Tak perlu diragukan lagi kelalaian seorang muslim tidak menjadikan kesalahan tersebut berpulang pada agama. Kesalahan itu kembali pada mereka sendiri, islam sungguh berlepas dari kekeliruan itu.
Rumah tangga adalah kunci kebaikan umat. Faktor utama dari kejayaan dan kemuliaan umat ini takkan baik jika manusia yang dilahirkan bukan dari hasil rumah tangga yang baik. Dan rumah tanggapun takkan baik jika kedua pasutrinya tak berperangai sesuai tuntunan Al Qur’an dan As Sunnah.
Berjuta harapan yang tersimpan di hati sang gadis, ketika hendak meniti gerbang pernikahan. Ada yang mendapatkannya, namun tak sedikit pula yang kecewa setelah menikahnya. Namun bukan berarti larut dalam kekecewaan dan mengubur harapan, harapan harus tetap ada dan disertai dengan doa dan usaha. Diantara harapan – harapan itu:
a) Aku tahu tanggung jawabmu banyak, namun tak selayaknya engkau bermuka masam ketika tiba dirumahmu. Sebagaimana sang istri yang tak layak menampakan raut muka yang kusut dihadapan suami, maka istripun berharap sebaliknya.
b) Jangan pernah meremehkan istri dengan segala tanggung jawabnya di rumah. Inilah yang tak jarang terjadi disetiap pasutri. Decak kagum sering muncul dari hatikaum Adam, manakala diceritakan yentang bidadari surga. Terkadang hal itu membuatnya lupa akan kehadiran bidadari surga yang ada di dunia ini. Yaitu wanita sholihah yang berjuang dijalan Allah, hidup penuh semangat diatas syariat Alloh . Maka iapun tak kalah mulia dengan bidadari surga.
c) Jangan pula kau limpahkan kepemimpinan dirumahmu sepenuhnya pada istri, terutama dalam pendidikkan anak.
d) Kesibukanmu diluar sana menyita waktu yang cukup banyak. namun taukah engkau para suami, keluarga juga butuh untuk diperhatikan. Maka alangkah baiknya, sepekan sekali ada majlis dalam rumahmu untuk keluargamu sendiri tentunya. Walaupun yang kau miliki adalah istri yang telah tertarbiyah. Namun ingatlah, bahwa kami tercipta dari rusukmu yang bengkok, yang harus senantiasa dibimbing agar tetap pada jalur yang benar. Kami mengakui yang suda fitrah ini.
e) Kelelahanmu diluar sana menjalani kewajiban seorang dai, juga sebagai seorang suami yang harus memberi nafkah. Semoga Alloh membalasnya dengan kebaikan yang tak terhingga. Namun tak selayaknya engkau terlalu perhitungan terhadap istri(pelit). Kepercayaan penuhpun tak ku harapkan, namun kesinambungan dapat menentramkan.
f) Sebagaimana istri yang harus bersyukur atas ni’mat atau pemberian dari suaminya. Maka janganlah kau lupa bahwa meremehkan hak istri dapat membuatnya ada dalam kesedihan yang berlarut.
g) Terakhir untuk suami yang terkasih… ingat selalu bahwa didunia ini tak ada yang sempurna, kesempurnaan hanya milik Alloh maka ketika ada cela pada istrimu janganlah kamu mengumbarnya dan jangan pula dijadikan patokan kejelekannya. Jika hal itu terbetik dalam hatimu, maka segeralah tengok adakah dirimu sesempurna yang diinginkan istrimu? Kewajiban kita untuk saling melengkapi, saling menutupi kekurangan, mengingatkan dan meluruskan.
Semoga Alloh membalas semua kebaikanmu atas keluargamu, merahmati dan memberkahi disetiap langkahmu, menjalankan kewajiban baik sebagai da’i ataupun sebagai suami. Semoga Alloh mempertemukan kita tak hanya di dunia tapi juga di surga kelak. Amin…..