makanya tidak heran kalau musuh-musuh Islam sangat getol dan massif untuk menghancurkan generasi muda Islam dengan berbagai program jahatnya. Dari berbagai lini kaum kuffar mengepung dunia remaja terkhusus. Mulai menggeser dan mencuci otak para remaja dengan gaya hidup yang terlepas dari tata nilai. Sampai menjerumuskan mereka kepada aliran-aliran sesat buatan mereka.

Kini, di zaman yang udah jauh berubah ketimbang di “zaman onta”, arus informasi makin sulit dikontrol. Internet misalnya, telah mampu memberikan nuansa budaya baru. Kecepatan informasi yang disampaikannya ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Celakanya, ternyata kita kudu ngurut dada lama-lama, bahwa kenyataan yang harus kita hadapi dan rasakan adalah lunturnya nilai-nilai ajaran Islam di kalangan remaja. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja muslim. Kita bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa banyak teman remaja yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban Barat seperti seks bebas, narkoba, dan beragam kriminalitas. Walhasil, amburadul deh.

 

 Ayo Berdakwah

Dari sebab tersebut di atas, sekarang dakwah menjadi sarana sekaligus senjata untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita. Kita lawan propaganda mereka dengan proganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya Islam. Yup, kita memang selalu “ditakdirkan” untuk melawan kebatilan dan kejahatan.

Sobat Gerimis, Islam membutuhkan tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita untuk menegakkan agama Alloh ini. Dengan aktivitas dakwah yang kita lakukan, maka kerusakan yang tengah berlangsung ini masih mungkin untuk dihentikan, bahkan kita mampu untuk membangun kembali kemuliaan ajaran Islam dan mengokohkannya. Tentu, semua ini bergantung kepada partisipasi kita dalam dakwah ini.

Coba, apa kamu nggak risih dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja? Apa kamu nggak merasa was-was dengan tingkat kriminalitas pelajar yang makin tinggi? Apa kamu nggak kesel ngeliat tingkah remaja yang hidupnya nggak dilandasi dengan ajaran Islam? Seharusnya masalah-masalah model beginilah yang menjadi perhatian kita siang dan malam. Beban yang seharusnya bisa mengambil jatah porsi makan kita, beban yang seharusnya menggerogoti waktu istirahat kita, dan beban yang senantiasa membuat pikiran dan perasaan kita nggak tenang kalo belum berbuat untuk menyadarkan kaum muslimin yang lalai.

Untuk ke arah sana, tentu membutuhkan kerjasama yang solid di antara kita. Sebab, kita menyadari bahwa kita bukanlah manusia super yang bisa melakukan aksi menumpas kejahatan hanya dengan seorang diri. Kalo kita ingin cepat membereskan berbagai persoalan tentu butuh kerjasama yang apik, solid dan fokus pada masalah. Pemikiran dan perasaan di antara kita kudu disatukan dengan ikatan akidah Islam atau tauhid yang lurus dan benar. Kita harus satu persepsi, bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Kita harus memiliki cita-cita, bahwa Islam harus menjadi nomor satu di dunia untuk mengalahkan segala bentuk kekufuran. Itulah di antaranya kenapa kita wajib berdakwah, Bro. Semoga kamu paham.

Dakwah itu tanda cinta

Bro en Sis, seharusnya kita menyambut baik orang-orang yang mau meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk dakwah menyampaikan kebenaran Islam. Sebab, melalui merekalah kita jadi banyak tahu tentang Islam. Kita secara tidak langsung diselamatkan oleh seruan mereka yang awalnya kita rasakan sebagai bentuk kecerewetan’ mereka yang berani ngatur-ngatur urusan orang lain. Padahal, justru itu tanda cinta dari sesama kaum muslimin yang nggak ingin melihat saudaranya menderita gara-gara nggak kenal Islam dan nggak taat sama syari’atnya.

Rosululloh  bersabda: “Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Alloh (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas.” Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.” (HR. Bukhori)

Sobat Gerimis, dakwah adalah darah dan napas kehidupan Islam. Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai pengemban dakwah yang handal. Kita khawatir banget, seandainya di dunia ini nggak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampe Islam dan umat ini hanya tinggal “kenangan”. Yuk, kita kaji Islam biar mantap dan semangat mendakwahkannya. Sebagai penutup, jangan sampai ada remaja kita atau putri anda yang datang ke orang taunya.. ‘Mah, pah. Aku Hamil (MBA)’. Naudzubillah.. wallohul muasta’an.

Kang Gun_Dari berbagai sumber