Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyah, menegaskan Hamas akan membebaskan tanah Palestina dari penjajah Israel. Pernyataan Haniyah itu, disampaikannya, sebelum Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmud Abbas, secara resmi meminta PBB mengakui negara Palestina. Pemimpin Hamas menilai langkah Mahmud Abbas itu, tidak akan membawa rakyat dan bangsa Palestina menuju kemerdekaan.
Haniyah menambahkan, bahwa bangsa Palestina harus membebaskan tanah air mereka sendiri, dan tidak dengan cara meminta pengakuan di PBB. Langkah yang diambil oleh Presiden Mahmud Abbas itu, di nilai oleh pemimpin Hamas, sebagai langkah yang tidak berguna, ujarnya, hari Jumat.
PBB yang dikuasai oleh Amerika Serikat yang menjadi kaki tangan rezim Zionis-Israel tidak akan pernah selamanya memberikan hak sah rakyat Palestina. PBB hanya akan melestarikan penjajahan di tanah Palestina, tambahnya.
“Kami bangsa Palestina tidak akan meminta pengakuan negara-negara anggota PBB … Negara Palestina tidak akan pernah dibangun di atas resolusi PBB.. Amerika membebaskan tanah mereka, dan mendirikan entitas mereka,” kata Haniyeh yang memimpin pemerintahan Hamas di Jalur Gaza yang diblokade Zionis-Israel.
“Orang-orang Palestina telah melawan dan berjuang selama lebih dari 60 tahun, mempersembahkan ribuan syuhada, ribuan tahanan … demi membebaskan tanah air mereka,” tambahnya, kepada wartawan setelah shalat Subuh.”Negara Palestina tidak akan datang melalui tawar-menawar dan ini pemerasan politik,” katanya.
Sementara itu, Presiden Mahmud Abbas, secara resmi telah mengajukan permintaan menjadi anggota penuh PBB, dan mendapatkan pengakuan kenegaraan, karena hampir dua dekade pembicaraan damai dengan Israel telah gagal untuk menghasilkan sebuah perjanjian abadi.
Namun, Amerika Serikat mengatakan akan memveto setiap resolusi yang memberikan pengakuan kepada negara Palestina. Haniyeh mengatakan dengan penggunaan hak veto AS menunjukkan Abbas membuang-buang waktu dan harus berfokus pada menyelesaikan perpecahan politik dengan Hamas. “Ini adalah pilihan untuk membuat penyelesaian masalah Palestina, tidak berjalan diatas fatamorgana,” katanya.
Reuters (Redaksi-HASMI/Er).