Hegemoni Kaum Muslimin atas Kaum Kafir

Laga klasik, itulah sebutan yang pas menyoroti pertempuran antara kaum Muslimin vs kaum Kafir yang tidak pernah berhenti sepanjang sejarah peradaban. Laga yang dibalut dengan dua pondasi yang berbeda, antara iman dan congkak. Keimanan menghujam deras pada dada-dada ka-um Muslimin, sedangkan kecongkakan menjadi senjata kaum kafir untuk me-lawan serangan ala kaum Muslimin.

Di bawah ini beberapa peristiwa peperangan yang terjadi di sela parang Badar dan perang Uhud. Kisah yang menggambarkan begitu hegemoninya pasukan Muslimin terhadap pasukan kaum kafir. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak kisah berikut ini.

Perang as-Sawiq

Shafwan bin Umayyah menjalin persekongkolan dan konspirasi dengan orang-orang Yahudi serta munafik. Abu Sofyan berpikir untuk melakukan sua-tu tindakan yang sedikit menyerempet bahaya, dengan maksud untuk menjaga kedudukan kaumnya dan menunjuk-kan kekuatan yang mereka miliki. Dia sendiri sudah bernadzar untuk tidak membasahi rambutnya dengan air sekalipun junub, hingga dia dapat menyerang Muhammad [saw]. Maka ber-sama dua ratus orang dia pergi untuk melaksanakan sumpahnya itu, hingga dia tiba di suatu jalan terusan di sebuah gunung yang bernama Naib. Jaraknya dari Madinah kira-kira 12 mil. Namun tidak berani masuk ke Madinah secara terang-terangan. Maka layaknya seorang perampok, dia mengendap-ngendap masuk Madinah pada malam hari yang gelap dan mendatangi rumah Huyai bin Akhtob. Dia meminta izin untuk masuk rumah, namun Huyai menolaknya karena ia takut. Maka dia beranjak pergi dan mendatangi rumah Sallam bin Misykam, pemimpin Bani Nadhir. Abu Sofyan meminta agar kedatangannya ini dirahasiakan dari siapa pun. Setelah dijamu dan disuguhi arak, pada akhir malam Abu Sofyan keluar rumah dan kembali lagi menemui rekan-rekannya.

Dia mengutus beberapa orang pilihan di antara tentaranya agar pergi kearah Madinah dan berhenti di al-Uraidh. Di sana mereka membabati pohon dan membakar pagar-pagar kebun korma. Mereka mendapatkan seorang Anshor dan rekannya di kebun itu, lalu mereka membunuh keduanya. Setelah itu mereka semua kembali lagi ke Mekkah.

Rosululloh [saw] mendengar kabar ini dan segera pergi untuk mengejar Abu Sofyan dan rekan-rekannya. Namun mereka buru-buru pergi dengan meninggalkan tepung makanan yang mereka bawa sebagai bekal dan bahan-bahan makanan lainnya, agar tidak terlalu memberati. Tetapi mereka tidak terkejar lagi. Beliau mengejar mereka hingga tiba di Qarqaratul-Kadr. Setiba di sana beliau kembali lagi. Sedangkan orang-orang Muslim mem-bawa Sawiq (tepung gandum) yang ditinggalkan Abu Sofyan dan pasu-kannya, sehingga peperangan ini disebut perang as-Sawiq. Terjadi pada bulan Dzulhijjah, dua bulan setelah Perang Badr. Urusan di Madinah beliau serahkan kepada Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir.

Perang Dzi Amar (Sumber Air)

Ini merupakan pasukan paling besar yang dipimpin Rosululloh [saw]  sebelum perung Uhud. Kejadiannya pada bulan Muharrom 3 H.

Adapun sebabnya, karena mata-mata Madinah menyampaikan kabar kepada beliau bahwa sebagian besar Bani Tsa’labah dan Muharib berhimpun untuk menyerbu daerah-daerah di sekitar Madinah. Maka beliau segera mempersiapkan orang-orang Muslim dan pergi bersama empat ratus lima puluh prajurit. Sebagian ada yang berjalan kaki dan sebagian lain ada yang naik hewan. Sementara Madinah diserahkan kepada Utsman bin Affan [ranhu].

Di tengah perjalanan, orang-orang Muslim memegang seseorang yang bernama Jabbar dan berasal dari Bani Tsa’labah. Dia dibawa ke hadapan beliau diseru agar masuk Islam. Dia pun berkenan masuk Islam dan disuruh mendampingi Bilal, sebagai penunjuk jalan bagi pasukan Muslimin menuju daerah musuh.

Saat mendengar kedatangan pasukan Muslimin, musuh berpencar ke puncak gunung. Nabi sendiri beserta pasukan-nya tiba di tempat berkumpulnya musuh, yaitu di sebuah mata air yang disebut Dzi Amar. Beliau menetap di sana sebulan penuh pada bulan Shafar 3 H. Tujuannya untuk menunjukkan ke-kuatan pasukan Muslimin dan menimbulkan keengganan kepada bangsa Arab. Setelah itu beliau kembali ke Madinah.

(Red-HASMI/IH/Nurdin Sahid S.Pd.I)

Check Also

Setangguh Nabi Ayyub

Setangguh Nabi Ayyub Nabi Ayyub ‘alaihissalam adalah salah seorang nabi Alloh subhanahu wata’ala yang diutus ke muka …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

slot